14~Keluarga

24.4K 1.6K 8
                                    

Ara POV

Entah kenapa aku tidak ingin terbangun dari tidur ini. Sangat nyaman sekali dengan usapan tangan ini.

Aku tahu yang mengusap kepala ku ini Kevin. Aku tidak tahu perasaan apa ini, tapi aku suka jika diperlakukan seperti ini, aku nyaman dekat dengannya.

Aku pun perlahan membuka mataku dan yang pertama kulihat wajah Kevin dengan senyuman lembutnya.

''Udah bangun? Ada yang sakit?'' Tanya Kevin lembut.

Aku pun menggeleng. Karena memang saat aku terbagun aku merasa lebih bertenaga dibanding sebelum aku tertidur. Sakit dikepalaku pun sudah hilang.

''Sayaanggg.'' sebentar sepertinya aku mengenal suara ini.

Mamah?

''Mamah!'' Teriakku kaget. Kenapa ada Mamah Dira? Ibu? Dan Mamih? Kenapa mereka semua berkumpul disini?

(Mamah Papah = Kedua orang tua Kevin
Ibu Ayah = Kedua orang tua Ano
Bunda Ayah = Kedua orang tua Fira dan Davin)

Dan, siapa mereka?

Ara POV End

''Sayaaanggg.'' Teriak Dira yang langsung memeluk Ara.

''Mamah?!'' Kaget Ara ketika tiba-tiba ada yang memeluknya.

Bukan hanya Ara yang terkaget, tapi Kevin pun merasa kaget selain karena mamahnya yang memeluk Ara tiba-tiba namun Mamah nya itu pun dengan tidak berperasaan mendorong Kevin hingga dia hampir saja terjatuh.

''Sayang, kamu gapapa? Ada yang sakit?'' Tanya Mamah dengan raut khawatir yang dibalas kekehan oleh Ara.

''Nggak Mah. Ara baik-baik aja. Tadi kan Ara udah istirahat. Jadi Ara udah punya tenaga. Hehe.'' Balas Ara dengan cengiran di akhir.

''Ah syukurlah. Akhirnya kamu baik-baik saja.'' Ucap Mamah dengan lega. Tidak lama Ibu dan Bunda pun menghampiri Ara dan memeluk Ara bergantian.

''Sayang. Kamu inget Bunda kan? Ini Bunda, Bunda nya kamu.'' Ucap Bunda dengan khawatir. Dia khawatir jika Ara melupakan mereka.

''Hehe iya Bunda. Ara inget kok. Sama ibu juga Ara inget.''

''Hah syukurlah. Bunda kira kamu amnesia."

''Hust ngomongnya.'' Peringat Ibu.

''Haha duh Bunda sama Ibu lucu deh jadi makin sayang. Sini sini peluk Ara lagi.'' Ucap Ara yang langsung dituruti oleh Bunda, Mamah, dan Ibu. Membuat sebagian orang di ruangan itu merasa sakit hati.

Keluarga Pratama. Mereka merasa sesak melihat pemandangan didepannya ini. Terutama sang Mommy yang menangis di pelukan suaminya.

Mereka merasa gagal menjaga Ara, dan membuat Ara lebih dekat dengan keluarga orang lain dibandingkan keluarganya sendiri.

Dan mereka pun merasa berhutang budi kepada semuanya. Karena mereka sudah mau menyayangi anaknya tanpa pamrih. Dan mereka janji akan membalas perbuatan mereka. Dengan terus menjaga hubungan kerjasama bisnis dengan mereka semua.

Merekapun melepas pelukan mereka dan membiarkan keluarga Pratama mendekati Ara. Mereka tahu jika mereka sedari tadi menunggu untuk bisa mendekati Ara.

''Sayang, kami semua keluar dulu ya kami mau ke kantin cari makanan. Nanti kami balik lagi kesini.'' Ucap Bunda sambil mengelus kepala Ara dengan sayang.

Mereka paham jika saat ini mereka membutuhkan waktu agar bisa berbincang secara pribadi. Akhirnya mereka pun memutuskan untuk pergi dari ruangan Ara.

Very Possesive BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang