2:Tantangan

72 16 3
                                    

Written by: Venty

Jembatan Golden Gate adalah jembatan gantung terpanjang di dunia. Jembatan berwarna merah bata itu dibangun oleh Joseph Strauss selama tiga puluh tujuh tahun. Bangunan bersejarah itu menjadi destinasi utama Ryma saat tiba di California. Jembatan yang sudah memakan banyak korban itu menjadi tempat favorit orang melakukan bunuh diri. Karena itu, ada larangan berfoto di jembatan itu, apalagi saat senja. Rachel memandangi gambar dan percakapan di layar ponselnya.

RymaEvil : Kamu berani foto di tempat seperti ini?

Me : Siapa takut, di Southville juga banyak bangunan berhantu.

Namun, pikiran Rachel masih terganggu dengan foto Ryma tadi. Tampak jelas, sosok tembus pandang berpakaian gothic tengah membelakangi Ryma, memandang ke samudra Pasific. Itu jelas foto penampakan hantu.

Suara gorden yang disibakkan membuat Rachel, mau tak mau, membuka mata. Sinar matahari yang tepat menuju ke kamarnya membuatnya merasa silau. Ada siluet wanita tua yang menghalangi cahaya itu.
"Nenek, selamat pagi," sapa Rachel.

"Selamat pagi, Sayang. Bagaimana tidurmu?" tanya Nenek sambil merapikan gorden.

"Nyenyak sekali, Nek." Rachel bangkit dari pembaringannya dan memeluk neneknya. Kecupan di kening Rachel, yang sudah dirindukannya selama dua tahun ini, akhirnya didapatkannya.

"Ayo, basuh wajahmu. Andi dan Edwin sudah menunggumu di ruang makan," ucap Nenek lalu sekilas melihat tempat tidur Rachel, "setelah merapikan tempat tidurmu," lanjut nenek yang disambut helaan nafas panjang oleh Rachel.

Biasanya, Rachel tidak pernah merapikan tempat tidur. Namun saat ini, dia sedang di rumah nenek dan harus taat pada aturan. Rachel membasuh diri lalu keluar dari kamarnya. Aroma coklat dan croisant sangat menggoda hidung Rachel. Inilah yang sangat disukainya. Croisant dengan jumlah tak terbatas yang dibuat sendiri oleh nenek.

"Hai, ini enak," sapa Edwin sambil menunjuk sepiring croisant di depannya.

"Aku tahu," sahut Rachel seadanya. Dia lalu duduk dan meneguk coklat dari cangkirnya.

"Ada apa? Kamu mimpi buruk?" tanya Andy yang merasa heran dengan sikap Rachel. Tak biasanya mood sahabatnya itu buruk di pagi hari.

"Aku kesal memikirkan foto Ryma di Golden Gate. Apa yang bisa menjadi tandingan Golden Gate di Southville? Pasti kita akan kalah di tantangan foto itu," gerutu Rachel. Wajahnya yang cemberut terlihat oleh Nenek yang sudah berada di ruang makan.

"Ada banyak bangunan istimewa di Southville, Rach. Kenapa kamu harus sekesal itu?" Nenek ternyata mendengar keluhan Rachel. "Kalian boleh berkunjung ke Old Town Lunenburg dan Peggy's Point Lighthouse. Selain itu, ada Halifax Citadel dan Benteng Louisburg, kalau kalian ingin menikmati suasana mencekam," jelas Nenek yang kini sudah duduk bersama Andy, Edwin dan Rachel.

"Bagaimana caranya kami bisa kesana, Nek?" tanya Rachel antusias.

"Nenek sudah meminta Philip, pamanmu, untuk menemani kalian," sahut Nenek.


* * *


Old Town Lunenburg adalah kota pelabuhan yang sudah berdiri sejak tahun 1753. Kota ini berisi bangunan rumah tua yang terawat dan dicat warna warni. Rumah-rumah dengan arsitektur vernacular Eropa abad pertengahan membuat Lunenburg menjadi sebuah pemandangan yang sangat romantis namun misterius. Paman Philip mengenalkan James pada Rachel, Andy dan Edwin.

"Ini James. Dia akan menemani kalian berkeliling Lunenburg," ucap Paman Philip pada ketiga sahabat.

"Paman beri kalian waktu tiga jam, ya. Segera kembali, Paman tunggu kalian di sini, okey?" Paman Philip ternyata memiliki agenda terselubung. Tampaknya Paman Philip juga akan menemui teman lamanya di Lunenburg. James , yang merupakan keponakan dari teman Paman Philip, lalu mengajak ketiga teman barunya menuju ke dermaga tua di kota itu.

The Answer Is ... MIDVILLE! (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang