18~Rumah Baru

22.5K 1.4K 7
                                    

Pagi ini Ara merasa sangat senang. Bagaimana tidak, hari yang dia tunggu-tunggu ternyata datang juga.

Saat ini Ara pun sudah di perjalanan menuju rumah kedua orang tuanya bersama Daddy yang menyetir mobil dan Mommy yang disebelah Daddy.

Tidak lupa ada Alde dan Bara disebelah Ara.

Sedangkan yang lain menunggu Ara dirumah. Ya, mereka hari ini libur lebih tepatnya meliburkan diri demi menjemput dan menyambut sang adik, anak, dan cucu mereka yang selama ini mereka tunggu dan cari-cari.

''Apa masih lama Dad?'' Tanya Ara kepada Mahen.

''Emm tidak sayang. Sebentar lagi kita akan sampai.'' Balasnya.

Ara pun menyenderkan kepalanya didada bidang Bara dengan Bara yang merangkul pundak Ara dan Alde memainkan jari jemari adiknya yang mungil itu.

''Nah sudah sampai sayang.'' Ucap sang Mommy dengan girang.

Ara yang mendengar mereka telah sampai pun langsung menegakkan badannya dan melihat ke arah luar.

Ara pun terdiam, melihat rumah barunya ah tidak mansion yang akan dia tempati mulai sekarang.

Besar sekali. Batin Ara.

Mereka yang melihat Ara terkagum-kagum itu pun tersenyum. Lalu Dini sang Mommy memegang lengan Ara dengan lembut tidak lupa Daddy Mahen yang merangkul pundak Ara, menyingkirkan twins yang sedari tadi dipinggir Ara.

Membuat twins mendengus kesal. Untung orang tua. Batin mereka berdua.

''Ayo sayang kita masuk.'' Ajak sang Mommy dan mereka pun masuk ke dalam mansion yang besar ini.

''Selamat datang queen.''

''Selamat datang princess.''

''Selamat datang sweety.''

''Selamat datang baby.''

''Selamat datang sayang.''

Ucap mereka semua secara serempak. Membuat Ara terharu karena kedatangannya ini disambut dengan baik. Bahkan disambut dengan meriah menurutnya.

''Terimakasih semuanya.'' Ucap Ara dengan senyum yang begitu tulus membuat senyuman itu menular kepada mereka yang melihatnya.

''Sama-sama sayang. Sini peluk Mamih.'' Ucap Mamih.

Namun saat Ara ingin memeluk Mamihnya Ara pun ditarik oleh Abang-abangnya dan membawa Ara kedalam pelukan mereka. Membuat sang Mamih mendengus kesal karena perbuatan anak dan keponakannya itu.

''Sudah-sudah. Opa dan Oma ada sesuatu yang ingin diberitahukan kepada kalian. Sekarang kita duduk dulu. Kasian adik kalian.'' Ucap Opa menengahi perbuatan Kakak beradik itu.

''Baik Opa.'' Ucap mereka serentak.

Akhirnya mereka pun sudah duduk di ruang keluarga dengan Ara ada diantara Mommy dan Daddy nya.

Karena tadi sebelum Ara duduk, mereka berdebat untuk mendapatkan tempat duduk didekat Ara.

Karena mereka semua sudah jengah dengan perdebatan itu, akhirnya Mahen memutuskan Ara duduk ditengah-tengah Daddy dan Mommy nya yang tak lain adalah Mahen dan Dini.

Membuat mereka para abang mendengus sebal. Karena sudah berdebat lama-lama tapi tidak mendapatkan apa-apa. Sedangkan yang lain yang melihat hal itu terkekeh. Akhirnya anak dan cucu mereka dapat berkumpul dan tidak ada yang mementingkan kepentingan pribadinya.

''Jadi ada apa Pah?'' Tanya Adrian kepada Zaki.

''Opa dan Oma besok akan kembali Jerman.'' Ucap Opa membuat mereka semua kaget.

''Kenapa cepat sekali Opa?'' Tanya Rion.

''Kami kan punya rumah disana. Nanti kalian lah yang sering main kesana. Jenguk kami.'' Jelas Opa Zaki.

''Kenapa Opa dan Oma tidak tinggal disini saja?'' Tanya Ara.

''Tidak bisa sayang. Disana Oma pun mempunyai usaha yang tidak bisa ditinggal lama-lama.'' Jelas sang Oma.

''Hem gitu ya.'' Ucap Ara merasa sedih.

Apa Oma dan Opa pergi karena aku ya. Pikir Ara.

''Sayang. Oma dan Opa pergi bukan karena kamu. Mereka mempunyai urusan disana. Nanti kapan-kapan kita ke rumah Opa dan Oma di Jerman ya.'' Jelas Mahen dengan lembut seolah mengerti apa yang dipikirkan oleh sang anak.

''Heum iya Dad. Opa dan Oma berangkat kapan? Pagi? Siang? Sore?'' Tanya Ara beruntun.

''Sepertinya setelah mengantarkanmu sekolah Opa dan Oma akan langsung pergi ke bandara.'' Jawab Oma.

''Ara gak bisa antar dong kalau begitu.'' Ucap Ara dengan sedih.

''Gak apa-apa sayang. Lagian kan ada Kakak-kakakmu yang mengantar kami.'' Jelas Opa Zaki.

''Maaf ya Oma Opa, Ara gak bisa antar. Ah atau enggak Ara sekolah nya lusa aja, jadi Ara bisa antar Oma dan Opa.'' Ucap Ara dengan antusias.

''Ide bagus tuh Dek.'' Ucap para abang dengan serentak.

Mereka sebenarnya tidak ingin adiknya ini sekolah. Maka saat mendengar adiknya akan sekolah lusa mereka pun dengan semangat menyetujui ucapan adiknya.

Dimana hal tersebut membuat orang-orang selain para abang Ara terkaget karena suara mereka ditambah kekompakan mereka dalam menjawab pertanyaan.

''Haha baiklah baiklah. Besok antar Opa dan Oma ya.'' Jawab Opa mengalah.

''Siap Opa!'' Ucap Ara dengan tangan menghormat.

Dan hal itu pun membuat mereka tertawa lagi. Sungguh hal ini lah yang mereka inginkan.

Berkumpul bersama, berbagi cerita, lalu tertawa bersama. Mereka pun bersyukur dengan hadirnya sang cahaya mereka membuat impian mereka tercapai.

''Ya sudah, Mommy dan Mamih akan masak untuk makan siang kalian. Kalian istirahat saja. Dan kalian antar adik kalian ke kamarnya ya.'' Ucap Dini menunjuk kearah anak laki-lakinya.

''Mamah ikut membantu ya.'' Ucap Oma kepada Dini dan Putri. Mereka pun mengangguk pertanda setuju.

''Ara ikut Mom.'' Seru Ara yang membuat mereka kaget.

''Eits. No baby. Kamu sekarang waktunya istirahat.'' Ucap Rian yang langsung menggendong Ara dengan bridal style membuat Ara memekik kaget. Membuat semua yang melihatnya tertawa gemas melihat ekspresi lucu Ara.

Rian pun segera membawa Ara kekamarnya diikuti oleh para abang nya yang lain.

''Nah baby ini adalah kamarmu.'' Ucap Rian sambil menurunkan Ara dari gendongannya.

''Waah besar sekali Bang. Lebih besar dari rumahku yang dulu.'' Ucap Ara terkagum yang tanpa sadar perkataannya membuat lagi dan lagi sang abang merasa menyesal telat menemukan adiknya ini.

''Kamu suka sweety?'' Tanya Farhan.

''Suka banget! Bang Par.'' Jawab Antusias dari Ara membuat hati mereka menghangat.

''Syukurlah. Sekarang kamu tidur ya istirahat. Nanti abang bangunin kamu. Dan oh ya dipinggir dan depan kamarmu itu adalah kamar kami. Kalau butuh apa-apa datang saja oke.'' Jelas Rion.

''Okey Bang Ion.'' Ucap Ara.

''Selamat istirahat Sweety.''

''Selamat istirahat Baby.''

''Selamat istirahat princess.''

Ucap mereka serempak dan mencium kedua pipi dan kening Ara secara bergantian.

Meski merasa kaget namun dia harus terbiasa mendapat perlakuan seperti ini.





°°°°°°°°°°°°°°
Gimana  part kali ini? Jangan bosan bacaa ceritaaa ini yaa~

See you next chapt! ❤

Daannn! Jangan lupa Vote dan Comment nya ya!😙

Very Possesive BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang