Accident
ˈaksədənt / Kecelakaan
Lingkar
"Congrats ma bro yang sudah M. Ars duluan!" Ray meninju pelan bahu gue tepat ketika gue keluar dari ruangan sidang.
Gue membalas tinjuannya dengan sebuah rangkulan pada pundaknya. "Cepat kelarin karya ilmiahnya, biar bisa wisuda bareng kita!"
"Doain aja bulan ini gue bisa acc buat sidang."
"Siap."
"Btw. Bang Reiga jadi datang?"
Melepas rangkulan pada pundak Ray, gue melirik sekilas jam di pergelangan tangan gue. "Sebentar lagi kayaknya, jam kantor udah kelar dari tadi sih."
Tepat setelah gue menyelesaikan kalimat gue, gue merasakan pundak gue di tepuk seseorang. "Congrats Adek kita!" Seru mas Rema dan mbak Gika berbarengan tepat di kedua telinga gue.
"Officially M. Ars yaa adeknya mbak!" Mbak Gika memeluk gue erat.
"Makasih mbak." Jawab gue.
Mbak Gika melepas pelukan gue membiarkan mas Rema merangkul pundak gue. "Selamat buat gelarnya. Hebat banget sih lo udah M. ars umur 23." Mas Rema mengacak-acak rambut gue gemas.
"Lo lebih hebat lagi mas!"
Mas Rema melepas rangkulannya di pundak gue berbarengan dengan munculnya notifikasi pesan whatsapp dari bang Reiga. "Guys, kata bang Reiga dia nunggu kita di Margo aja, jalanannya macet banget katanya kalau harus putar balik." Seru gue setelah selesai membaca dan membalas pesan singkat bang Reiga.
"Iya sih, pas banget selesai adzan maghrib jadi jalanan ramai orang pulang kerja." Seru mbak Gika yang tengah menatap jam di pergelangan tangannya. "Kita sholat maghrib dulu aja disini, baru berangkat." Usulnya lagi yang gue, Ray, dan mas Rema aminkan.
♡♡♡
Apa itu hidup? Sebagian dari mereka ada yang berkata hidup adalah pilihan, tapi salah satu karya ilmiah yang pernah gue baca menuliskan hidup adalah perjalanan. Untuk semua pengertian dan definisi kehidupan, gue berharap bisa melaluinya dengan baik. Memilih yang terbaik dari yang terbaik dan menjalaninya dengan baik.
Siang tadi, gue meninggalkan mobil gue di basement apartemen studio gue dan memilih pergi ke kampus menggunakan taxi online. Selain karena ingin menenangkan diri sebelum sidang, gue ingin membaca kembali ulasan tesis yang akan gue persentasikan selama perjalanan. Memandang keluar setiap kali melakukan perjalanan adalah kegemaran banyak orang, termasuk gue salah satunya. Seperti saat ini, gue duduk di bangku penumpang di dalam mobil yang sedang mas Rema kendarai, memandangi lalu lalang pengendara ibu kota di bawah terang bulan dan lampu jalanan, sedangkan Ray memutuskan pergi dengan motor yang dibawanya sendiri.
Padatnya jalan raya Margonda, mobil yang bergerak pelan merayap, suara bising klakson mobil belakang, serta monolog dalam radio mobil menjadi melodi jalan pikiran gue saat ini.
Selamat malam Scarlet Admirer di manapun anda berada, berjumpa lagi dengan gue Narasi Bahagia di Scarlet Radio pada program andalan kita yaitu Music Talk. Seperti biasa gue akan menemani kalian dengan mengulas makna dan cerita di balik layar pembuatan atau penulisan sebuah lagu, dan kali ini kita akan membahas tentang I cant make you love me. Well, gue yakin semua orang udah kenal dan paham banget sama lagu ini. Lagu yang udah sering dipopulerkan ulang dan di cover oleh setiap kalangan. Sebelum kita berbicara lebih dalam tentang makna dan lagunya, buat kalian semua sobat galau di manapun berada, mari rapatkan barisan, berpegangan tangan, dan kita dengarkan lagu pertama kita, I cant make you love me dari Bonnie Raitt
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Tanya
Chick-Lit"When did you fall in love with her? The one in front of you right now." Jika gue harus menjawab question quotes yang terpampang dalam satu sisi dinding cafe tempat gue duduk saat ini, gue akan menjawab dengan lugas. "I've been in love with her fro...