Part 25

40.5K 2.6K 55
                                    

Tok tok tok

Davino sedari tadi terus mengetuk pintu kamar Divia namun tidak ada respon dari dalam.

"Div, tolong bukain pintunya" ucap Davino dari luar.

"Kamu lanjutin aja, aku mau sendiri disini" ucap Divia dari dalam

"Gak mana bisa aku tinggalin kamu sendiri" ucap Davino lagi. Ia sungguh menyesal karena tidak sengaja membentak gadis itu, bukan apa-apa tapi dirinya sangat khawatir, ia tidak ingin Divia kenapa-kenapa, sungguh ia merasa tidak becus menjaga Divia, anggaplah ia berlebihan tapi memang itu yang dirasakan Davino sekarang.

"Sayang, aku minta maaf, aku gak sengaja bentak kamu, abisnya kamu bikin aku khawatir" ucap Davino sambil terus mengetuk pintu Divia.

Selang beberapa menit, gadis itu keluar dengan mata sembab, Davino yang melihat itu lantas menarik Divia ke dalam pelukannya.

"Maafin aku" ucap Davino lagi, ia benar-benar tidak bermaksud untuk membentak gadis itu, hanya karena ia khawatir ia spontan membentak gadisnya itu.

"Kamu emang bener, aku cuma nyusahin kamu aja" ucap Divia lalu melepaskan pelukannya, ia terus menunduk.

"Kamu gak nyusahin. Aku minta maaf, aku gak sengaja bentak kamu karna aku khawatir sama kamu" ucap Davino lalu memeluk gadis itu, ia merasa Divia mengangguk di pelukannya dan membuatnya tersenyum.

"Yaudah, kalo gitu kita keluar, yang lain udah nungguin" ucap Davino tersenyum lalu dibalas dengan anggukan dan senyuman dari Divia.

Mereka pun melangkahkan kakinya ke arah pantai, dan benar saja di sana sudah ada Lisa, Raka, Clara dan Rian.

"Lama banget sih kalian" ucap Clara dengan bibir yang maju beberapa senti.

"Hehe maaf ra" ucap Divia cengengesan lalu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, hanya karena dirinya semua rela menunggu, membuat dirinya jadi tidak enak pada mereka.

"Yaudah kita makan dulu, ini gue udah laper banget" ucap Lisa, yang terus menggandeng lengan Raka, membuat Clara yang melihatnya memutar bola matanya malas melihat kemesraan mereka.

"Tolong ya, kalian jangan pamer keuwuan di sini, kasian tau yang jomblo" ucap Clara lagi yang melipat kedua tangannya di dada.

Lisa dan Raka memang sudah berpacaran, dan mereka sudah menjalani hubungan selama dua minggu, awalnya Lisa akan menceritakan ini pada dua sahabatnya, namun ia urungkan karena keadaan Divia waktu itu tidak memungkinkan, dan tidak mungkin juga ia menceritakan hal ini sendiri pada Clara, rasanya ada yang kurang jadi ia memutuskan untuk menunggu waktu yang pas untuk menceritakan hubungannya pada Divia dan Clara.

"Itu Rian lo anggap apa?" ucap Lisa yang membuat Clara melotot kan matanya.

"Ih najis gue sama kuda nil" ucap Clara menatap sinis Rian.

Rian yang tidak terima dibicarakan seperti itu pun membalas.

"Eh enak aja, gue juga gak mau ya sama ondel ondel kaya lo" ucap Rian tak kalah sinis.

"Hati hati yan, ra. Entar kemakan omongan sendiri" ucap Divia tersenyum

"GAK AKAN" ucap mereka bersamaan.

"Eh apaan lo ikut ikutan" ucap Clara menunjuk Rian

"Lo yang duluan ngikutin gue" ucap Rian menyentil jidat Clara dengan pelan.

"Ihh awas lo ya" teriak Clara membuat Rian berlari tak tentu arah dan tak lupa Clara yang mengekor di belakangnya, jadilah mereka saling kejar-kejaran.

********

Hari ini mereka akan pergi ke restoran untuk mengisi perut mereka yang kosong, sesampainya di restoran lagu Blackpink - Lovesick Girls mengalun indah ditelinga mereka, Divia yang notabenenya K-popers terlihat begitu antusias mendengar lagu itu.

"Anjir lagu kesukaan gue" ucap Divia yang terlihat bersenandung kecil.

"Gak boleh ngomong kasar div" ucap Davino menatap tajam Divia.

"Hehe maaf" ucap Divia dengan cengiran khasnya yang dibalas anggukan kepala dari Davino.

"Kamu pesen apa?" tanya Davino sambil melihat menu.

"Terserah kamu aja" ucap Divia mengalihkan pandangannya dari Davino.

Pesanan mereka pun sudah datang tetapi gadis itu sedari tadi hanya fokus dengan pemandangan yang sungguh indah dari luar kaca restoran, membuat gadis itu tak henti-hentinya tersenyum, ia merasa sangat senang bisa ke bali bersama sahabat dan kekasihnya Davino, ia tidak akan pernah melupakan momen-momen manis saat berada di sini.

"Liatin apa hmm?" tanya Davino lembut yang sedari tadi memperhatikan Divia.

"Pemandangannya indah ya dav" ucap Divia tersenyum dan menatap Davino yang juga tersenyum menatap dirinya.

Davino mendekatkan wajahnya pada Divia, tambah dekat dan semakin dekat sehingga wajah mereka tinggal satu senti lagi akan bertemu, Divia refleks menutup matanya membuat Davino tersenyum melihat tingkah lucu gadis itu.

"Tapi, gak seindah kamu" ucap Davino berbisik ditelinga Divia, yang membuat gadis itu membuka matanya dengan pipi yang sudah merona seperti kepiting rebus, dengan cepat ia menjauhkan wajah Davino dan mengalihkan pandangannya dari cowok itu.

"Mikirin yang aneh hmm?" tanya Davino menahan tawanya, ia sengaja menggoda Divia dengan pertanyaan seperti itu.

"Ihh apaan sih dav" ucap Divia mengerucutkan bibirnya kesal, Davino yang melihatnya tak mampu menahan tawanya lagi, ia bahkan tidak menyadari bahwa di sini masih ada para sahabatnya yang melihatnya.

"Hahaha muka kamu lucu banget" ucap Davino yang masih tertawa, Divia yang melihat itu pun tersenyum, ia sibuk memperhatikan pahatan sempurna di wajah Davino, ketampanannya benar-benar bertambah dua kali lipat saat sedang tertawa seperti itu.

Prok prok prok

Lisa tercengang lalu beberapa detik ia bertepuk tangan saat melihat Davino tertawa, membuat tawa Davino seketika berhenti, dan beralih mereka yang menatap Lisa.

"Sumpah Dav, ini pertama kalinya gue liat lo ketawa lepas kaya gitu" ucap Lisa yang masih tercengang melihat ke arah Davino.

Davino yang mendengar itu langsung saja merubah ekspresinya menjadi datar sedatar datarnya.

"Yaelah sa, aku kira juga knapa" ucap Raka yang berada di samping Lisa.

"Hehe maaf" ucap Lisa dengan cengiran khasnya.

"Dav, jangan pelit pelit senyum kali sama kita" ucap Clara yang dibalas deheman dari Davino.

"Kita? Lo aja kali" ucap Rian memutar bola matanya malas.

"Diem lo" ucap Clara lagi pada Rian

"Suka suka gue dong" ucap Rian pada Clara lalu kembali menyantap makanannya.

"Dasar lo kadal" ucap Clara pada Rian dengan sinis, tetapi entah kenapa gadis itu terus memperhatikan Rian dalam diam, dan sialnya Rian menyadari itu.

"Fix lo suka sama gue" ucap Rian enteng, ia tau bahwa gadis itu diam-diam memperhatikannya, saat Clara mendengar ucapan dari Rian ia pun gelagapan sendiri.

"Eh lo gila ya, tiba tiba bilang gue suka sama lo, emang lo siapa, ihh najis deh gue bisa suka sama kadal kaya lo" ucap Clara sinis pada Rian dengan kedua tangan yang ia lipat di dada.

"Santai aja kali, orang cuma becanda juga" ucap Rian yang kembali fokus pada makanannya, Clara yang mendengar itupun mengalihkan pandangannya dari Rian.

My Cold PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang