3. Chocolate Strawberry

1K 112 15
                                    

Chocolate Strawberry
ˈCHäk(ə)lət ˈstrôˌberē / Cokelat Stroberi


Lingkar

C-a-n-g-g-u-n-g, adalah hal yang gue rasakan saat ini, saat duduk dengan salah satu makhluk ciptaan tuhan yang cantik menurut pandangan gue. Berpikir, gue yang memulainya terlebih dahulu atau menunggunya bersuara. Tentu saja gue yang harus memulainya terlebih dahulu, karena gue yang mengawali keadaan ini bisa terjadi.

Mengamati berbagai ornamen yang terpasang di setiap sudut SeaSalt Cafe, gue mencoba menemukan topik bahasan yang harus gue mulai. Memandangnya lebih seksama yang setia tertunduk dan sesekali mengamati hal lain, selain menatap gue.

"Uhm."

"Uhm." Seru kami bersamaan.

"Ladies first dokter Garish" Lanjut gue dengan menyebut gelarnya seperti barista Cafe memanggilnya dan mempersilahkannya memulai pembicaraan.

Tanpa banyak drama layaknya perempuan-perempuan diawal pertemuan, Garish memulai ucapannya dengan lugas dan sedikit terdengar manja diujung suaranya. "Yang pertama, aku beneran minta maaf untuk minuman yang tertukar tadi siang. Kalau di pikir-pikir ini drama banget, tapi aku memang gak sengaja." Garish menghela nafas sebentar dan meneruskan ucapannya lagi. "Yang kedua, kamu, Uhm," Dia sedikit berpikir dan melanjutkan "Mas Lingkar gak perlu panggil aku dengan embel-embel dok karena kita lagi di cafe bukan di rumah sakit." Serunya mengacungkan kedua jari telunjuknya saat melafalkan kata 'dok' dengan senyum manis yang membuatnya menjadi luar biasa cantik di mata gue.

"Untuk yang pertama saya maafkan, walaupun sebenarnya itu bukan masalah yang besar. Seharusnya saya yang berterima kasih, karena Strawberry Smoothies tanpa gulanya buat mata saya kembali terjaga dari rasa kantuk luar biasa," Gue tertawa sebentar mengingat kembali kejadian tadi siang. "Dan yang kedua, karena dokter, Uhm maksud saya Garish, kamu tidak ingin di panggil dengan embel-embel dok saat di luar rumah sakit kalau begitu tolong jangan panggil saya dengan embel-embel mas. Uhm saya belum setua itu, just for your information saya masih mahasiswa semester 10." Jelas gue panjang yang membuat Garish sedikit kaget, mungkin mengetahui fakta bahwa gue masih seorang mahasiswa.

"Oh ya? Sorry kalau gitu, soalnya aku melihat ID card kamu, aku kira kamu sudah di atas 25." Tanyanya sembari menunjuk ID card yang masih menggantung di leher gue.

Gue melirik sekikas ID card yang menggantung di leher lalu melepas dan menaruhnya pada saku slingbag paling depan, "Lupa belum dilepas ternyata." Gue berujar kecil.

Beberapa saat kembali terjeda, gue ataupun Garish belum memulai kembali percakapan kami setelah penjelasan panjang gue barusan. Sampai seruan barista mengambil atensi kami berdua.

"Strawberry Smoothies for Dr. G and Chocolate Ice for Mr. Lingkar."

Gue berinisiatif berdiri lebih dulu sebelum Garish melakuakannya. "Karena kamu yang sudah traktir saya, jadi kali ini biar saya yang ambil." Seru gue lugas tak ingin menerima penolakan.

Gue berjalan menghampiri barista yang telah selesai meracik pesanan milik kami lalu meraih kedua paper cup yang berdiri sejajar di meja. Sebelum berbalik barista pun mengucapkan kalimat yang sangat diluar dugaan. "Good luck mas PDKT nya!" Serunya sembari mengacungkan jempol dan tertawa. Gue hanya bisa tertawa dan menggelengkan kepala sebagai respon ucapannya.

Kembali berjalan menuju meja dimana Garish menunggu, gue mengulurkan paper cup strawberry smoothies di hadapan Garish "Strawberry smoothies spesial tanpa gula untuk Dr. G." Seru gue yang berlakon layaknya seorang pelayan Cafe.

Garish tertawa kecil dan menyambut uluran paper cup miliknya. "Terima kasih."

"Kayaknya suka banget sama strawberry?" Tanya gue yang melihatnya begitu antusias menerima strawberry smoothies miliknya.

Garis TanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang