Bitter 38

1.9K 328 118
                                    

Lelaki itu tengah memeluknya kelewat erat, hampir membuat Yena susah untuk bernafas. "Jangan pernah berkata seperti itu lagi! kau sangat menyakiti hatiku."

"Lepas. Kita masih harus bicara."

Namun Baekhyun tetap dalam posisi membenamkan wajahnya pada bahu isterinya. "Tidak, jika aku melepasmu kau akan terus berkata yang tidak-tidak. Aku tidak pernah membencimu. Demi Tuhan, dengan apa lagi aku bisa membuatmu percaya kalau aku hanya menginginkan kebahagiaanmu lebih daripada apapun dalam hidupku?"

"...."

"Dan apa kau bilang tadi? Membuangmu? Omong kosong dari mana lagi itu? Membayangkan bagaimana hidupku tanpamu saja sudah bisa membuatku berkeringat dingin. Aku sangat takut kau meninggalkanku lagi."

"...."

"Sayang, kau mendengarku kan? Jangan marah lagi ya? aku minta maaf karena telah berbohong. Kau boleh melarangku-- tidak, kau sangat pantas melarangku untuk melakukan apapun, karena kau adalah isteriku. Kenapa juga aku bisa jadi terlalu bodoh karena lupa untuk selalu menyertakanmu dalam setiap pengambilan keputusan dalam hidupku? Kau boleh memarahiku, pukul atau tampar saja aku sekarang untuk menyadarkanku."

"...."

"Asal jangan pergi meninggalkanku ya? Karena aku hancur kalau kau pergi lagi."

Ahn Yena yang sedari tadi terdiam, menyadari bahwa bahunya kini terasa basah, dan ia lumayan tidak percaya laki-laki ini akan menjadi seperti ini. Apa Baekhyun menangis?

"Harusnya kau benci padaku kan Baek?"

"Tidak mungkin."

"Aku tetap menyelidiki kasus Ayahmu tanpa perduli ancaman keselamatan terhadap Sera, aku ceroboh."

"Kau melakukan tugasmu sebagai Jaksa, itu kewajibanmu. Sera dibunuh oleh orang jahat, bukan olehmu."

"Aku takut orang-orang itu mencelakaimu, maka dari itu aku berhenti menjadi Jaksa."

Baekhyun melepas pelukannya untuk menatap mata isterinya itu lamat-lamat. "Aku tahu sayang, aku sangat tahu itu."

"Tidak bisakah kita hanya hidup tanpa masalah lagi? Aku cuma ingin kehidupan yang normal tanpa rasa takut kehilanganmu."

"Kalau begitu kau ikut aku besok ,kita akan bicara langsung pada Ayahmu. Kita lakukan semuanya sesuai keinginanmu. Bagaimana?"

"Bagaimana kalau Oh Jiho tetap ingin naik ke politik?"

Baekhyun membelai pipi isterinya dengan sayang, menarik napas dan menghembusnya pelan-pelan untuk berucap, "Kau mau tinggal bersamaku di luar negeri? Kali ini bukan pelarian, kita bisa mulai hidup kita yang baru di sana tanpa takut akan kemungkinan apapun yang akan terjadi. Hanya ada kau, aku, dan anak-anak kita selamanya."

"Ide yang bagus, aku suka." Perempuan itu tersenyum lega dan membenamkan wajahnya pada dada suaminya.

Baekhyun memeluk isterinya itu kelewat erat, bahkan tubuhnya masih memberikan reaksi gemetaran jika mengingat bagaimana takutnya ia saat Ahn Yena hampir saja memutuskan untuk pergi dari hidupnya dan meninggalkannya sendirian lagi.

***

Kamar hotel ini terlalu dingin, Yena belum juga bisa tidur walaupun Baekhyun sudah terlelap di sebelahnya. Lelaki itu tidur meringkuk seperti bayi, sepertinya sangat kelelahan setelah mengemudi cukup lama dari Daegu menuju Seoul hanya untuk menghampirinya.

Tepat di saat Yena memilih untuk membelai wajah lelaki itu dengan jemarinya, ia merasakan bahwa suhu tubuh Baekhyun sangat tinggi. Kerutan yang nyata di dahi, dan mata yang memejam erat, adalah pertanda suaminya itu begitu tidak menikmati tidurnya kali ini.

Bitter of Love (Byun Baekhyun)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant