21:Teka-Teki Kedelapan & Sepasang Zombie

12 6 0
                                    

Written by: Venty

* * *

Saat Rachel dan Andy sedang berpikir keras untuk menentukan pilihan antara huruf M atau W, patung Kappa itu bergerak. "An, patung itu bergerak," desis Rachel ketakutan. Gadis remaja itu mencengkeram erat bahu Andy.

"Rach, lihat! Dia menuju ke sini!" seru Andy yang juga mulai gentar. Pilihan mereka hanya dua. Tetap di dalam ruangan gelap itu atau harus keluar dan menghadapi para monster.

"Apa yang harus kita lakukan, An?" tanya Rachel ketakutan ketika patung itu sudah makin dekat pada mereka.

"Membungkuk, Rach!" perintah Andy tegas.

"Apa maksudmu?" tanya Rachel tidak paham.

"Bungkukkan badanmu, seperti sedang menghormatinya." Andy membungkukkan badannya. Seperti terhipnotis, Rachel mengikuti gerakan Andy.

"Hai ...." Ada sengau kasar di suara itu. Patung Kappa itu ternyata tidak hanya bergerak, tapi juga bersuara. Tiba-tiba, Rachel dan Andy mendengar suara air yang tumpah. Keduanya menegakkan kepala dan melihat patung Kappa yang menunduk.

"Dia membalas penghormatan kita," jelas Andy. Setelah menegakkan tubuh, patung Kappa itu lalu terduduk jatuh. Andy segera mengambil botol minumannya dan menuangkan air ke cekungan di kepala patung itu.

"Terima kasih. Aku akan membalas kebaikanmu. Jangan sebutkan huruf itu jika kau tidak yakin. Aku akan menjaminkan diriku pada Sang Master Halloween. Kalian bisa lanjutkan permainan tanpa harus mengucapkan jawaban teka-teki kali ini," ucap si patung Kappa pada Andy.

"Arigatou," balas Andy kembali membungkukkan tubuhnya pada patung Kappa itu.

"Ini teka-teki selanjutnya. Di manakah langkah kaki seseorang yang berjalan mengelilingi Bumi yang bulat seperti bola, bisa bertemu? Hanya ada satu jawaban dari satu bagian di delapan arah mata angin yang tidak disebutkan. Itulah petunjuk hurufmu." Tiba-tiba saja, patung Kappa itu membatu dan tak lagi bergerak.

"Sudah tujuh menit, An. Mungkin hanya selama itu, dia bisa bergerak dan bicara." Rachel menepuk pundak Andy yang berteriak pada patung Kappa.

"Tidak! Dia harus mengatakannya lagi, Rach. Aku tidak ingat petunjuknya." Andy menyentuh keningnya dengan kedua lengan.

"Sebenarnya, aku mencatatnya, An." Rachel memberikan secarik kertas pada Andy, lalu berkata, "Namun, tolong jelaskan padaku tentang makhluk ini."

Andy menerima kertas yang diserahkan oleh Rachel. Dia tersenyum lega. Kesempatan untuk bisa keluar dari kota berhantu dan penuh dengan monster, masih terbuka lebar.

"Patung itu adalah patung sebuah makhluk dalam mitologi Jepang yang disebut sebagai Kappa. Dia sebenarnya hidup di air, maka cekungan di kepalanya harus berisi air. Sifatnya jahat. Namun dia mau membantu jika kita memberi hormat padanya," jelas Andy.

"Okey. Jadi karena itulah kita membungkuk." Rachel menganggukkan kepala menyatakan bahwa dia telah paham dengan keganjilan sikap mereka berdua tadi. Membungkuk bukanlah cara yang biasa untuk budaya di benua Amerika.

"Aku mengingatnya secara mendadak. Kubaca tentang Kappa di salah satu buku sastra saat mengerjakan tugas. Kurasa, kini itu sangat membantu." Andy kembali memusatkan perhatiannya pada secarik kertas di tangannya.

The Answer Is ... MIDVILLE! (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang