Part 8

74.6K 5.2K 174
                                    

Happy Reading

Setelah insiden tadi, Davino mengantar gadis itu pulang ke rumahnya, selama perjalanan mereka hanya ada keheningan saja.

Davino tidak menyangka kalau jadinya akan seperti ini, ia sungguh menyesali perbuatannya yang membuat gadisnya itu merasa takut.

Gadis itu langsung saja turun setelah sampai di pekarangan rumahnya, tetapi terhenti karena Davino menarik lengan gadis itu dan membuatnya kembali terduduk di dalam mobil Davino.

"Maafin gue" ucap Davino. Ya baru kali ini Divia mendengar seorang Davino meminta maaf. Sebelumnya ia hanya acuh saja jika berbuat kesalahan pada orang lain dan seakan-akan itu bukan kesalahannya.

Divia yang mendengar pun hanya menghembuskan nafasnya kasar dan membuka bicara.

"Makanya lain kali tanya dulu, jangan langsung main pukul aja kan kasian Alvin nya" ucap Divia dengan lesu.

"Maaf, gue gak tau kalo dia spupu lo" ucap Davino lagi dengan tatapan sendunya, tidak ada lagi tatapan tajam yang ia berikan, mungkin karena rasa bersalahnya pada Divia.

Divia yang mendengar pun menganggukkan kepalanya, setelah itu tangan Davino terulur memegang tangan Divia dan mengelusnya lembut sambil tersenyum tipis ke arah gadis itu.

********

Bel sedari tadi sudah berbunyi pertanda pembelajaran akan dimulai, murid-murid pun sudah stay di dalam kelas masing-masing, tetapi berbeda dengan Divia.

Divia hari ini datang terlambat karena saat dalam perjalanan menuju sekolah taxi yang ia tumpangi terjebak macet sehingga membuat dirinya terlambat sepuluh menit.

Ia tidak berangkat bersama Delon, karena cowok itu sedang ada piket dan ulangan harian yang mengharuskan ia datang lebih cepat dari biasanya.

Divia pun sampai didepan gerbang
"Pak bukain pintunya dong" ucap Divia pada satpam sekolah.

"Waduh, terlambat ya neng?" Ucap pak satpam dan membuka gerbang untuk Divia.

"Iya pak, makasih ya" saat Divia ingin meninggalkan tempat itu, pak satpam kembali berbicara.

"Nanti ketemu pak Malik aja neng, dia lagi ngehukum anak anak yang terlambat" ucap pak satpam

Habis lah Divia, pak Malik adalah guru BK yang termasuk killer di SMA Antariksa, dalam hati ia terus berdoa semoga hukumannya nanti tidak terlalu berat.

Divia menghembuskan nafas kasar saat sampai didepan ruangan pak Malik dan dengan perlahan mengetuk pintu yang ada didepannya itu.

"Masuk" ucap pak Malik dari dalam

Divia pun masuk dengan wajah yang masih menunduk

"Kamu terlambat lagi?" tanya pak Malik pada Divia

"Iya pak, abisnya tadi kejebak macet hehe" ucap Divia cengengesan

"Alasan aja kamu" ucap pak Malik sambil memukul meja didepannya

"Gak pak, suer Divia gak boong kok" ucap Divia sambil mengangkat dua jarinya membentuk huruf V

"Gak usah ngeles, kamu saya hukum hormat di depan tiang bendera sampai jam istirahat" ucap pak Malik

"Yah pak jangan dong"

"Gak ada bantahan atau hukuman kamu saya tambah" ucap pak Malik penuh penekanan yang membuat Divia menelan salivanya dengan susah payah.

Skip

Disini lah Divia sekarang, ia sedang menjalani hukuman dari pak Malik yaitu hormat didepan tiang bendera, entah sudah berapa lama ia berdiri disana, bel istirahat yang ditunggu pun juga belum berbunyi sedari tadi, keringatnya mulai bercucuran di dahinya, kepalanya juga terasa begitu pusing, kakinya sudah tidak bisa menopang tubuhnya lagi dan selang beberapa menit ia pun kehilangan kesadarannya.

My Cold PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang