13:Teka-Teki Ketiga

33 8 0
                                    

Written by: Hafida

* * *

Tak lama setelah mereka menyelesaikan teka-teki ketiga, muncullah secarik kertas yang melayang-layang dan kemudian jatuh tepat di hadapan kami. “An, Rach, lihat sepertinya ini teka-teki selanjutnya!” seru Edwin sembari mengambil kertas perkamen yang nampaknya agak sedikit aneh dari perkamen-perkamen yang biasa mereka dapatkan.

“Sebentar, aku sedikit merasa ada yang aneh, ah sudahlah.” kata Andy saat berjalan mendekati Edwin dan Rachel.Edwin pun segera membuka kertas perkamen yang ada ditangannya.

Temuilah tiga anak bertopeng harimau di ujung jalan untuk perkamen selanjutnya

“Apa! Oh tidak, apa maksudnya ini. Ayolah aku sudah lelah.” lagi-lagi keluh Andy terdengar.

“Aku tau ini melelahkan, An. Tapi, kurasa ada hal baik yang akan menanti kita di sana, bagaimana menurutmu, Rach?” tanya Edwin dengan semangat yang entah dari mana ia dapatkan.

“Aku tidak tau. Ed. Semoga saja apa yang kau katakan itu benar-benar terjadi. Sudahlah, ayo bergegas." Rachel melanjutkan perjalanannya, yang kemudian diikuti oleh kedua sahabatnya itu.

Lima menit mereka sudah berjalan dan mereka belum menemukan sosok yang mereka cari. Dengan ragu Rachel menunjuk tiga sosok yang di pinggir jalan, ia pun tak yakin bahwa sosok itu yang mereka cari karena sedikit kabut yang menutupi mereka.

“Ed, And. Lihat ….”  suara Racher yang sedikit menunjukkan keraguannya. Mereka pun bergegas mendekati tiga sosok yang Rachel tunjuk.

Setelah mendekat ternyata mereka sosok anak yang berkarakter singa yang tengah duduk-duduk dengan banyak makanan yang terhidang di meja. Ketiga sahabat ini menatapnya dengan bingung.“Kemarilah, bergabung bersama kami. Aku tau kalian sedang lelah.” bujuk salah satu dari mereka sambil menyeringai.

“Makanlah sebentar kemudian, lanjutkan perjalanan kalian. Ayo kemari!” seru salah satu yang lain dari mereka sembari berjalan mendekati mereka.

“An, Rach!” dengan panik Edwin menarik mereka menjauh dari sesosok anak dengan karakter singa tersebut. Ya, Edwin tiba-tiba teringat peraturan keenam yang telah mereka baca sebelumnya.

Peraturan keenam, tidak boleh mendekati sosok anak dengan semua karakter melebihi satu meter kecuali sang pemberi perkamen dan petunjuk.Rachel pun terkejut ketika tiba-toba teringat dengan peraturan keenam dan kemudian menarik Andy yang berusaha mendekat.

“Andy hey, kita tidak boleh mendekati melebihi satu meter jika tidak kita akan melanggar peraturannya!” seru Rachel dengan panik.

“Yah, padahal aku ingin sekali mengisi perutku yang sudah meminta haknya dari tadi,” jawab Andy, dengan kesal.

“Sudahlah ayo kita lanjutkan lagi, feelingku mengatakan sebentar lagi kita akan sampai.” ucap Edwin memberi semangat pada dua sahabatnya itu.

Mereka pun bergegas melanjtkan kembali perjalananya, tak lama setelah itu benar apa yang dikatakan Edwin, akhirnya mereka berjumpa dengan tiga sosok anak berkarakter harimau yang dimaksud perkamen aneh ini.

“Benar apa katamu Ed, itu mereka yang kita cari.” dengan raut bahagia ia menarik kedua sahabatnya agar bergegas menemui mereka.

“Lalu apa yang harus kita lakukan Rach, Ed?” tanya Andy dengan tetap memperhatikan sekitarnya. Belum sempat mereka berpikir, tiga sosok itu dengan serentak menunjuk kearah kanan dan mereka pun menghilang.

“Oke, mari kita berjalan dengan hati-hati dan waspada kita tidak tau ada sesautau apa didepan sana!” seru Rachel yang sudah tampak kelelahan juga.

“Ya aku setuju jangan sampai kita melakukan kesalahan karena akan berakibat bahaya untuk kita,” tambah Edwin kepada kedua saahabatnya itu.
Mereka pun berjalan, belum lama dari belokan tadi mereka sudah nampak cahaya terang dengan pondok-pondok yang tampak tak asing bagi mereka.

“Lihatlah itu seperti taman dengan pondok-pondok dihiasi lampu. Ayo Rach, Ed. Kita harus segera ke sana!” seru Andy dengan semangatnya karena telah menemukan apa yang diinginkannya sejak tadi.

“Sebentar, An. Kita tidak boleh ceroboh,” ucap Edwin hati-hati.

“Benar itu, kita tak boleh langsung percaya. Aku lihat kabutnya cukup tebal sekali untuk menembus kesana,” ucap Rachel pada kedua sahabatnya.

“Rach, An. Bukankah ini perkamen?” tanya Andy dengan antusias dan sedikit bingug. Mereka pun mendekat kepada sahabatnya itu.

“Wah iya, kenapa bisa ada padamu, An?” selidik Rachel tak percaya. “Tak sengaja aku menemukannya di bawah sini, di tanah,” jawab Andy yang tak percaya juga.

“Ok baiklah, kita coba percaya saja karena di dunia ini banyak hal yang tak bisa kita percaya!” seru Edwin dengan gayanya.

“Baiklah, mari kita buka,” ucap Rachel.
Ia pun segera membuka perkamen itu.

Seorang koki menemukan sebuah kode di dapurnya bertulisakan GLSP GLSP dan tak lama si koki akhirnya dapat menecahkan kode tersebut menjadi PQBY PQBY, lalu setelah ia perhatikan ia menemukan kode lainnya yaitu YVKD YVKD, berdasarkan kode terakhir apakah arti dari kode tersebut? Jika benar maka seluruh makanan yang ada di pondok-pondok tersebut akan menjadi milik kalian.

Seketika, mereka hening, memikirkan hal yang tak masuk akal bagi mereka. "Bagaimana menurt kalian, aku benar-benar tidak mengerti hal seperti ini?” tanya Rachel yang tampak kesal.

“Hem, tak bisakah taka-tekinya tentang sastra saja, agar aku mudah menjawabnya.” keluh Andy sembari berpikir.

“Bagaimana menurutmu, Ed?” tanya Rachel berharap Edwin mengetahuinya, karena sedari tadi ia sudah sibuk sengan pikirannya sendiri.“Aku sedang mengingat-ingat, Rach. Siapa tau aku dapat ide," jawab Edwin.

"Bagaimana ini, sudah tiga menit waktu kita semakin mepet, jika ...," ucap Rachel.

"Sudahlah Rach, jangan diingat-ingat, kamu membuatku semakin panik saja," potong Andy dan mencoba menenangkan sahabatnya itu. "Huh, baiklah mari kita berpikir," jawab Rachel dengan sunggingan senyumnya yang terasa getir.

"Tunggu, apakah ini semacam permainan kata?" ucap Andy.

"Yah itulah yang sedang kupikirkan, An. Tapi, ini sedikit membingungkan bukan, apakah ini tidak ada jawabannya?" tanya Edwin.

"Bisa saja antara kode satu dengan kode dua, abjadnya membentuk kata jadi, coba kita selidiki," jawab Andy.

Ketiga sahabat ini sungguh bingung, mereka tidak tau apa yang hendak dilakukan. Teka-teki kali ini memanglah lebih sulit dari sebelumnya. Seketika angin dingin menyapa mereka seperti membawa ketakutan serta kabut yang sedikit lebih pekat dari sebelumnya.

Seketika ada sesosok bayangan melewati mereka dan berbisik ditelinga mereka. "Menyerahlah," ucap sesosok bayangan itu.
Ketiga sahabat ini pun terkejut.

"Apa itu tadi, apakah kalian mendengarnya?" tanya Rachel pada kedua sahabatnya. Mereka berdua pun meggangguk dan tampak wajah Andy yang sedikit pucat.

"Ah aku ingat, aku pernah sekali bermain matematika detektif dulu, semoga ini membantu," sahut Edwin tiba-tiba dengan wajah semringah.

"Cepat sudah tak ada waktu, tulisannya sudah memudar," ucap Rachel panik.

"Aku sudah menghitung antara abjad pada kode pertama dan kedua itu seperti penjumlahan dan Itu membentuk pola An, Rach. Abjad pada kode pertama adalah G sedang yang kedua adalah P dan huruf P itu didapat dari G+6 dan seterusnya," terang Edwin pada mereka.

"Wah iya membentuk pola 9 5 9 5. Kamu memang hebat Ed, berhitungmu tak diragukan lagi," puji Andy. "Setelah itu?"  tanya Rachel.

"Setelah itu kita coba hitung kode ketiga sesuai pola yang kita dapat tadi, Rach. Aku yakin ada pesan tersembunyi di dalamnya," jawab Edwin.

Tak lama mereka pun akhirnya menemukan jawaban yang membuat mereka bersusah payah. "Aku telah menemukannya H A T I  H A T I, itu pesan yang tertulis An, Rach. Bagaimana?" tanya Edwin.

"Baiklah, dalam hitungan detik tulisan ini akan menghilang. Aku percaya padamu Ed, mari kita sebutkan sama-sama, bagaimana menurtumu, An?" tanya Rachel.

"Baik aku setuju, ayo mari kita ucapkan bersama-sama," Andy memberi aba-aba pada mereka.

Mereka akhirnya menyebutkan jawabannya dengan lantang berharap kali ini tidak membuat kesalahan. Angin kencang tiba-tiba muncul seolah membawa kabut dan suasana mencekam. Kali ini seperti tentram dan kabut yang menutupi taman itu pun lenyap. Dua sosok bayangan yang tadi mengganggu muncul kembali dengan membawa tulisan 'Selamat Datang'.

"Ayo Ed, Rach. Kita masuk, aku sudah lelah setidaknya kita harus mengisi energi untuk perjalanan dan teka-teki selanjutnya," ajak Andy pada kedua sahabatnya itu.

"Baiklah, aku setuju denganmu. Tapi kita harus tetap waspada, aku tak ingin kita kenapa-napa," jawab Rachel.

Mereka memasuki taman tersebut dan mendapati banyak sekali makanan dan alat-alat yang dapat membantu perjalanan mereka. Saat Andy hendak mengambil kue yang tampak seperti cake strawberry yang menggoda itu, Rachel pun teringat akan peraturan ketujuh.

'Makanlah makanan dan minumlah minuman yang tak berbau dan tak berwarna'

"Sebentar An, kita tidak boleh makan dan minum yang berwarna itu peraturan ketujuh," seru Rachel.

"Ah baiklah ayo kita pilah-pilah makanan dan minuman ini!" ajak Andy

"Ayo An!" seru Edwin. Tampaknya perjalanan ini akan semakin sulit dan berat, ada banyak kejuatan-kejutan yang akan  terjadi.

* * *

13, Oktober 2020

The Answer Is ... MIDVILLE! (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang