Selamat Membaca ❤❤
°°°°°°°°°°°°°°°°
Setelah kepergian Ara dari meja no.17. Kedua laki-laki itu pun saling bertatapan.
'Bang itu dia? Iya kan?' Tanya Rion kepada laki-laki dihadapannya yang dia sebut abang.
'Abang juga merasakannya. Kalau itu dia.' Ucap Rian kepada Rion.
Ya, lelaki dewasa tadi adalah anak pertama dan kedua dari Mahendra dan Andini Pratama.
Mereka, memang sengaja datang ke tempat yang dikelola mommy nya untuk memantau keadaan cafe disaat mommy nya tidak ada di cafe.
Namun, ternyata dia malah menemukan seseorang yang mirip dengan gadis kecil mereka yang selama ini mereka cari.
'Lalu, kita harus apa Bang?' Tanya Rion.
'Abang ingin membawanya pulang saat ini juga.' Jawab Rian dengan bersungguh-sungguh.
'Tapi dia pasti tidak mau bang.' Seru Rion.
'Kenapa tidak?' Jawab Rian dengan tampang yang menahan emosi ketika membayangkan gadis kecilnya tidak mau dibawa pulang.
'Dia pasti tidak akan percaya sama kita Bang. Tidak ada bukti apapun selain foto masa kecil dia. Namun itu tidak akan berguna sebelum kita melakukan tes DNA untuk memperkuatnya.' Jelas Rion yang membuat sang kakak Rian berpikir dan benar juga apa yang dikatakan adiknya itu.
'Okey. Abang akan suruh orang kepercayaan Abang untuk mencari tau tentang dia.'
'Hemm itu lebih bagus. Tapi apa abang tau namanya?' Tanya Rion yang dibalas gelengan oleh Rian.
Seketika Rion menepuk jidatnya. Kenapa abang nya ini bodoh sekali sih? Pikirnya.
'Lalu kalau kau tidak tau namanya. Bagaimana mereka bisa mencari tau tentangnya?' Geram Rion.
Rion berpikir keras mencari cara bagaimana caranya agar dia dapat mengetahui nama gadis itu yang mungkin saja dia adalah orang yang selama ini mereka cari. Gadis kecilnya, adiknya, dan princessnya.
Hingga suatu ide terlintas di otak pintarnya ini.
'Pelayan.' Panggil Rion hingga membuat salah satu pelayan yang dekat dengan mejanya langsung menghampirinya.
'Ya tuan.' Ucapnya dengan sopan.
'Panggilkan pelayan yang tadi mengantarkan makanan ke meja kami.'
'Baik tuan.' Setelah itu pelayan itu pun mencari dan memanggil seseorang untuk menghampiri mereka.
'Siapa tadi yang mengantarkan makanan ke meja no.17?' Tanya pelayan tadi.
'Ara kak. Kenapa?' Tanya Ara yang kebetulan baru sampai ke belakang setelah tadi selesai mengantarkan mereka.
'Kamu di panggil lagi oleh mereka.' Ucap pelayan tadi menyampaikan maksudnya.
'Hah? Kenapa? Ada masalah?' Tanya Ara dengan rasa takut. Takut jika dia melakukan kesalahan dan akan dipecat hari ini.
'Masa baru seminggu kerja udah di pecat sih' batin Ara.
'Aku nggak tau Ra. Coba samperin aja dulu.' Usulnya.
'Baiklah.' Arapun menghampiri mereka dengan perasaan was-was dan gemetar karena rasa takut yang sedari tadi hinggap tidak hilang-hilang.
'Permisi Mas. Apa kalian memanggilku?' Ucap Ara ketika dia sudah tiba di meja no.17.
Dan mereka pun serentak melihat Ara dengan tatapan kerinduan dan sebuah harapan besar disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Very Possesive Brother
Storie breviDilarang mendekat untuk PLAGIATERS. °°°°°°°°° Hidup selama 13 tahun bersama keluarganya ini jauh dari kata bahagia dan harmonis. Gadis lucu nan cantik ini setiap harinya diisi oleh rasa sakit baik fisik maupun mental oleh keluarganya. Namun, suatu...