Davino sedari tadi tidak tenang, dokter yang memeriksa Divia pun belum keluar juga, ia sangat mengkhawatirkan gadisnya itu.
Selang beberapa menit, pintu pun terbuka dan menampilkan dokter dan perawat yang memeriksa Divia.
"Dok, gimana keadaannya sekarang?" Tanya Davino pada dokter yang memeriksa gadisnya
"Pasien tidak apa apa, ia hanya terlalu syok dengan kejadian yang dialaminya" ucap dokter tersebut
"Apa bisa saya masuk skarang?" Tanya Davino lagi
"Bisa saja asalkan tidak mengganggu pasien" ucap dokter tersebut.
Davino yang mendengar itu pun langsung masuk ke dalam ruang rawat yang ditempati Divia.
Davino melihat Divia yang sedang tertidur, ia mengelus lembut pipi gadis itu yang tidak terkena luka, ia merasa sangat kacau melihat Divia yang tidak berdaya seperti ini.
Ia terus memegang erat tangan Divia yang tidak terpasang infus dan terus mengecupnya. Sampai ia merasakan ada pergerakan tangan dari gadis itu.
Perlahan Divia membuka matanya dan menemukan Davino yang sedang duduk disampingnya.
"Gue dimana?" Ucap Divia
"Lo sekarang di rumah sakit" ucap Davino pada Divia.
Perlahan ingatannya jatuh pada kejadian yang ia alami di sekolah tadi, matanya kembali berkaca-kaca saat mengingat itu, ia sangat takut.
Davino yang melihat itu lantas berdiri dan menenangkan Divia
"Lo gak usah takut, gue disini" ucap Davino menarik Divia kedalam pelukannya, gadis itu menenggelamkan kepalanya di dada bidang Davino dan memeluknya erat.
"Ya ampun nak, kamu kenapa bisa kaya gini?" Ucap Dina bunda Divia yang baru saja datang.
"Divia gak papa kok bun, bunda tenang aja" ucap Divia tersenyum meyakinkan bundanya, ia tidak ingin membuat bundanya khawatir. Dina langsung saja memeluk putrinya itu, ia takut jika putrinya kenapa napa.
"Maafin Davino bunda, ini semua salah Davino yang gak becus jagain Divia" ucap Davino menyesal pada Dina
"Gak papa nak, ini bukan salah kamu" ucap Dina tersenyum pada Davino.
"Bun, kak Delon mana?" Tanya Divia yang sedari tadi tidak melihat kakaknya itu
"Tadi katanya ada urusan yang gak bisa dia tinggal, nanti kalo urusannya udah selesai pasti dia kesini kok jengukin kamu" ucap Dina mengusap kepala Divia
"Oh iya, kamu udah makan belum?" Tanya Dina
"Belum" ucap Divia lesu
"Yaudah bunda keluar dulu mau beli makanan buat kamu. Dav, tolong jagain anak bunda bentar ya" ucap Dina setelah itu pergi meninggalkan mereka berdua.
"Dav, gue pengen pulang" ucap Divia lesu
"Gak bisa, kamu aja belum pulih" ucap Davino mengelus rambut Divia
"Aku-kamu?" Tanya Divia yang mendengar Davino berbicara memakai Aku-kamu.
"Hmm, mulai skarang manggilnya aku-kamu jangan lo-gue lagi" ucap Davino pada Divia
Sebenarnya Divia masih belum terbiasa, tetapi apa boleh buat ia akan mencobanya.
"Iyaa" ucap Divia menyetujui.
********
Hari ini Divia diperbolehkan pulang ke rumahnya, gadis itu sangat senang ketika tahu jika dirinya diperbolehkan pulang, ia sudah sangat merindukan ranjangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Prince
Ficção AdolescenteHigh rank 1 #mostwanted (08 nov 2020) 1 #coldprince (13 nov 2020) 1 #remajabaper (15 nov 2020) 1 #wattpadstory (15 nov 2020) 1 #manis (20 nov 2020) 1 #dashataraan (7 des 2020) 1 #divia (7 des 2020) 1 #davino (7 des 2020) 1 #penyayang (10 des 2020) 1...