Intimate
ˈin(t)əmət / MendalamGarish
"Ekhm! Bunga baru lagi dok!" Diandra meletakkan paket bunga yang sudah tiga minggu ini aku terima dari Lingkar setiap jam tiga sore pada hari Senin dan jam sembilan pagi pada hari Rabu dan Jum'at. It's been continue, awalnya aku tidak menyadari polanya, hingga pada minggu ketiga aku mulai menyadarinya. Seperti sebuah alarm penyemangat.'Jangan ngantuk kerjanya, nanti salah cabut gigi pasien!' Pesan yang akan sering aku terima saat hari senin.
'Semangat pagii sayang! Semangat prakteknya. Baru berjalan satu jam, jangan sampai ngantuk!' Sejenis pesan yang sering aku terima setiap hari rabu pagi.
'Hey! Jangan ngantuk yaa, beberapa jam lagi long weekend-mu menanti. Kalau aku gak lembur, kita ketemu okay!' Adalah pesan yang akan aku terima setiap hari jum'at pagi.
Bosan? Tentu saja tidak. Aku akan menghargai bagaimanapun bentuk perhatian lingkar untukku. Pada minggu kedua aku sempat bertanya, "Kenapa kirim aku bunga terus?" Lingkar hanya menjawab, "Mau aja, kamu gak suka?" Dan di Minggu ketiga sudah dua kali lingkar mengganti bunganya dengan sebuket coklat ataupun susu strawberry. Seperti kemarin pagi lingkar memberiku sebuket susu strawberry yang aku minum bersama Diandra. Tapi tunggu dulu, jika kemarin hari rabu, maka hari ini adalah hari kamis. Belum waktu seperti biasanya Lingkar mengirimkan aku sesuatu.
"Perasaan, baru kemarin aku bantuin dokter Garish minum susu strawberry nya, sekarang udah ada bunga aja yaa." Diandra sibuk menatap satu buket bunga cukup besar yang ia letakkan di mejaku. "Kadang aku tuh pengen loh bisa dikirimin bunga atau coklat sama cemewew kayak dokter Garish!" Diandra masih sibuk berbicara sedangkan aku penasaran dengan si pengirim buket bunga besar ini.
Memilih mengabaikannya aku lantas membuka jurnal pasien selanjutnya yang ners Ruri letakkan di atas meja. "Nomor antrian selanjutnya ya ners Ruri."
Ponselku berdenting dan memunculkan pop up seseorang yang tengah aku pikirkan sedari tadi.
Lingkar
How about lunch today?Jangan makan siang di kantin
Maksudnya, jangan makan siang di kantin rumah sakit lagi please! -_-Mau jadi pusat perhatian penghuni gedung kantor aku lagi memangnya?
Belum sempat aku membalas pesannya, pasien selanjutnya sudah duduk dengan benar pada kursi konsultasi di hadapanku. Menyingkirkan ponsel pada pinggiran meja, aku tersenyum lebar tiap kali bertemu dengan pasien anak-anak yang berkonsultasi denganku. "Hai adik kecil, mau bersihin gigi yaa?"
"Nemenin mama dokter." Sahut suara yang sedikit di buat-buat seperti suara anak kecil. Anak perempuan yang tengah dikuncir dua hanya bersandar manja pada lengan sang ibu sembari menatapku takut-takut.
"Oh mamanya aja yang periksa, adiknya nggak?" Anak perempuan itu hanya menggeleng ragu dan tertunduk malu.
"Dokter gak gigit kok."
"Tuh, dokter Garish-nya baik, adik gak mau periksa juga?" Sang ibu memberi pengertian dan hanya disambut gelengan kepala oleh sang anak sembari menyentuh pelan lembaran kelopak bunga pada buket bunga milikku di atas meja.
"Namanya siapa?" Aku menjawil pipinya gemas.
Mengusap bagian pipinya yang sempat aku jawil, sang anak berujar pelan, "Bia."
"Kalau dokter Garish kasih susu strawberry Bia mau?" Aku menawarkannya satu kotak susu strawberry yang lingkar berikan untukku. Dengan ragu-ragu sang anak perempuan mengangguk dan mengulurkan tangan kanannya ke arahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Tanya
Chick-Lit"When did you fall in love with her? The one in front of you right now." Jika gue harus menjawab question quotes yang terpampang dalam satu sisi dinding cafe tempat gue duduk saat ini, gue akan menjawab dengan lugas. "I've been in love with her fro...