Sunday Night
səndā . nīt / Minggu . Malam
Garish
Lingkar benar membuktikan ucapannya. Setelah menghabiskan santapan kami di Gultik Pak Agus Budi, Lingkar kembali mengajakku berburu kuliner lain yang letaknya masih di sekitar kawasan Blok M. Lingkar dan aku memutuskan untuk berjalan kaki, meninggalkan motor untuk tetap berada di parkiran.
"Kamu sesekali harus cobain keliling jakarta tanpa kendaraan." Seru Lingkar saat mengawali langkah kami menuju salah satu kedai gelatto langganan Lingkar setiap kali pergi berkunjung ke wilayah ini. "Karena ada banyak hal indah yang hanya bisa kita lihat dengan mata telanjang, yang biasanya terhalang oleh kaca kendaraan." Lanjutnya lagi. Kami berhenti sebentar menunggu hingga lalu lintas mulai lenggang untuk dapat kami seberangi.
Aku masih menatap menyeluruh lokasi sejauh mataku dapat menangkapnya secara jelas, kalau biasanya aku melintasi wilayah ini menggunakan minicooper-ku, aku hanya akan mengingat pertigaan rambu-rambu lalu lintas di depan sana. Aku tidak akan paham kalau di dekat sini ada kedai yang menawarkan gelatto yang menurut Lingkar sangat memanjakan lidah. Lingkar mengeratkan kembali tautan jemari kananku saat hendak menyeberangi jalan raya, aku yang sedari tadi sibuk menatap sekeliling dan tidak begitu fokus memperhatikan kendaraan yang melintas pun sedikit terkejut akan pergerakan kaki Lingkar. "Jago naik mobil kok masih kagok waktu nyebrang." Ledek Lingkar saat aku sedikit kesusahan mengatur langkahku mensejajari langkahnya, aku balas dengan memutar bola mata.
Apakah kalian masih mengingat, kapan pertama kali kalian belajar menyeberangi jalan? Aku mengingatnya saat itu aku duduk di kelas satu SD, ketika aku hampir terserempet motor pertama kali saat akan menyeberangi jalan raya karena terpaksa harus membeli perlengkapan sekolahku yang tertinggal di rumah, di toko fotocopy depan sekolah. Aku tidak tahu apakah itu termasuk pelajaran pertamaku menyeberangi jalan raya atau sebuah tuntutan. Yang aku ingat saat itu, jika pengendara motor tidak segera menginjak pedal remnya mungkin aku sudah terpental entah kemana. Kejadian itu sangat membekas di ingatan, dan belum pernah aku ceritakan kepada mama, papa ataupun kedua kakak laki-lakiku. Untungnya aku tidak trauma, mungkin ada sedikit trauma jika aku harus menyebrang jalan dengan keadaan diri kosong tanpa sebuah kendaraan yang sedang aku kendarai.
Pelajaran pertama yang umum diajarkan kedua orang tua kepada anaknya saat hendak menyeberang jalan ialah, berhenti sejenak, perhatikan kendaraan yang tengah melintas baik dari arah kanan maupun kiri, pastikan jarak kita menyebrang cukup aman dengan kendaraan yang akan melintas, maka kita di perbolehkan menyeberang jalan. Di zaman sekarang ada beberapa tempat di kota-kota besar yang menawarkan kemudahan bagi pejalan kaki dalam menyeberang jalan, seperti jembatan penyeberangan maupun rambu rambu otomatis yang tersedia di beberapa zebra cross. Mama dan papa mengajariku tata cara itu jauh sesudah kejadian aku hampir tertabrak motor. Jika saat itu Garish kecil hanya akan mengangguk jika diberi tahu, maka Garish dewasa akan mentertawakan, mama papa telat ngajarin aku! aku udah mempraktikannya lebih dulu sebelum mendengarkan teorinya!
Terlalu berpasrah dengan Lingkar yang entah akan membawaku melangkah kemana, dan aku terlalu sibuk dengan berbagai macam pikiranku sendiri sampai deringan lonceng menyadarkanku, bahwa aku telah sampai di Secret Gelato, kedai gelato yang di maksud Lingkar. Rasanya belum terlalu lama aku melangkahkan kaki dari gultik Pak Agus Budi, yang menandakan kedai ini memang letaknya tidak terlalu jauh dari posisi gultik Pak Agus Budi berada.
Pukul delapan lebih sepuluh menit, belum terlalu malam untuk waktu jakarta, beberapa kedai pun masih saling memantulkan cahayanya dari satu kaca kedai hingga kaca kedai yang lain. "Kita take away aja yaa, sekalian cari jajanan yang lain." Tawar Lingkar padaku yang sudah sibuk memandangi etalase yang penuh dengan varian rasa gelato dan segera aku jawab dengan anggukan cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Tanya
ChickLit"When did you fall in love with her? The one in front of you right now." Jika gue harus menjawab question quotes yang terpampang dalam satu sisi dinding cafe tempat gue duduk saat ini, gue akan menjawab dengan lugas. "I've been in love with her fro...