8:Pesan Rahasia

24 10 0
                                    

Written by: Firma

* * *

Netra Andy melihat sesuatu yang mampu menarik perhatiannya. Ia mengambil alih peta itu dari Edwin, lalu mengamatinya dengan cermat. Rachel dan Edwin menatap Andy dengan raut wajah heran, entah apa yang Andy temukan.

“Ini seperti sebuah tulisan, bukan?" tanya Andy untuk memastikan apa yang dilihatnya, Rachel dan Edwin ikut mengamati peta itu. Perlu waktu beberapa detik untuk menemukan sesuatu di sana, hingga akhirnya Rachel mengangguk begitu juga dengan Edwin. Terdapat sebuah tulisan di belakang peta itu yang masih tampak samar-samar.

“Tapi tulisan apa ini? sulit sekali untuk dibaca,” keluh Edwin. “benar sekali, ini bahkan tidak bisa terbaca.” Rachel ikut menimpali.

Rasa penasaran menyelimuti Andy, Rachel, dan Edwin. Mereka berusaha keras menemukan cara agar mampu membaca tulisan itu. Raut wajah pun berubah tampak berpikir keras. Tenggelam dalam pikiran masing masing membuat keheningan hinggap diantara mereka, hingga sebuah sebuah suara mengusir keheningan tersebut.

“Sudahlah jangan memikirkan itu. Lebih baik kita mencari jalan untuk pulang sekarang.” Andy bersiap-siap sambil menepuk-nepuk pakaiannya yang terkena dedaunan dan sedikit debu, ”kalian tidak ingin pulang?” tambahnya setelah melihat Rachel dan Edwin yang masih duduk disana.

Edwin dan Rachel saling bertatap kemudian mengalihkan pandangan pada Andy bersamaan “Apakah kamu takut, An?” mereka tertawa kecil.

“Siapa yang kamu bilang takut? Aku … aku hanya ingin cepat pulang dan menikmati makanan buatan nenek saja.” Andy kemudian berjalan lebih dulu meninggalkan Rachel dan Edwin.

Hari mulai gelap segera saja Rachel dan Edwin berjalan mengikuti Andy pergi. Beberapa menit mulai berlalu menyisakan keheningan setelah perbincangan tadi. Tidak ada yang bersuara setelahnya, hanya ada suasana sekitar yang mulai mencekam. Tiba-tiba saja Andy yang berjalan lebih dulu menghentikan langkahnya. Membuat Rachel dan Edwin seketika berhenti dan menantap ke arah Andy yang berbalik menghadap mereka.

“Ada apa, An? Mengapa kamu berhenti,” tanya Rachel. Namun Andy tidak menjawab dan tetap melihat kearah Rachel dan Edwin secara bergantian.

Edwin segera mendekati Andy dan menggoyangkan bahunya. “An, jangan buat kami takut!”

Andy melihat kearah Rachel dan Edwin yang berada di depannya, lalu terlihat seperti ingin berbicara, “teman-teman sep-“

“Apa, An? Jangan membuat kami takut.” Rachel bertanya memotong ucapan Andy. Netranya menatap ke sekitar.

Andy yang kebingungan dengan tingkah teman-temannya itu mengerutkan kening. “Kalian kenapa?” dengan tertawa kecil tapi masih terlihat bingung, Andy melanjutkan apa yang ingin dia katakan, “aku hanya ingin bilang bahwa aku sepertinya sangat penasaran dengan tulisan dalam peta tadi.” Rachel dan Edwin yang mendengar itu mengembuskan nafas kasar sambil menatap tajam pada Andy.

“Mengapa kalian menatapku seperti itu?” Kening Andy berkerut pertanda dia masih bingung dengan keadaan temannya itu.

Sambil mengusap keringat di dahi bekas perasaan takut tadi, Rachel pun menjelaskan apa yang dia dan Edwin kira. “Kenapa kamu berhenti secara tiba-tiba dan menatap kearah kami dengan pandangan begitu, An? Itu membuat kami takut dan mengira ada sesuatu yang terjadi.” Andy yang mendengar itu tertawa lumayan keras.

The Answer Is ... MIDVILLE! (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang