26

5.2K 285 5
                                    

Alasan dibalik perceraian Evan Wijaya dan Anyelir Tania.

Janda kaya, kini julukan itu yang tersemat pada mantan istri Evan Wijaya setelah perceraiannya dengan sang Pengacara.

Sudah jatuh tertimpa tangga pula, itu adalah pribahasa yang tepat untuk Evan Wijaya, sudah terjerat kasus narkoba yang terungkap karena pelaporan salah seorang Perwira TNI, kini di gugat cerai istrinya.

Perselingkuhan atau diselingkuhi, hingga kini masih menjadi tanya bagaimana kebenaran penyebab perceraian rumah tangga Sang Pengacara yang jauh dari rumor.

Tidak cukup hanya portal berita online yang menampilkan seluruh berita yang jauh dari kenyataan tersebut, tapi televisi pun juga menanyangkan potongan wawancaraku di gedung PA tempo hari.

Sesuatu yang semakin menyudutkanku saat wawancara pernyataan medusa berwujud manusia itu juga turut di up, membuat stempel wanita penguras harta suami tertempel padaku.

Hal yang awalnya tidak menjadi masalah, dan tidak kupermasalahkan menjadi mengganggu karena kantor melayangkan surat yang melarangku untuk ke kantor selama dua minggu hingga berita mereda, bahkan jika berita semakin memojokanku, bukan tidak mungkin SP yang kudapatkan akan berubah menjadi pemecatan.

Keputusan yang membuatku hanya bisa menggeleng-geleng tidak percaya, perusahaan tidak ingin kehilangan Marketing handal sepertiku, tapi mereka juga tidak ingin masalah yang menimpaku juga berimbas pada mereka. Sebagian orang cuti memang menyenangkan, tapi bagi orang yang sepertiku, yang menjadikan pekerjaan sebagai pelarian dari rada frustasi yang sedang kurasakan membuatku stress berat.

Mama dan Papa sama sekali tidak mempermasalahkan aku yang berada di rumah, tapi tetangga kanan kiriku tidak hentinya mencibir dan menggunjing.

Hanya keluar ke teras dan memberikan makan Mello, kucing yang pernah aku selamatkan saja cuitan sudah terdengar, apalagi saat aku keluar untuk sekedar membeli makanan, berbagai sindiran sudah lebih melelahkan daripada lari keliling komplek padat penduduk ini.

Seperti hari ini, niatku ingin menghilangkan sumpek dengan Jogging, sebuah teguran yang menyakitkan kudapatkan.

"Nye, jadi janda cantik enak ya! Baru aja beberapa hari cerai, udah diapelin sama Pak Tentara."

Hatiku langsung mencelos, merasakan sakit saat mereka menyinggung statusku, membuatku menyesal sudah berhenti membalas sapaan ibu-ibu tersebut.

Dua hari yang lalu Aria datang kerumah membantuku membawa barang dari rumah lama rupanya memantik gunjingan dari mereka yang tidak menyukaiku.

"Cuma teman yang bantuin pindahan, Tante." sekuat tenaga aku menjawabnya dengan tenang, mengingat jika mereka adalah tetangga orang tuaku sekalipun kata-kata mereka sangat tidak pantas untuk ku hormati.

"Teman apa teman! Kalo lebih dari teman juga boleh kok Nye, daripada kamu godain laki-laki di Komplek ini."

Ya Tuhan, kenapa se menyakitkan ini kata-kata mereka, mereka hanya mendengar semuanya dari media dan sekarang mereka menilaiku sehina sampah, membuatku merasa serba salah, di satu sisi aku tidak ingin terlihat mengenaskan dengan menceritakan masalah rumah tanggaku yang sebenarnya, tapi di sisi lainnya, akibat aku menutup rapat masalah ini, membuat banyak asumsi yang diperkeruh dengan berita yang hanya mementingkan rating membuatku terpojok.

"Anye mana mau sama laki-laki di Komplek ini, Bu Ibu, Suaminya yang tajir melintir, sering wira-wiri di tioi seganteng artis saja di lepeh, apalagi laki-laki kayak anak kita, Anye mana mau, ya nggak Nye?"

"Kok kamu pinter banget sih, Nye. Yang ngajarin jadi istri kayak gitu siapa? Mamamu apa Papamu, keseringan ditinggal kerja sama mereka sih, jadinya ya kayak kamu ini."

Anyelir (Ready Ebook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang