38~Sadar

14.4K 947 20
                                    

"Eungh"

Suara lenguhan seseorang membuat mereka memusatkan perhatian kearah dimana Ara berada.

Secara perlahan Ara membuka matanya yang terasa berat. Pertama kali yang ia lihat adalah sama-samar berwarna putih. Namun saat ingin memfokuskan pandangannya hanya pusing yang didapat oleh Ara membuat dia meringis.

''Aws''

''Sayang kenapa?'' Tanya Dini yang mendenar ringisan sang anak. Yang lainnya pun ikut menghampiri

''Pusing Mom.'' Rengek Ara yang sudah menangis.

''Panggil dokter cepat!'' Titah Mahen kepada siapapun yang ada diruangan itu.

Farhan yang mendengar itu pun langsung keluar memanggil dokter dan suster.

''Cepat dok cepat!'' Teriak Farhan diluar sana.

Dokter dan suster yang mendengar teriakan cucu pemilik rumah sakit ini pun segera berlari tidak mau kena amukan sang pemilik rumah sakit.

Dokter pun langsung memeriksa keadaan Ara dengan hati-hati karena tidak mau terjadi kesalahan yang mengakibatkan dia kehilangan pekerjaan di rumah sakit ini.

''Saya sudah memberi obat pereda sakit di kepalanya. Menurut saya rasa pusing ini karena efek benturan dan gesekan pada kepalanya. Jika nanti nona merasakan sakit lagi segera panggil saya.'' Jelas dokter itu.

''Tapi ini tidak fatal bukan dok?'' Tanya Putri.

''Syukurnya hal ini tidak sampai tahap yang fatal. Rasa sakit ini hanya efek samping saja. Nanti juga akan hilang.'' Jelas dokter itu lagi membuat semua menghela nafas lega.

''Baik dok terimakasih.'' Ucap Dini dengan nafas lega.

''Sama-sama. Kalau begitu kami pamit dulu tuan nyonya.'' Ucap dokter itu lalu keluar diikuti oleh para suster yang sedari tadi membantunya.

''Mommy.'' Lirih Ara yang sekarang sudah bisa memfokuskan pandangannya.

''Iya sayang? Ada apa? Butuh apa?'' Tanya Dini beruntun.

''Ha..us.'' Ranti yang mendengar itupun segera memberikan gelas yang berisi air minum kepada Dini.

''Makasih Ma.'' Ucap Dini kepada Ranti.

''Gimana sayang masih sakit?'' Tanya Mahen dengan mengelus kepala Ara lembut.

''Nggak Daddy. Ara udah gak apa-apa hanya masih lemas saja.'' Lirih Ara. Memang saat ini Ara masih lemas mungkin efek obat tadi atau memang tenaga nya sudah terkuras banyak.

''Hiks.. hiks.. Ara maafin Fira hiks..'' Tangis Fira pecah.

''Eh eh Fira kenapa. Fira nggak salah apa-apa kok.'' Ucap Ara meski masih lemas terdengar dari suaranya.

Fira pun berjalan mendekat kearah Ara ketika diperbolehkan oleh Dini. Sedang yang lain hanya melihat akan apa yang dilakukan Fira ini.

''Maaf hiks.. tadi Fira gak bisa cegah mereka hiks..'' Gumam Fira saat mereka sudah berpelukan.

''Fira gak salah. Mereka aja yang ngebet pengen narik Ara. Mereka kan fans Ara jadi gitu.'' Canda Ara membuat mereka semua terutama Fira terkekeh geli.

''Gimana bisa fans kaya gitu.'' Celetuk Ano.

''Ish No masa masih gak ngerti sih. Hatters itu ya fans tertunda. Mereka benci sama Ara berarti mereka suka sama Ara. Kurang baik mana lagi mereka sebagai fans.'' Kekeh Ara.

''Baik ndasmu.'' Ketus Ano. Yang dibalas cengiran oleh Ara.

Akhirnya suasana pun semakin mencair dengan Ara yang sudah bisa diajak bercanda.

''Eh eh Ra tau gak kalau pop mie dibawa ke bioskop bisa jadi pop corn.'' Celetuk Rey yang bukan hanya membuat Ara melihatnya namun semua yang diruangan itu melihat kearah Rey.

''Mana bisa bambang keburu telat.'' Celetuk Ano yang sama-sama gesrek seperti Rey membuat mereka tertawa.

''Emang bisa bang? Kalau bisa nanti Ara ke bioskop bawa pop mie siapa tau jadi pop corn. Lagian lebih murah pop mie daripada pop corn.'' Ucap Ara dengan polos membuat mereka gemas.

''Ikan hiu makan terasi.'' Ucap Zidan.

''CAKEP.''

''Niatnya ngelucu eh malah emosi. Bahahahhahaa.''

''EAA.'' mereka pun tertawa bersama ketika sudah menistakan Rey. Sedangkan Rey hanya bisa mengelus dada nya bersabar.

''Ikan cupang makan spons
IRI BILANG BOS.'' ucap Rey dengan ngegas diakhir.

''Nyenyenye." ucap Satria membuat mereka semua tanpa terkecuali semakin tertawa.

''Rey ganteng Rey sabar.'' Ucap Rey sambil mengelus dada. Namun saat Rey melihat kearah teman-temannya mereka seakan-akan sedang muntah mendengar hal itu.

Punya temen kok laknat semua ya. Batin Rey dramatis.

''Kalian kenapa sih suka banget nistain babang Rey yang ganteng tiada tara ini?'' Ucap Rey dramatis lagi.

''Rey udah minum obat?'' Tanya Davin membuat semua orang bingung. Memang Rey sakit apa? Jika parah mereka akan meminta maaf sudah menyakitinya tadi. Batin mereka semua.

''Obat? Obat apaan?'' Tanya Rey yang sama bingungnya dengan yang lain.

''Kan otak Rey geser ya. Nah sekarang lagi kambuh. Perlu Davin beliin lagi biar ga makin parah menjurus gila?'' Ucap Davin polos dan menahan tawanya. Sedangkan yang lain sudah tidak bisa menahan tawanya sedangkan Rey semakin kesal.

''Raaa babang Rey dinistain mulu disini.'' Keluh Rey kepada Ara dan langsung menghampiri Ara membuat mereka mendelik tak percaya.

''Sabar ya bang. Muka babang muka muka minta dinistain sih.'' Ucap Ara dengan muka polos membuat Rey tak percaya atas apa yang anak polos ini katakan. Yang lain pun semakin tidak bisa menahan tawanya.

''Hahaha ya allah Bang maafin Ara tapi abang lucu mukanya kalau udah dinistain gini. Hahaha.'' Tawa Ara semakin pecah membuat Rey semakin mendengus kesal.

''Maaf ya bang.'' Ucap Ara lagi dengan sungguh-sungguh setelah tawanya reda. ''Ara cuman bercanda kok. Bang serius! duarius malahan.'' Ucap Ara dengan tangan diangkat membentuk V.

''Iya abang maafin. Tapi buat mereka gak ada kata maaf.'' Sinis Rey diakhir kalimat dengan memandang teman-temannya.

''Oh nantangin nih.'' Ucap Alde dengan baju ditangan digulung keatas seakan ingin bertarung.

''Ayo sini kalau berani. Lo mundur gue maju! Lo maju gue lari!'' Ucap Rey lantang dengan cengiran membuat mereka semua tertawa dan geleng-geleng kepala. Ternyata ada yang lebih bobrok dari Alde dan Zidan. Pikir Adrian dan Mahen.








°°°°°°°°°°°°°°

Woah gimana nih ceritanya? Garing ga? Wkwkwk

Karena aku lamaaaaaaa bangeett up nyaaa jadiii aku douple up! Seneng ga nih??? Wkwkwk

Bye byeee see you next chapter!! ❤️

Very Possesive BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang