HISTORIA - 19

2K 237 41
                                    

Dua susu kotak ultra milk cokelat dan full cream, chitato, lays, happy tos, ice cream Wall's tiga rasa dan tao kae noi, semuanya terbungkus dalam satu kresek putih berlogo mini market yang Fiolyn tenteng di tangan kirinya.

Iya, dia baru pulang dari Indoapril yang terletak di sebrang gapura perumahan. Alih-alih menggunakan motor matic kesayangannya guna menghemat waktu, dia malah memilih untuk berjalan kaki.

Alasannya? Demi menghalau rasa suntuk.

Terbiasa dengan kesibukan, setengah hari menghabiskan waktu mendekam di dalam kamar membuat Fiolyn di landa rasa bosan yang menyebalkan.

Ia bingung apa yang harus di lakukan. Pada akhirnya Fiolyn iseng saja berjalan kaki membeli cemilan. Lumayan, bisa menghabiskan waktu sekitar dua puluh menit sembari menunggu petang datang.

Ini baru pukul satu siang, dan suasana sepanjang komplek yang Fiolyn lewati sunyi, sepi, senyap. Wajar saja, pada jam-jam seperti ini penghuni setiap rumah sedang banyak beraktivitas di luar. Kerja, sekolah, dan lain sebagainya.

Sembilan tahun sudah Fiolyn menjadi salah satu penghuni di lingkungan yang sedang ia jelajahi sudutnya saat ini, namun masih terasa sangat asing. Setiap tahunnya banyak yang berubah, entah warna cat beberapa rumah yang berganti. Atau penambahan fasilitas baru di taman komplek dan sekitarnya.

Ada suara deru motor bising mendekat, menghentikan langkah Fiolyn yang lambat.

Honda CBR 150r matte black berhenti tepat di samping trotoar. Membuat Fiolyn mengernyit pada dua orang siswa berseragam SMA tersebut. Sama-sama mengenakan helm fullface. Yang satu mengenakan jaket denim, sementara yang satu lagi mengenakan hoodie navy berlogo crossover di punggung.

Fiolyn mengenali sosok berjaket denim itu, yang duduk di bagian belakang. Dapat ia tebak dengan mudah lewat ransel yang tersampir di bahu.

"Gue berhenti di sini deh, mau lanjut jalan kaki." Katanya sembari turun dan membuka helm. Lalu mengembalikan helm tersebut pada si pemilik.

Benarkan, itu Razka.

Eh? Tunggu!

Gue? Fiolyn tidak salah dengar kan? Telinganya mendadak asing dengan gaya bicara Razka.

"Oke. Jangan lupa, jam tiga nanti latihan." Kata si hoodie crossover.

Suaranya samar teredam helm, tapi masih cukup terdengar.

Razka hanya mengangguk sekali sebagai respon atas pengingat itu. Dan semua interaksi singkat yang terjadi tak luput dari perhatian Fiolyn, dia diam saja sedari tadi. Mengamati. Padahal bisa saja lanjut berjalan lagi.

Fiolyn juga tidak kenal si pemilik motor tadi siapa dan anak daerah mana. Tapi sepertinya masih tinggal di perumahan yang sama, karena motor itu kemudian melaju ke arah komplek sebelah. Bukan putar balik ke arah gapura perumahan.

"Dari mana kak?"

Mengerjap, Fiolyn menarik atensi dari sudut belokan dimana motor hitam tadi menghilang. "Eh? Mini market."

Razka manut, mengikuti langkah Fiolyn. Berjalan bersisian sembari satu tangan kanannya meremas tali ransel yang tersampir di sebelah bahu.

Pemandangan yang amat sangat langka sekali. Iya, terlampau jarang, 'kan? Melihat Fiolyn dan Razka seperti ini.

"Beli apa?"

Kepo juga, ya, dia. Bilang aja mau minta.

"Cemilan. Mau?" Fiolyn mengangsurkan kresek, membukanya secara lebar agar yang di tawari bisa melihat isinya.

HISTORIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang