Part 13

56.3K 3.8K 199
                                    

Happy Reading

📚📚📚📚📚📚

"Knapa diem hmm?" Tanya Davino mengelus lembut pipi Divia

"Gak dav" jawab Divia tersenyum tipis, ia masih memikirkan perkataan Davino barusan. Apakah Divia tidak salah dengar? Cowok itu dengan terang-terangan menyatakan perasaannya tanpa berpikir dampaknya pada Divia.

Gadis itu mati-matian menahan debaran jantungnya takut-takut jika cowok itu mendengarnya dan sudah seperti orang yang lari maraton, ia tidak mengerti pada dirinya sendiri, yang jelas saat Davino mengatakan itu ada euphoria tersendiri yang ia rasakan

Saat sedang asik dengan pikirannya lamunan Divia pun buyar mendengar bel masuk yang sudah berbunyi.

"Dav aku mau ke kelas dulu ya" ucap Divia pada Davino yang dibalas anggukan kepala dari cowok itu, dan setelah itu Divia pergi meninggalkan rooftop.

********

Davino❤
Maaf ya div, aku gak bisa jemput kamu soalnya ada latihan basket

Divia menghembuskan nafasnya kasar melihat pesan terakhir dari kekasihnya itu, sekarang tujuannya adalah Delon semoga saja kakaknya itu belum pulang.

Saat mau melangkahkan kakinya ke kelas Delon tiba-tiba ada seseorang yang memanggilnya. Divia pun berbalik melihat siapa yang memanggilnya, dan ternyata itu Aryan.

"Belum pulang div?" tanya Aryan pada Divia

"Belum, ini gue mau ke kelas kak Delon dulu mau pulang bareng dia" ucap Divia pada Aryan

"Dari pada lo capek capek ke sana, mending gue yang anter lo. Gimana?" tanya Aryan pada Divia.

Gadis itu takut menerima tawaran Aryan, ia tidak ingin jika Davino marah lagi padanya, ia berpikir lebih baik ia menjaga jarak dengan cowok yang ada didepannya agar tidak terjadi kesalahpahaman.

"Gak yan, gue pulang bareng kak Delon aja" ucap Divia

"Oh iya gak papa, gue duluan ya" ucap Aryan pada Divia, cowok itu sedang memakai helmnya dan tiba-tiba terhenti saat Divia kembali membuka suara.

"Yan, gue minta maaf" ucap Divia menunduk

"Minta maaf? Emang lo salah apa sama gue?" tanya Aryan tersenyum pada Divia

"Gue minta maaf atas kejadian yang menimpa lo tadi" ucap Divia yang terus menundukkan kepalanya

"Gak papa santai aja, itu juga bukan salah lo" ucap Aryan tersenyum pada Divia dan gadis itu pun mengangguk.

"Yaudah, gue duluan ya" ucap Aryan lagi dan setelah itu pergi meninggalkan Divia yang masih terdiam.

********

Tok tok tok

Terdengar suara pintu diketuk, dan masuklah Delon ke dalam kamar Divia tanpa seizin gadis itu.

"Dek?"

"Hmm"

"Drakor mulu kerjaan lo"

"Yee biarin, dari pada gue keluyuran diluar mending ngedrakor" ucap Divia ngegas

"Yaelah santai aja kali" ucap Delon pada Divia.

Seketika Divia teringat sesuatu, ia harus menanyakan hal ini pada kakaknya, karena belakangan ini Delon jarang pulang ke rumah, gadis itu tidak tau apa yang dilakukan kakaknya itu diluar sana, tapi setidaknya ia harus memikirkan juga bahwa di rumah ia masih punya Divia dan bunda.

"Kak gue mau nanya tapi jawabnya harus jujur" ucap Divia yang sudah menghadap ke arah Delon

"Mau nanya apa emang?" tanya Delon pada adiknya itu.

"Selama ini lo kmana aja kak? Knapa lo udah jarang pulang ke rumah? Apa lo udah gak sayang lagi sama gue dan bunda?" tanya Divia bertubi-tubi menatap sendu kakaknya dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

Delon yang mendengar itu lantas terdiam, ia menatap Divia dan menariknya ke dalam pelukannya.

"Ssstt lo gak boleh bilang gitu dek, mana mungkin gue gak sayang lagi sama lo dan bunda, gue mau ceritain ini sama lo tapi bukan skarang" ucap Delon lagi.

"Tapi knapa kak? Knapa gak skarang aja? Lo gak percaya sama gue?" tanya Divia yang sudah menangis dipelukan Delon.

"Gue percaya sama lo dek, tapi ini bukan saatnya gue cerita sama lo" ucap Delon menenangkan Divia

"Yaudah kak, gue tunggu lo sampe lo mau cerita sama gue" ucap Divia lagi sambil menghapus air matanya dan tersenyum tipis.

"Nah gitu dong senyum jangan nangis terus entar cantiknya ilang" ucap Delon sengaja mencairkan suasana

"Apaan sih kak" ucap Divia memutar bola matanya malas.

"Yaudah gue turun ke bawah dulu, mau nyuci motor" ucap Delon pada Divia lalu meninggalkan kamar gadis itu.

"Maaf kak, Gue harus cari tau apa yang bikin lo gak betah di rumah" batin Divia

********

Hari ini Divia tidak berangkat bersama Davino dengan alasan cowok itu pergi mengantar adiknya ke sekolah karena supir mereka tidak masuk, ia memutuskan untuk berangkat bersama Delon saja.

"Kak, gue duluan ya" ucap Divia

"Jangan lari lari lo, entar jatoh lagi" ucap Delon

"Bawel banget sih" ucap Divia ketus

"Ini demi kebaikan lo kali, lo kan hobi banget lari terus jatoh udah kayak bocah aja" ucap Delon pada adiknya itu.

"Ihh gak yaa" ucap Divia lagi, menyangkal ucapan Delon

"Yaudah masuk aja sana" ucap Delon menyuruh adiknya masuk ke kelas karena bel masuk sudah berbunyi sedari tadi.

"Inget, pulangnya barengan" ucap Divia sedikit berteriak dan hanya dibalas anggukan oleh Delon. Ia harus menyelidiki kakaknya itu, ia harus tau mengapa kakaknya jarang pulang dan tidak betah dirumah

********

Bel istirahat yang ditunggu-tunggu pun sudah berbunyi, Divia memutuskan untuk pergi ke taman belakang sekolah, gadis itu duduk di dekat bangku yang berada di samping pohon, suasana di sana terasa begitu sejuk dan membuat Divia ingin berlama-lama ditempat itu.

Divia memakai earphone nya dan mendengar lagu dari idol favoritnya yaitu BTS. Ia menutup matanya dan bersenandung kecil di sana sambil mendengar lagu BTS yang berjudul Dynamite

Cos ah ah i'm in the stars tonight

So watch me bring the fire and set the night alight

Shoes on get up in the morn
Cup of milk let's rock and roll

King ong kick the drum rolling on like a rolling stone

Sing song when i'm walking home
Jump up to the top LeBron

Ding dong call me on my phone
Ice Tea and a game of ping pong

Divia tidak menyadari bahwa ada seseorang yang sedari tadi memperhatikan dirinya yang sedang menyanyi, orang itu pun melangkahkan kakinya mendekati Divia dan setelah itu duduk di samping gadis itu.

Divia yang merasakan ada seseorang yang duduk di sampingnya pun langsung membuka matanya, ia terkejut melihat Davino yang sudah berada di sampingnya

"Dav, sejak kapan kamu disini?" tanya Divia pada Davino

"Sejak kamu nyanyi" ucap Davino tersenyum tipis melihat gadis itu

Divia pun menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, ia merasa canggung karena Davino yang sedari tadi menatapnya

"Ke..kenapa dav?" tanya Divia sedikit gugup pada Davino

"Suara kamu bagus" ucap Davino berbisik dan tersenyum tipis setelah itu mengacak gemas rambut Divia.

My Cold PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang