Talk
tôk / berbicaraLingkar
Tiga gol begitu dahsyat sebagai penutup kegiatan gue di hari sabtu dalam minggu ini. Mandi keringat dan lelah berteriak di tengah lapangan berukuran panjang 42 meter dikali lebar 25 meter. Pulang ke apartemen dengan perasaan sedikit lebih lega, yang gue butuhkan adalah mandi dan beranjak tidur. Gue merindukan empuknya kasur, setelah semingguan ini gila kerja dan kurang tidur.Perasaan lega bercampur keterkejutan ketika gue mendapati ada seorang perempuan tengah berdiri di dekat sofabed saat lampu apartemen berhasil gue nyalakan. Melupakan fakta bahwa gue pernah memberikan akses VIP apartemen untuk seseorang, dia Garish. Di saat gue hopeless menunggu kehadirannya di apartemen gue, di luar dugaan sosoknya tengah berdiri di hadapan gue. "Uhm hi!" Serunya terdengar sedikit kikuk ketika mendapati gue muncul di hadapannya.
"Sejak kapan?" Hanya kalimat itu yang muncul di kepala gue ketika merespon seruan spontannya.
"Jam tiga sore." Serunya dengan sedikit berpikir, "Uhm, dan sorry untuk kelancanganku masuk apartemen kamu." Lanjutnya lagi.
"No, ketika aku dengan sadar memberikan key card apartemenku selasa pagi di apartemen kamu, itu artinya aku sudah memberikan idzin untuk kamu masuk kedalam apartemenku kapanpun." Gue perlahan berjalan menghampiri Garish. "So, where do we start talking?"
"Mulai dari kamu bersihkan diri kamu dulu, maybe."
Oh shit! Penampilan gue sore ini benar-benar penampilan paling memalukan seorang Lingkar Langit di hadapan perempuan selama dua puluh tiga tahun hidupnya. "Lima belas menit," Gue berlari kecil menuju kamar, "Please, jangan coba untuk pergi!" Seru gue lagi dengan sedikit berteriak yang teredam pintu kamar. Gue harap Garish masih bisa mendengarnya.
Terlalu terburu-buru gue melupakan fakta bahwa gue belum makan malam, dan mungkin juga dengan Garish, jika dia sampai di apartemen saat hari masih siang. Kembali membuka pintu kamar gue dengan keadaan gue yang sudah shirtless, gue lantas memunculkan bagian kepala dari balik pintu. "Uhm Rish!" Seru gue yang berhasil membuat Garish menoleh.
"Yyaa?"
"Aku belum makan, dan mungkin kamu juga belum." Gue terdiam sebentar dan berpikir, "Tapi kayaknya isi kulkasku gak proper banget buat makan malam, boleh tolong orderin makanan pakai aplikasi?" Tanya gue sembari menjulurkan ponsel.
Beranjak berdiri dan menghampiri, Garish lantas meraih ponsel dari tangan gue. "Mau di pesenin apa?" Tanya Garish saat menggulirkan jemarinya pada screen ponsel gue yang terlalu malas untuk gue pasang kode kunci.
"I am eat everything, pesankan sesuai pesananmu saja okay! Bayar pakai gopay aja yaa!" Seru gue yang kembali masuk kedalam kamar.
Garish
Siapa Lingkar? Dan siapa aku di hidupnya? Mengapa aku selalu mendapatkan fasilitas pribadinya terlalu mudah? Mulai dari dompetnya beberapa minggu yang lalu ketika mentraktirku secret gelato, iPod-nya, keycard apartemen, hingga ponselnya dalam genggamanku saat ini. It's all about his private thing, then i am so easily could see.Sudah lebih dari lima belas menit yang lalu, Lingkar beranjak membersihkan tubuhnya setelah lelah bermain futsal dengan teman-temannya. Darimana aku bisa tahu? Karena penampilannya sama ketika dia mengembalikan kunci mobilku di basemen apartemen beberapa minggu yang lalu.
Celana Jersey dengan kaos oblong yang mencetak sedikit keringat pada bagian bahu, serta titik titik keringat di dahinya. He ain't ugly but so manly and sexy eh? Tapi, itu sungguh bukan penampilan yang baik untuk aku tatap selama berbicara. Ditambah dengan wangi parfume one summer-nya Calvin Klein yang tercampur dengan aroma tubuh Lingkar. Aku masihlah perempuan biasa yang akan lemah jika menatap laki-laki yang tetap wangi walau sedang berkeringat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Tanya
ChickLit"When did you fall in love with her? The one in front of you right now." Jika gue harus menjawab question quotes yang terpampang dalam satu sisi dinding cafe tempat gue duduk saat ini, gue akan menjawab dengan lugas. "I've been in love with her fro...