Hepwi Reading! ❤
°°°°°°°°°°°
''Ara .... ''
''Ara akan ikut kalian.'' Ucap Ara dengan lugas yang membuat semua orang disana tersenyum. ''Tapi ...'' lanjut Ara menggantung membuat senyum mereka seketika luntur.
''Tapi kenapa princess?'' Tanya Rian yang sedari tadi diam saja. Ah bukan hanya Rian tapi semuanya kecuali Daddy, Mommy nya dan sang Kakek yang sedari tadi berbicara.
''Emm Ara takut. Kalian ... mereka .. '' lirih Ara dengan menunduk.
Semua orang tahu bahwa Ara trauma dan tugas mereka adalah menghilangkan rasa trauma Ara.
Mereka pun sebelumnya sudah berencana selama Ara di rawat dirumah sakit ini, mereka akan mendatangkan psikolog yang ahli untuk menghilangkan traumanya.
''Kami berbeda dengan mereka. Lihat kami, kami disini karena kami menyayangimu.'' Ucap Adrian Kakak dari Mahen.
Seketika Ara pun mengangkat kepalanya dan dia melihat bahwa mereka semua memang menyayanginya. Itu semua terlihat jelas dari mata mereka yang menyiratkan sebuah kasih sayang dan kerinduan.
''Jadi apakah kamu mau ikut bersama Mommy?'' Tanya Dini setelah lama mereka terdiam.
''Mo .. mommy'' Lirih Ara yang membuat Dini langsung berlari dan memeluk Ara dengan erat.
''Iya sayang ini Mommy. Mommy kamu.'' Lirih sang mommy.
''Ini Mamih sayang.'' Ucap Mamih Putri.
''Mamih?'' Tanya Ara yang dibalas anggukan oleh sang Mamih yang langsung memeluknya.
Bukan hanya mereka berdua tapi semuanya bergantian memeluk Ara dengan ucapan-ucapan yang menenangkan dan meyakinkan Ara bahwa mereka tidak akan berlaku kasar kepada Ara seperti mereka.
''Kenalkan mereka adalah abang-abangmu.'' Ucap Mommy Dini mengenalkan anak laki-laki nya kepada Ara.
''Abang? Sebanyak ini?'' Tanya Ara polos membuat mereka semua yang disana terkekeh gemas.
''Iya Abang. Kenalkan diri kalian dulu.'' Ucap Daddy Mahen.
''Kenalkan aku Aldrian Pratama anak pertama dari Daddy Mahen dan Mommy Dini jadi aku adalah kakak kandungmu. Kamu bisa panggil abang, Bang Rian.'' Ucap Rian tersenyum lembut.
''Bang Rian.'' Beo Ara yang dibalas pelukan oleh Rian
''Hai sweety. Aku abang mu yang kedua anak pertama dari Papih Adrian sama Mamih Putri, nama abang Farhan Pratama panggil aja bang Farhan.'' Jelas Farhan.
''Boleh Ara panggil abang Bang Par atau Bang Papar?'' Tanya Ara polos.
''Kok Papar Ra?'' Tanya Kevin yang sedari tadi diam.
''Biar beda dari yang lain hehe.'' Jawab Ara dengan cengiran. Yang membuat semua orang merasa gemas disana.
''Abang namamya Arion Pratama. Panggil Bang Rion aja.''
''Panggil Bang Ion boleh?''
''Boleh banget sayang.''
''Aku bang Satria Pratama.'' Ujarnya dengan senyum lembut.
''Nah aku adalah Zidan Pratama. Laki-laki terganteng di keluarga Pratama ini.'' Ucap zidan dengan pd nya membuat semua orang menatap malas kearahnya.
''Kamu pasti sudah tau dengan kita kan sweety?'' Tanya Alde. Dan dijawab anggukan oleh Ara.
''Kak Alde dan Kak Bara. Right?''
''Yes right babe.'' Jawab Bara dengan semangat.
Setelah perkenalan selesai mereka pun berbincang-bincang tidak lupa dengan Kevin yang selalu disisi Ara.
Entah kenapa saat ini Ara tidak mau jika berjauhan dengan Kevin yang tentu saja hal itu membuat Kevin senang.
''Sayang. Itu kasian Kevin nya laper. Kamu sama abang aja ya?'' Ucap Bang Rian yang sedari tadi merasa panas akan kedekatan sang adik dengan sahabatnya ini.
Ah lebih tepatnya semua abang nya.
''Kepin laper?'' Tanya Ara kepada Kevin.
''Nggak.'' Jawab Kevin santai. Kevin tau kalau abang nya Ara sedari tadi menatap dia tajam. Namun apa peduli dia, yang penting dia bisa didekat Ara.
''Nggak Bang. Kepin nggak laper katanya. Abang kali yang laper.'' Polos Ara membuat para orang tua Pratama terkekeh melihat mereka.
Rian pun hanya mendengus. Caranya gagal.
''Pin aku kapan pulang?'' Tanya Ara dengan bisik-bisik.
''Nanti kita tanya dokter ya.'' Jawab Kevin dengan lembut.
''Kamu kenapa sayang?'' Tanya Daddy Mahen ketika melihat raut wajah sang anak.
''Emm nggak Dad. Hehe.'' Jawab Ara canggung.
Ya, meski Ara akan ikut dengan mereka, namun rasa canggung masih melingkup dengan jelas.
Mereka semua yang mendengar jawaban Ara pun hanya menatap Ara dengan sendu. Ternyata Ara belum bisa menerima kami sepenuhnya. Pikir mereka
''Kalian kenapa? Apa kata-kata Ara menyakiti kalian?'' Tanya Ara ketika menyadari tatapan mereka semua.
''Kami gapapa sayang. Kamu yang kenapa?'' Tanya Oma Ranti.
''Emang Ara kenapa Oma?'' Tanya Ara bingung.
''Kamu ada yang ditutupi?'' Tanya nya lagi.
''Apa yang ditutupi Oma?'' Kali ini semua orang disana bingung. Kenapa adik, anak, dan cucu nya ini sangat-sangat polos mendekati telmi.
''Maksud Oma itu. Kamu ada yang ditutupi dari mereka itu kamu masih nyembunyiin sesuatu. Belum berani jujur sama mereka.'' Jelas Kevin dengan sabar.
''Oohhh iya iya.'' Jawab Ara dengan anggukan.
''Ngerti?'' Tanya Kevin memastikan.
''Nggak hehe.'' Dibalas cengiran oleh Ara, tidak lupa semua yang ada disana menepuk jidat mereka.
''Huft. Kamu kan tadi nanya ke aku kamu kapan pulang. Kenapa disaat Daddy kamu tanya, kamu ga bilang kalau kamu pengen pulang?'' Jelas Kevin. Sabar Vin sabar.
''Ooohhh. Ya Ara nggak enak aja sama Om eh Daddy.'' Jelas Ara lirih.
''Nggak usah nggak enak. Kami ini keluarga kamu. Kamu nganggep kami keluargamu kan nak?'' Tanya Adrian dengan lirih.
''Eh nggak, maksud Ara nggak gitu. Ara udah anggep kalian keluarga Ara kok. Ara cuman masih canggung aja sama kalian.'' Jelas Ara dengan cepat.
''Jangan gitu lagi ya sayang.'' Ucap Mommy Dini dengan lembut memberi pengertian kepada anaknya ini.
''I.. iya Mom. Maafin Ara ya." Ara pun menundukkan kepalanya karena merasa sangat bersalah kepada keluarganya.
''Hey. Jangan menunduk. Liatlah kami tidak apa-apa.'' Ucap Farhan dengan menaikkan dagu Ara dengan pelan.
Ya, setelah tadi Farhan melihat Ara menundukkan kepalanya, ia pun langsung menghampiri Ara dan memberi penjelasan bahwa mereka semua tidak apa-apa.
Mereka pun berharap setelah ini Ara tidak akan canggung lagi dengan mereka dan bisa menerima mereka sepenuhnya sebagai keluarganya.
°°°°°°°°°°°°
Mohon maaf kalau kependekan idenya muncul cuman segini😆Vote comment jangan lupa! ❤😙
KAMU SEDANG MEMBACA
Very Possesive Brother
Short StoryDilarang mendekat untuk PLAGIATERS. °°°°°°°°° Hidup selama 13 tahun bersama keluarganya ini jauh dari kata bahagia dan harmonis. Gadis lucu nan cantik ini setiap harinya diisi oleh rasa sakit baik fisik maupun mental oleh keluarganya. Namun, suatu...