Written by: Venty
* * *
Masih dengan mata sembab, Rachel berjalan mendahului Andy, menjauhi Pohon Oak. Langkah kakinya terasa berat ketika menyusuri jalan setapak di taman yang kian gelap. Namun, kenyataan bahwa Edwin tak lagi bersama dengan mereka, terasa sangat berat buat Rachel. Dia terduduk di tanah lembab, lalu tangisnya pecah.
"Rachel ..., tegarlah," bujuk Andy.
"Ini salahku. Seharusnya aku tidak termakan umpan jebakan Ryma. Seharusnya kita menikmati liburan dengan gembira. Aku salah telah mengajak kalian ke Southville. Maafkan aku, An," isak Rachel tersedu.
"Apakah dengan menangis, Edwin akan kembali? Rach, kami memang ingin ikut ke Southville, baik diajak atau tidak," Andy terdiam sejenak, "bagaimana bisa kamu menyalahkan dirimu untuk hal yang memang kita putuskan bersama? Mengunjungi Halloween Town adalah keputusan kita bersama, terlepas dari ini adalah jebakan dari Ryma."
"Apa yang harus kita lakukan, An? Bagaimana kita akan menemukan Edwin?" tanya Rachel. Tangisnya terhenti setelah mendengar ucapan Andy. Memang sekarang lebih baik berfokus untuk menemukan nama asli Halloween Town.
Andy mengajak Rachel untuk duduk di bangku taman. Mereka berdua menghela nafas panjang, seolah ada banyak beban yang tersisa di pikiran keduanya. Ketika sedang memikirkan cara untuk bisa segera menemukan nama asli Halloween Town, terdengarlah senandung music box dari kejauhan. Music box itu menyenandungkan sebuah lagu yang tak asing bagi telinga anak-anak.
"Rach, kamu mendengar suara itu?" tanya Andy memastikan bahwa bukan hanya dirinya yang mendengar music box itu.
"Lagu Twinkle-twinkle Little Star, kan? Kamu juga mendengarnya, An?" sahut Rachel lega. Tadinya dia merasa bahwa suara music box itu berasal dari alam bawah sadarnya.
Semakin lama, senandung itu mendekat dan terdengar makin jelas. Dari kejauhan, sesuatu yang tampaknya menjadi sumber dari suara itu, menuju ke arah Rachel dan Andy. Awalnya tidak jelas terlihat. Kemudian, tampaklah sesosok makhluk di atas sebuah sepeda beroda satu. Roda sepeda itu sangat besar, tidak seperti roda sepeda pada umumnya. Sepeda beroda satu seperti itu sering terlihat di sirkus.
Akhirnya, Rachel dan Andy bisa melihat pengendara sepeda itu. Sesosok Badut berkepala labu. Kostum Badut itu didominasi polkadot warna-warni. Lengan baju kostumnya berpola daun yang tampak seolah menggantung di pergelangan tangan si Badut. Sepatunya, yang memanjang di bagian jari kaki, membuat penampilannya sedikit konyol. Saat sedang mengamati penampilan badut yang tampak lucu itu, suara melengking aneh terdengar menyanyikan nada lagu Twinkle-twinkle Little Star. Namun dengan lirik yang berbeda.
Tiap kota semesta, tiap ujung arahnya
Anginlah petunjuknya, tak satu pun yang tepat.
Carilah satu kota, penghubung semuanya.
Badut berkepala labu menyanyikan lagu itu sambil mengitari bangku taman, tempat Andy dan Rachel sedang duduk. Tingkah lucunya saat menyanyikan lagu itu, sejenak, mengalihkan kesedihan Rachel. Gadis itu memang menyukai atraksi badut. Setelah beberapa kali putaran dan pengulangan lagu, si Badut lalu berhenti dan turun dari sepeda beroda satu itu."Sedang apa kalian berdua duduk di tengah kabut seperti ini?" sapa si Badut terdengar ramah.
"Kami sedang beristirahat," sahut Andy.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Answer Is ... MIDVILLE! (TERBIT)
HorrorRachel, Andy, dan Edwin. Tiga remaja penyuka misteri. Suatu hari, tantangan sepele membawa mereka dalam masalah. Masuk ke sebuah kota misterius bernama Halloween. Tak ada yang tau nama asli kota itu, sementara jalan keluar satu-satunya adalah dengan...