Bitter 5

2.4K 449 601
                                    

"Jadi di mana yang harus diperbaiki?" Baekhyun mengamati perempuan di belakangnya yang ikut berjalan masuk dalam gelungan selimut.

"Jendelanya, tidak mau tertutup dengan rapat. Kukira tadinya akan baik-baik saja, tapi setelah tengah malam aku malah merasa kedinginan dan berencana tidur di ruang tamu sampai besok pagi."

Tentu saja, itu sangat mengganggu Baekhyun ketika ia ingin menonton siaran bola tengah malam dan malah mendapati seonggok wanita yang bergelung dengan selimut tebal di atas sofa ruang tamu.

Lelaki itu membawa sesuatu seperti seperangkat alas perkakas di dalam kotak kecil dan mengeluarkan obeng dari sana. Tidak menyadari bahwa Ahn Yena sudah ikut berjongkok untuk mengamati benda-benda yang Baekhyun bawa ke kamarnya, "Wah, kalau aku tahu akan seperti ini, akan ku bawa alat-alat perkakas milikmu yang tertinggal di Seoul ke sini."

"Memangnya kau bisa memakainya kalau membawa itu kesini?"

"Kau yang akan memakainya."

"Aku sudah punya yang baru, kau bisa melihatnya sendiri."

Ahn Yena mengangguk sambil menguap pelan, ia mengantuk. "Tentu saja, aku juga tidak pernah menyangka kalau kau akan menjadi presiden direktur ditempatku berkerja, dan bahkan tinggal satu atap denganku lagi." Perempuan itu akhirnya memilih duduk dengan memeluk kedua lututnya. "Omong-omong apa kau sekarang agak gila?"

Byun Baekhyun yang masih memutar sekrup yang kendor pun akhirnya lebih memilih untuk memutar bola matanya sebelum berakhir mendongak menatap perempuan di belakangnya. "Apa mulutmu itu tidak bisa diam saja sebentar?"

Perempuan itu jelas saja tidak mengindahkan perkataan Baekhyun barusan karena ia tetap berbicara, "maksudku, kau ini presiden direktur. Kenapa tidak menyewa apartemen? Kau bahkan bisa membelinya kalau kau mau."

"Apa itu yang menjadi standarmu untuk menentukan betapa gilanya orang lain?"

"Ya, tentu saja. Kau keberatan?"

"Sangat. Bukannya kau yang lebih gila?"

Ahn Yena menunjuk dirinya sendiri dengan ekspresi bingung. "Aku?"

"Kenapa kau berhenti menjadi Jaksa? Kau harusnya bisa menghubungiku jika memerlukan uang, dan tidak berakhir menghancurkan karir yang kau inginkan."

"Sudah ku bilang Ibuku sakit!!" Ahn Yena mengibas-ngibaskan tangannya ke wajah, padahal tadinya ia merasa sangat kedinginan.

"Apa sangat sulit untuk mengatakannya padaku?"

"Mengatakan apa?"

"Kalau Ibumu sakit, dan kau perlu bantuan."

Baekhyun tidak ingin melanjutkan perdebatan seperti ini malam-malam, dan sepertinya perempuan di belakangnya juga berfikir hal yang sama karena Ahn Yena berakhir tidak menjawabnya.

Beberapa menit berlalu dalam keterdiaman dan Baekhyun masih menyibukan dirinya dengan memutar sekrup-sekrup yang longgar di kerangka jendela. Saat ia telah selesai dan akhirnya mendongak lagi, matanya mendapati perempuan itu sudah tertidur pulas di atas lantai, meringkuk di dalam gulungan selimutnya seperti sebuah kepompong.

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou mettre en ligne une autre image.
Bitter of Love (Byun Baekhyun)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant