08~Koma

29.2K 1.8K 53
                                    

Anyeong gais❤

Happy Reading!

°°°°°°°°°°°°

Saat mereka masih menatap kosong pintu didepan. Tiba-tiba pintu tersebut terbuka.

Cklek

'Keluarga pasien?' Ucap dokter.

'Saya mamah nya dok. Ada apa?' Tanya mamah Dira dengan tidak sabaran.

Sebenarnya Dini tadi ingin bertanya namun sudah terpotong oleh Dira dan dia pun harus bisa memaklumi bahwa mereka pun masih belum tentu diakui oleh Ara sebagai keluarganya.

'Pasien tadi terlalu banyak mengeluarkan darah, untungnya stok darah yang sesuai dengan pasien masih ada. Dan saya ingin bertanya, apakah pasien sebelum dibawa kesini mengalami kekerasan?' Pertanyaan dokter pun membuat mereka terkejut.

'Kekerasan dok?' Tanya Kevin dan dokter pun mengangguk.

'Banyak luka lebam di tubuh pasien.' Jelas dokter.

'Apa dok? luka lebam?!' Tanya Ano yang lagi-lagi dibalas anggukan oleh dokter.

'Iya dan itu tidak sedikit. Tapi tenang saja saya sudah mengobatinya. Namun, karena benturan yang keras dikepalanya membuat pasien...' ucapan dokter pun menggantung karena ia ragu untuk memberitahukan hal ini.

'Lanjutkan dok.' Ucap Rian dengan dingin dan membuat dokter pun dibuat gemetar untuk melanjutkan ucapannya.

'Pasien koma.'

Degg ...

Karena ucapan dokter itulah membuat Dira, Dini, dan Fira langsung pingsan. Dan mereka bertiga langsung dibawa ke ruang rawat untuk mendapatkan perawatan.

'Kapan dia bangun dok?' Tanya Alde dengan lirih.

'Saya tidak tahu pasti kapan pasien akan terbangun. Karena, hal seperti ini tidak bisa kami prediksi tuan.' Jelasnya.

'Lalu apakah kami bisa menjenguknya?' Tanya Rey.

'Bisa. Saya pindahkan dulu pasien ke ruang rawat. Jika ingin menjenguknya diharapkan jangan terlalu ribut.' Ucap dokter itu.

'Baik dok. Bawa ke ruang rawat VVIP saja.' Ucap Rian.

'Baik Tuan.' Ucap dokter itu lalu berlalu untuk memindahkan Ara ke ruang rawat.

Disana semua orang dapat melihat bagaimana kondisi Ara yang menyayat hati mereka semua.

Disinilah mereka, didepan pintu ruang rawat yang ditempati Ara.

Hingga datanglah Fira, Dini, dan Dira.

Hingga mereka pun sepakat untuk masuk bersama-sama dengan syarat tidak berisik dan jika ingin berbicara untuk menunggu giliran.

Setelah mereka semua masuk, mereka pun langsung duduk di sofa yang tersedia.

Lama terdiam, akhirnya Fira dan Ano beranjak lebih dulu menuju brankar Ara.

'Hiks... hiks... No gue hiks... gue ga kuat hiks... liat Ara hiks... kaya gini hiks...' Ucap Fira dengan Ano disampingnya yang dengan setia mengelus lembut punggung Fira berusaha menenangkan Fira.

'Lo harus kuat demi Ara.' Ucap Ano.

Mereka pun sampai di sanping Ara. Fira pun langsung duduk di kursi samping brankar dan memegang tangan Ara sedangkan Ano berdiri disamping Fira.

'Ra hiks... bangun Ra hiks... gue hiks... gue kangen lo hiks.'

'Sutt di depan Ara harus sopan gaboleh lo gue nanti Ara marah.' Peringat Ano dengan mata berkaca-kaca.

Very Possesive BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang