A Gift
gift / Hadiah
Garish
"Rish, Rish, Lo belum cerita loh mau beli kado buat siapa." Zara masih menarik narik lengan bajuku mengemis jawaban.
"Apaan sih Ra, jangan tarik-tarik dong!" Kesalku padanya dan mencoba melepaskan cengkraman jemari Zara dari lengan bajuku.
"Lagian! lo gak mau jawab pertanyaan gue sejak dari rumah." Sungutnya memanyunkan bibir, "Gue tahu semalam gue salah banyak sama lo, tapi kan cuma telat lima belas menit Rish. Lo juga udah diemin gue selama perjalanan pulang." Lanjutnya lagi masih merayuku.
Aku mengalihkan pandanganku dari memilih dasi dalam rak pada Zara, "Zara sayang, janji temu kita itu jam tujuh, terus lo minta perpanjangan waktu sampai jam sembilan, udah gitu lo ketemu guenya setengah sepuluh loh." Kesalku muncul kembali jika mengingat kejadian semalam, "Jadi di mananya yang telat lima belas menit?" Imbuhku dan kembali memilih berbagai macam corak dasi dalam rak.
"Yaudah deh gue gak tanya lagi," Pasrahnya dan ikut memerhatikan berbagai macam corak dasi yang menggantung.
Mengingat kejadian semalam, berakhir dengan aku menunggu Zara dengan berbelanja disalah satu Drugs Store, pasalnya aku sudah kepalang kesal. Menjelang jam sembilan malam pesan whatsappku yang menanyakan di mana posisi Zara saat itu pun tidak Zara balas. Zara baru membalas pesannya saat aku hampir mati bosan menunggu dan memilih untuk pulang.
Tepat jam sembilan Zara mengabariku jika dia baru saja keluar dari Rumah Sakit, waktu itu hampir saja Lingkar memaksa menemaniku sampai bertemu dengan Zara jika aku tidak mengeluarkan alasan yang masuk akal. Untung saja aku beralasan bahwa Zara sudah ada di mall dan sedang di toilet, dan aku akan menyusul kesana. Mana mungkin Lingkar akan memaksa menemaniku hingga ke toilet bukan? Padahal tujuannku sebenarnya bukanlah toilet melainkan gerai kosmetik untuk membunuh rasa bosanku menunggu Zara.
Tepat jam sembilah lebih tiga puluh menit Zara memunculkan batang hidungnya di hadapanku dengan segudang permintaan maafnya, jika alasannya adalah pasien rumah sakit yang membludak serta urusan urgent kedokteran lainnya, aku tidak bisa berbuat banyak bukan? Itu di luar kendaliku juga Zara, tapi rasa kesal bisa jadi masih ada bukan? Aku berhasil mendiamkan Zara selama perjalanan dari mall hingga ke rumahnya di kawasan depok.
Setelah sampai rumah Zara moodku sudah kembali baik, kita menghabiskan waktu dengan Netflix and Girls Talk, bercerita banyak hal tentang apa saja yang terjadi selama dua minggu lebih kita tidak bertemu, minus pertemuan-pertemuan tidak terdugaku dengan Lingkar, karena aku belum ada niatan untuk bercerita kepada siapapun.
Pagi ini, setelah menaruh jas Teorema pada Laundry langganan keluarga Zara dan berhasil berburu sarapan favorit khas anak kuliahan di UI, aku menyeret Zara kembali kedalam Mall untuk membeli hadiah wisuda Lingkar, tentu saja Zara tidak tahu menahu kado ini untuk siapa, karena aku masih berniat tutup mulut sebagai aksi kesalku semalam, kekanakan sekali, tapi biarlah. Aku ingin tahu tingkat kekepoan zara sampai dimana.
"Kok gak jadi ambil dasinya?" Cletuk Zara saat melihat aku berpindah dari rak dasi menuju rak yang memajang accessories laki-laki lainnya.
Sungguh aku tidak berbakat menentukan hadiah untuk seseorang dalam waktu singkat, aku terbiasa memikirkan hadiah untuk orang-orang terdekatku jauh-jauh hari. Selain karena aku kesulitan dalam memilih, aku terbiasa mempersiapkan yang terbaik.
"Mau gue bantu cari gak?" Seru Zara terdengar ragu, "Kira-kira cowok yang mau lo kasih hadiah itu kayak apa?" Imbuhnya lagi yang sudah berdiri membelakangiku dan memilih beberapa ikat pinggang yang menggantung di rak. "Pengusaha atau pegawai?" Tanya Zara lagi saat tidak mendapati jawabanku. "Mau pindah toko aja?" Zara memberi pilihan sembari menoleh kepadaku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Tanya
ChickLit"When did you fall in love with her? The one in front of you right now." Jika gue harus menjawab question quotes yang terpampang dalam satu sisi dinding cafe tempat gue duduk saat ini, gue akan menjawab dengan lugas. "I've been in love with her fro...