Written by: Nabila
* * *
Rasa lelah, takut, dan khawatir menghampiri mereka. Matahari sebentar lagi tenggelam sempurna, keadaan akan sangat gelap dan semua bisa saja terjadi. Akhirnya mereka memutuskan untuk duduk di pinggir jalan raya yang sepi, mengisi tenaga dan berharap ini hanyalah mimpi. Namun, sayangnya itu hanyalah sebuah harapan.
Ketika matahari benar benar tenggelam. Mereka dikagetkan dengan silauan warna-warni lampu yang menyala beserta munculnya banyak anak kecil bertopeng hewan. Ada topeng yang berbentuk serigala, harimau, singa dan lain-lain. Beberapa dari anak-anak itu sedang melakukan Trick or Treat, dibuktikan dengan kegiatan mereka yang mengetuk pintu dari rumah ke rumah. Dilanjutkan pemilik rumah yang membuka pintu dan memberikan sesuatu, yang mereka yakini ialah permen.
Ada juga yang menari-nari dan berlari, semuanya tampak seru. Bukan seperti suasana saat pertama kali Andy, Rachel, dan Edwin ke kota itu. Mereka sangat senang, berpikir ada manusia lain selain mereka. Mungkin tadi mereka sedang bersiap untuk perayaan helloween, atau itu memang kebiasaan dari penduduk kota ini sebelum menyambut helloween, pikir Rachel dan Andy tetapi tidak dengan Edwin.
“Kita harus cepat pulang,” ucap Edwin yang merasakan keanehan.
“Hari sudah malam, Ed. Lagi pula aku sudah lelah,” jawab Rachel lesu.
“Aku membawa Handphone untuk penerangan,’’ bantah Edwin lagi sembari menunjukkan benda pipih itu.
“Sudahlah, Ed sebaiknya kita beristirahat terlebih dahulu,” ucap Andy menengahi.
“Di sini tidak ada signal, aku akan terlewat untuk menonton pertandingan sepak bola club kesukaanku,” ucap Edwin lagi berusaha untuk meyakinkan.
Rachel dan Andy terdiam, Edwin akan sangat susah dibujuk jika itu berhubungan dengan club bola kesukaannya. Bukan hanya Edwin saja yang ingin pulang, tetapi Rachel dan Andy juga. Selanjutnya hening, mereka sibuk dengan pikiran masing-masing. Beberapa detik kemudian Edwin berdiri dan melangkahkan kaki.
“Ed, kamu ingin ke mana?” tanya Rachel. Tangannya reflek menggenggam tangan Edwin yang masih bisa Rachel jangkau.
“Mencoba untuk pulang,” jawab Edwin sembari melepaskan genggaman lalu kembali melangkah.
“Dia memang keras kepala,” cetus Andy.
***
Edwin mencoba untuk bertanya pada sekumpulan anak itu. Namun, belum sempat bertanya mereka sudah berlari terlebih dahulu. Berkali-kali menghampiri, tetapi semua anak itu kembali berlari. Menghela nafas, pandangannya kini beralih ke arah rumah yang agak jauh dari Rachel dan Andy. Di mana ada banyak anak kecil di sana.Kembali melangkahkan kaki ke arah rumah itu, berharap mereka dapat membantu. Melihat hal itu Rachel dan Andy langsung berdiri, berniat untuk mencegah niat Edwin. Namun, tertahan oleh isyarat tangan Edwin yang seolah berkata untuk tetap berada di sana, ditambah dengan mata yang melotot, seolah menyatakan tidak bisa dibantah.
“Kenapa dia sangat keras kepala? Kita tidak tahu ini di mana dan Edwin … aghh,” ujar Andy, dia tidak bisa melanjutkan kata-katanya karena sangat jengkel.
‘’Kita berdo'a saja, semoga Edwin baik-baik saja. Lagi pula kamu seperti tidak mengenal seorang Edwin saja,” ucap Racel menenangkan Andy.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Answer Is ... MIDVILLE! (TERBIT)
HorrorRachel, Andy, dan Edwin. Tiga remaja penyuka misteri. Suatu hari, tantangan sepele membawa mereka dalam masalah. Masuk ke sebuah kota misterius bernama Halloween. Tak ada yang tau nama asli kota itu, sementara jalan keluar satu-satunya adalah dengan...