Written by: Phidirain
* * *
Beberapa kali Rachel dan Andy menoleh ke belakang. Mereka semakin mempercepat larinya ketika menyadari bahwa badut itu bukanlah badut biasa. Badut dengan kisahnya yang memualkan telah bermetamorfosis menjadi sesosok joker dengan senyum anehnya. Sebilah kapak diayun ayunkan Badut tersebut sambil mengejar Rachel dan Andy. Tubuhnya yang gempal membuat laju larinya lambat.
Namun, dua remaja itu telah dipenuhi rasa takut. Bagaimana jika hidup mereka berakhir di tangan badut berkapak itu?
Mereka terus berlari hingga kelelahan.
"Andy, aku sudah tidak kuat lagi," kata Rachel."Kalau begitu kita bersembunyi di rumah itu dulu!" Andy menunjukkan sebuah rumah berwarna coklat. Rumah satu-satunya yang mereka temui setelah lama berlari menyusuri lahan bersemak tinggi. Tempat badut tadi terasa jauh dari peradaban.
Rumah cokelat itu tidak berpenghuni. Pintunya terbuka dan ada banyak sarang laba-laba di sana sini. Lantainya pun berdebu.
"Andy! Ada buku!" Rachel berseru ketika menatap dari jauh terlihat ada banyak buku di dalam rumah itu. Ia mempercepat langkahnya dan Andy berlari mengejarnya.
"Banyak sekali. Rumah siapa ini?" Tanya Andy.
"Selamat datang di Brown House. Kalian harus membaca buku hingga tuntas untuk pergi dan tak kembali."
Sebuah suara menggaung memenuhi ruangan. Andy dan Rachel yang sudah berada satu langkah di dalam rumah menelan ludah dan melangkah mundur. Namun, tiba-tiba pintu tertutup. Rachel panik dan berusaha membuka pintu. Rumah itu menjadi gelap dan pengap. Ia takut akan melihat hantu dalam kegelapan.
"Percuma Rachel. Pasti ini ada hubungannya dengan misi kita. Kita tidak bisa kabur darinya." Andy mencoba menenangkan Rachel.
Terpaksa, dalam kegelapan rumah itu mereka berusaha mencari penerangan. Rumah yang dinding-dindingnya dipenuhi rak buku itu nihil tidak memiliki sakelar lampu. Andy berkeliling dengan meraba-raba sekitarnya. Berada dalam kegelapan membuat matanya mulai terbiasa.
Rachel meringkuk dibaliknya. "Andy, bagaimana kalau tidak ada lampu? Bagaimana kalau kita terjebak di sini selamanya?"
"Sssh, kau tidak lihat aku sedang berusaha? Kau bantu sana agar cepat ketemu!" Andy merasa tubuhnya sudah terlalu lelah untuk mendengar pesimistis Rachel.
Nada bicara Andy yang terkesan kesal membuat Rachel melepaskan tangannya dari baju Andy. Ia mulai mencoba untuk berani. Perlahan-lahan ia mengedarkan pandangan ke sekitar dan—"ANDY!! Buku itu hidup!"
Andy menoleh dan sebuah buku melayang-layang dan mengeluarkan sinar di bagian dalamnya. Lembaran-lembarannya seperti bercahaya. Rachel yang ketakutan setengah mati terduduk lemas di lantai. Andy mencoba menangkap buku itu. Beberapa kali meloncat buku itu bergerak-gerak menghindar.
"Rachel, Bantu aku!" Mendengar seruan itu, Rachel berdiri dengan gemetar. Tangannya meraih rak buku untuk membantunya berdiri. Tidak kehabisan akal, dia mengambil buku secara sembarangan untuk dijadikan tameng. Namun, ternyata buku yang ia ambil tidak mau lepas dari raknya. Rachel segera melepaskan tangannya dari buku itu.
"Rachel! Cepat!" Rachel pun segera menghampiri Andy.
"Kau naik di pundakku dan katakan kanan kiri maju atau mundur. Aku capek mendongak," kata Andy. Rachel menurut. Ia naik dan memegang kepala Andy agar tidak terjatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Answer Is ... MIDVILLE! (TERBIT)
HorrorRachel, Andy, dan Edwin. Tiga remaja penyuka misteri. Suatu hari, tantangan sepele membawa mereka dalam masalah. Masuk ke sebuah kota misterius bernama Halloween. Tak ada yang tau nama asli kota itu, sementara jalan keluar satu-satunya adalah dengan...