From CGK with ❤️
Happy Reading 4256 words!What are We?
(h)wət.är.wē / kita ini apa?
Garish
Morning saturday! Bangun pagi setelah kemarin selesai melakukan kegiatan relaksasi di salah satu tempat spa di bilangan kebayoran jakarta selatan, cukup membuat tidurku pulas semalaman. Merengganggangkan otot tangan hingga punggung ketika masih di atas tempat tidur, sesaat aku mengingat akan ajakan Lingkar untuk menghadiri acara wisudanya. Melirik jam weker yang teregeletak di atas nakas sebelah kanan tempat tidur, cukup membuatku terkejut, jam delapan pagi. Okay ini kamu tidur apa kayak orang mati sih Rish!?Bergegas menuju kamar mandi, aku segera melakukan ritual pagiku yang sudah cukup kesiangan. Bertapa di atas closet sembari membaluri tubuh dengan lulur, maka kegiatan mandiku paling cepat adalah setengah jam dan paling lama adalah satu jam, yang biasanya ketika keluar dari kamar mandi kulit jemari tanganku sudah berkerut karena kedinginan.
Cukup bingung memilih dress yang akan aku kenakan di dalam walking closet, seketika pertanyaan di kepalaku muncul 'Are you really gonna attend his graduation Rish? Mengembalikan dress yang sedang aku genggam pada gantungan, aku beranjak menuju kamar untuk menelfon Zara.
"Hallo Rish!" Suara Zara yang muncul setelah deringan ketiga.
"Zara lo sibuk gak hari ini?" Tanyaku to the point.
"Hari ini gue pergi sama keluarga gue Rish."
"Hmm," Terjeda sebentar, "Oh iya Ra, lo mulai praktek di Siloam kapan? Kok gak ada kelanjutannya udah dua mingguan ini?" Tanyaku mengganti topik pembicaraan.
"Oh iya Rish sorry yaa gue lupa bilang sama lo."
Belum sempat aku bertanya lebih jelas tentang kalimat sorry yang Zara utarakan, "Teh Zara, ini gue taruh sebelah mana kardusnya!?" Suara samar-samar namun cukup ribut terdengar dari seberang telfon. "Langsung bawa ke kamar aja sih dek!"
"Lo lagi dimana sih Ra?" Tanyaku cukup ingin tahu.
"Gue sama keluarga gue lagi ada di apartemen Rish." Seru Zara yang mulai memelan di ujung kalimatnya.
"Maksud lo? Lo gak jadi tinggal di apartemen gue aja?" menghela nafas beratku, "Kok Lo segitunya sih Ra? Gak mau tinggal sama gue!" Cecarku.
"Bukan begitu Rish, diam dulu gue jelasin dulu!" Perintahnya seakan tahu bahwa aku akan menyela kembali ucapannya, "Gue mulai praktik senin besok tanggal tiga puluh, dan tiga hari yang lalu bokap gue ditawari apartemen temannya yang kebetulan sedang perlu uang. Gue udah jelasin rencana gue yang bakalan share apartemen sama lo, tapi bokap gue bilang lebih baik tinggal sendiri aja sekalian bantu temennya bokap gue ini." Aku terdiam, memberikan Zara waktu sekiranya akan melanjutkan ucapannya lagi, "So, sekarang gue lagi di apartemen lihat tempatnya sekalian bawa barang-barang yang gue perluin di sini. Jadi, Garish Cerah gue minta maaf yaa? Please." Zara memohon.
"Oke," aku tidak punya kalimat yang lain bukan? "Jadi lo tinggal di apartemen apa Ra?" Tanyaku lagi.
"Sudirman Park Rish, masih dekat kok kalau mau ke apartemen lo. Sekitar sepuluh menitan kalau naik kendaraan, jadi jangan marah yaa."
"Iya gue gak marah kok."
"Betewe, memangnya lo mau ajak gue kemana hari ini, hmm?" Tanyanya akan tujuan awal aku menelfonnya pagi ini.
"Gak kemana-mana kok, gak penting juga."
"Loh kok?" Tanyanya sangsi.
"Beneran deh. Semangat ya beres-beres apartemennya, senin kita meet up yaa!" Pintaku dengan nada tidak ingin ada penolakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Tanya
ChickLit"When did you fall in love with her? The one in front of you right now." Jika gue harus menjawab question quotes yang terpampang dalam satu sisi dinding cafe tempat gue duduk saat ini, gue akan menjawab dengan lugas. "I've been in love with her fro...