Written by: Sania
* * *
Rasa panik benar-benar menyelimuti mereka. Menambah kesan mencekam saat senja hilang tergantikan oleh malam yang berwarna diantara malam gelap gulita dan siang yang cerah di kota yang sepi. Angin berhembus lumayan kencang, meniup daun-daun kering, sedikit mengoyangkan pakaian yang dipakai oleh ketiga remaja itu.
Masih disini di kota misterius “Halloween Town”. Tiga remaja bernama Andy, Edwin, dan Rachel. Baru saja membaca sebuah tulisan di peta yang membuat nyali mereka menciut. Entah tantangan atau memang keharusan bagi mereka memecahkan misteri itu, mereka harus tetap memecahakan misterinya.
“Sudahlah anggap saja kita tidak pernah membacanya. Lagi pula itu hanya sebuah tulisan yang di tulis oleh anak kecil, mana mungkin akan menjadi kenyataan.” Edwin mencoba mengalihkan pemikiran buruk yang mungkin hinggap dikedua temannya.
“Tidak Ed! Bagaimana jika itu memang akan terjadi jika kita tidak memecahkan misterinya. Bagaimana jika kita tidak bisa keluar dari tempat ini?” Andy mencoba memberi tahu mereka kemungkinan jika ini memang benar.
“Iya Ed. Bagaimana jika itu terjadi? Aku tidak mau berada di tempat ini selamanya.” Rachel yang sejak tadi diam mulai menyuarakan pemikiran yang sama dengan Andy.
Edwin yang mulai jengah dengan kedua temannya lantas berdiri “Jika kalian ingin memecahkan misteri itu maka kalian berdua saja. Aku ingin segera pulang dan melupakan ini semua.” Edwin melangkahkan kakinya meninggalkan Rachel dan Andy.
“Sekarang bagaimana, Rach?” tanya Andy.
Rachel yang semula masih melihat kepergian Edwin mengalihkan tatapnnya pada Andy “Kita tidak bisa membiarkan Edwin pergi sendiri, An.”
“Lalu kita harus apa?” tanya Andy yang masih merasa ketakutan.
Rachel menghela napas pelan “Kita pulang sekarang. Semoga saja kita bisa keluar dengan selamat.” Lalu Rachel pun berjalan untuk menyusul Edwin diikuti Andy di sampingnya. Meninggalkan selembar peta bertuliskan misteri yang harus terpecahkan di tanah.
Setelah berjalan lumayan cepat, Rachel dan Andy menemukan Edwin yang berjalan di depan mereka. Langsung saja mereka menghampiri dan berjalan di sampingnya.
Edwin kaget ketika Rachel dan Andy tiba-tiba berada di sampingnya “Kalian tidak melakukannya?” Sambil melihat secara bergiliran pada keduanya.
“Kami tidak bisa membiarkanmu pulang sendiri, Ed.” Kata Rachel.
Sambil tersenyum, Edwin merangkul kedua temannya “Terima kasih.”
Mereka melanjutkan perjalan menuju gerbang kota tempat mereka memasuki kota ini. Namun sudah lama mereka berjalan tidak juga menemukan letak gerbang itu. Perasaan resah sekaligus takut mereka rasakan kembali. Kini mereka tidak lagi berjalan, tapi berlari dengan cukup cepat sehingga menguras tenaga mereka. Dalam larinya, Rachel berhenti dengan setengah jongkok sambil memegang lututnya. Napasnya tidak beraturan, keringat mengucur dari kedua pelipisnya.
“huh! sudah aku tidak kuat lagi berlari. Ini sudah kedua kalinya kita kebali ke tempat ini.”
“Aku juga tidak sanggup lagi berlari. Rasanya sia-sia saja jika berakhir di tempat ini lagi.” Andy sudah terduduk di rerumputan sambil mengambil napas sebanyak-banyaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Answer Is ... MIDVILLE! (TERBIT)
HorrorRachel, Andy, dan Edwin. Tiga remaja penyuka misteri. Suatu hari, tantangan sepele membawa mereka dalam masalah. Masuk ke sebuah kota misterius bernama Halloween. Tak ada yang tau nama asli kota itu, sementara jalan keluar satu-satunya adalah dengan...