Credit Card

4.9K 698 63
                                    

Tanganku gemetar, seumur hidup aku nyaris mengenalnya, baru kali ini tanganku gemetar hanya untuk menyentuh nomor ponselnya.

Sahabatku, seorang yang akan kuminta untuk melakukan hal yang mungkin akan sedikit menyenggol hukum, tapi kali ini rasa penasaran dan pemikiran buruk benar-benar bercokol di otakku, menggerogotiku seperti rangas yang memakan kayu tanpa ampun.

Aku tidak ingin memikirkan setiap kata dari ucapan perempuan menyebalkan yang beberapa detik lalu berlalu dari hadapanku, tapi semua kejadian yang berkesinambungan membuatku mau tak mau terpikirkan dibuatnya.

Aku takut, jika apa yang dikatakan olehnya adalah kebenaran dan hal yang sebenarnya, bukankah di jaman sekarang semua menjadi hamba uang, menghalalkan segala cara agar hidup mewahnya aman, walaupun harus terhina.

Terlebih saat aku melihat di sosial media, dimana seorang yang sudah merusak rumah tangga orang justru dengan bangga memamerkannya, sama seperti perempuan tadi, begitu bangga memamerkan kehamilan dengan seorang yang bukan haknya.

Lo bisa masuk database manapun, lo bahkan bisa bikin berita nyata jadi Hoax, dan Hoax jadi nyata, kali ini bantu gue, Aura.

Harap-harap cemas aku mengirimkan pesan tersebut, sahabatku yang kini menjadi Istri salah satu Putra petinggi negeri ini, tapi dia tidak hanya menjadi seorang Ibu rumah tangga dan pekerja biasa sepertiku, sosok heroiknya sebagai perempuan garda terdepan pengamanan keluarga Presiden begitu dikenal di Negeri ini.

Tidak perlu waktu lama untuk mendapatkan balasan darinya. Membuat hatiku sedikit terhibur, di tengah kekalutan yang kurasakan, Sahabatku yang sudah berbeda kasta ini masih sigap menolongku.

Kenapa?
Lo nyuruh gue masuk kemana, Sayang?
Suami lo rewel?
Bisanya kalian, sahabat terlaknat gue, ngehubungin gue kalo mau nyadap hape suami kalian.

Aku tersenyum miris saat membacanya, ternyata bukan hanya aku, tapi beberapa temanku juga diam-diam merasakan kekhawatiran yang sama terhadap pasangan kami, kehidupan rumah tangga yang bahagia dan harmonis ternyata sangat jauh dari kenyataan.

Aku mau minta semua copy kredit maupun debit atas nama Evan Wijaya.

Selama ini aku menjaga diriku sendiri, berusaha sebisa mungkin untuk tidak meminta ini-itu pada Evan selama aku bisa mencari uang sendiri, berusaha menjadi istri yang mandiri untuk memenuhi gaya hidupku, karena prinsipku bukan prinsip seorang yang akan menyandarkan hidupku sepenuhnya pada Suami, tapi melihat bagaimana perempuan lain dengan lancangnya menghabiskan sesuatu yang bukan miliknya membuatku meradang.

Aaah, beneran kan lo ada curiga suami lo ada main.
Oke, kesimpulannya, keuangan bersih, suami lo bersih.
Jiwa marketing lo emang dahsyat, Nye. Yang lainnya sadap hape, lo sadap rekening.
Kirimin gih, alamat lo, biar gue nggak salah Evan Wijaya, si Hawt Lawyer.

Bertanya pada Evan dan mencecarnya agar jujur ada di kebohongannya tempo hari adalah hal sia-sia, justru akan memantik perselisihan jika sampai semua kecurigaanku tidak benar.

Jadi seperti yang dikatakan oleh sahabatku ini, keuangan bersih, berarti Evan juga bersih, dan kuharap, semua hal buruk yang melintas di kepalaku, hanya sekedar pikiran buruk saja.

Kalau nanti hasilnya suami lo beneran ada main, apa yang mau lo lakuin, Nye?

Aku termenung membaca pesan terakhir Aura, entah apa yang akan aku lakukan jika benar Evan bermain belakang.

Anyelir (Ready Ebook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang