27:Teka-Teki Ketiga Belas

13 6 0
                                    

Written by: Nora

* * *

Di tengah embusan angin malam dan suasana yang mencekam Rachel mengayun langkahnya, keluar dari taman bunga yang menjadi saksi bisu kematian Andy. Banyak anak-anak yang entah dari mana datangnya menyambut Rachel di pintu keluar dari taman bunga, mereka menyoraki dan mengejek Rachel.

“Uu kasihan sendirian enggak ada teman, huh kasihan banget, mau kami temani tidak? kita main-main,” ajak salah satu anak yang memakai baju putih panjang hampir menyerupai gaun pesta, tapi anehnya di bagian lengan baju itu berwarna merah darah.

“Jangan ganggu aku, pergi kalian pergi, ” teriak Rachel ketakutan.

“Ayo main kak, ayo main, kita main bareng-bareng,” ajak anak lainnya yang memakai baju hitam yang berlumuran darah di bawahnya.

“Pergi kalian! Pergi!” teriak Rachel lalu pergi dari segerombolan anak-anak yang terus menertawakannya. Rachel tidak sanggup lagi berlari karena keadaannya yang lemah, akhirnya ia memutuskan untuk bersembunyi di belakang pohon besar yang sangat menyeramkan.

Tiba-tiba ada yang memegang pundak Rachel, seketika itu Rachel langsung berteriak. “Aaa pergi kamu! pergi!” teriak Rachel dengan mimik wajah yang sangat ketakutan.

“Jangan takut kak, kami bukan orang jahat,” ujar seorang anak kecil bertopeng zebra. Rachel langsung membalikkan tubuhnya menghadap anak itu. “Jangan sedih kak, tetap semangat, kakak pasti bisa keluar dari sini, kakak pasti bisa,” ujar anak tersebut menyemangati.

Rachel hanya membalas perkataan anak itu dengan senyuman. Setelah menyemangati Rachel anak bertopeng zebra itu memberikan selembar kertas kusam kepada Rachel. Rachel pun mengambil dan membaca isinya.


‘Ia sangat berharga tapi bukan emas, siapa yang benar-benar menggunakannya ia akan berhasil, ia berwujud kecil tapi bertakhta besar'


begitulah kira-kira isi dari kertas yang anak itu berikan kepada Rachel. Rachel ingin bertanya kepada anak tersebut, dan pada saat melihat ke belakang anak itu menghilang bak di kegelapan malam.

“Apa lagi ini, uang ah tidak mungkin, kecil tapi bertakhta besar, waktu ya tapi kecil dan bertakhta besar kompas ya pasti kompas,” ujar Rachel dengan senang karna dia pendapat jawaban dari teka-teki ini.

Tanpa sengaja Rachel melihat sebuah gambar di belakang kertas itu yang bergambar kan sebuah kompas, dan sebuah rumah. Rachel terus berpikir keras apa yang dimaksud dengan isi dari gambar tersebut.
“Kompas dan rumah, berarti kompas tersebut ada di dalam rumah, tapi rumah yang mana, di sini banyak banget rumah, aku harus bagaimana,” teriak Rachel frustrasi karna bingung dengan teka-teki ini.

Rachel melihat sebuah petunjuk di ujung kertas, yang tertulis sangat kecil hampir tak terlihat. Di situ tertulis rumah besar dan berwarna abu-abu, rumah yang letaknya paling pusat kota itu.

Rachel langsung berlari menuju tengah kota, dan mencari rumah yang dimaksud. Rachel tiba di rumah tersebut dengan waktu yang tinggal sedikit, tanpa buang waktu Rachel langsung masuk ke rumah tersebut, dan naasnya pintu rumah itu tidak dapat terbuka. Tak kehabisan akal, Rachel pun langsung pergi ke samping rumah dan keberuntungan sedang memihak kepada Rachel. Ada sebuah jendela yang sudah pecah kacanya, Rachel langsung memanjat dan menyelusup masuk ke rumah itu melalui jendela yang sudah kusam tersebut.

Rachel dibuat terpana oleh barang-barang yang ada dalam rumah tersebut, semuanya terlihat mewah dan bagus tapi juga terlihat seram, barang nya pun beragam dari mulai topeng badut, topeng kepala manusia, binatang dan di lantai ada banyak noda darah, dan dindingnya banyak bekas cakaran dengan noda darah.

Rachel terus mengelilingi rumah itu namun Rachel tak menemukan kompas yang ia cari. Rachel mulai menaiki sebuah tangga yang ada di sana, di tangga banyak noda darah dan baunya menyeruak menusuk indra penciuman Rachel. Tanpa sengaja kaki Rachel menginjak sesuatu seperti kapsul, kapsul tersebut berbau darah dan kapsul tersebut sepeti mengarah ke suatu tempat.

Rachel mengikuti kapsul tersebut dan mengumpulkan kapsulnya, hingga akhirnya kapsul tersebut berhenti di sebuah ruangan yang dipenuhi kain putih dan bercak darah. Ia pun masuk ke ruangan itu dengan ketakutan, Rachel mengelilingi ruangan dan perhatian Rachel berhenti di sebuah peti yang berwarna coklat tua dan sudah kusam, lantas ia langsung mengambil kotak tersebut. Namun kotak itu tidak dapat terbuka langsung, di kotak ada sebuah bulatan yang bila bulatan itu tertutup baru kotaknya akan terbuka.

Rachel langsung teringat dengan kapsul yang berbau darah, dan Rachel langsung memasukkan kapsul tersebut dan hasilnya kotak terbuka. ”Yea!” teriak Rachel kegirangan.

Saat Rachel hendak mengambil kompas yang muncul sosok tinggi besar dengan jubah hitam yang menjuntai panjang menyapu lantai yang penuh darah. Rachel langsung menutup kembali kotak itu dan bersembunyi di belakang lemari yang hampir habis dimakan rayap. Dengan langkah pelan namun pasti Rachel mengendap-endap kembali menuju kotak dan membukanya, saat membukanya tanpa sengaja tangan kirinya menyenggol vas bunga dan menimbulkan bunyi yang membuat sosok besar berjubah hitam itu melihat ke arah Rachel dengan tatapan permusuhan.

Rachel langsung lompat dari jendela ruangan itu dan dia turun dengan menggunakan tapi yang entah sejak kapan ada di sana, Rachel turun dari lantai dua dengan tergesa-gesa. Rachel langsung berlari dan tanpa sadar Rachel memasuki taman lavender yang aneh, di taman tersebut seperti banyak keluarga yang sedang piknik bersama keluarganya.
Setelah dirasa keadaan mulai aman Rachel keluar dengan rasa waswas yang memenuhinya, dia dikejar waktu yang hampir habis. Dia berlari ke tengah kota, dan mengangkat kompasnya ke langit, sambil bilang jawabannya.

Dia memikirkan apa Jawaban dari teka-tekinya kali ini, dia berpikir kenapa teka-teki ini mengarah ke kompas, apa hubungannya. Rachel terus berpikir, di tengah kegiatannya tiba-tiba datang segerombolan anak kecil yang memakai topeng, yang terus mengejar dan mengusik Rachel.

Namun Rachel tak menyerah dia terus berlari sambil memikirkan apa jawaban dari teka-tekinya kali ini. Sampai akhirnya Rachel tiba di perpustakaan dan memilih masuk ke perpustakaan itu, untuk menghindari dari kejaran anak-anak bertopeng tersebut.

* * *

27, Oktober 2020

The Answer Is ... MIDVILLE! (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang