"Biar aku yang mengemudi sampai ke rumah."
Ahn Yena refleks melebarkan matanya karena ia agak terkejut, "kau serius?"
Baekhyun mengangguk sebelum berucap, "masih meremehkanku? Kau bahkan melihat sendiri bagaimana aku sudah bisa berlari cukup kencang saat terapi terakhir kemarin."
Ahn Yena tidak punya pilihan selain memberikan kunci mobil ke tangan suaminya dan membiarkannya mengemudi dari rumah sakit sampai ke apartemen. Lagipula keadaan Baekhyun memang sudah benar-benar pulih, tidak ada yang bisa mengalahkan tekad pria yang satu ini untuk sembuh.
"Menurutmu, siapa dalang dari kecelakaan yang menimpa kita terakhir kali?" Ahn Yena memang baru sempat menanyakan soal ini sekarang.
"Memangnya apa kata polisi?" Baekhyun baru selesai memakai seatbeltnya dan mulai menghidupkan mesin mobil.
"Polisi bilang kalau mereka tidak menemukan kejanggalan apapun dalam kecelakaan itu."
"Tidak mungkin."
"Iya, memang tidak mungkin. Maka dari itu aku menarik kesimpulan bahwa siapapun dalang dibaliknya, pasti punya kekuasaan yang cukup untuk membungkam mulut polisi."
Baekhyun mengangguk seiring dengan mobil yang melaju di jalanan protokol. Langit sudah gelap saat mereka sampai ke parkiran basement apartemen.
Entah mengapa perasaan Yena kali ini terasa lebih sentimental, mungkin saja karena ia baru bisa menarik napasnya lega sekarang. Setidaknya, tidak ada penantian panjang nan mencekam lagi karena Baekhyun benar-benar sudah bangun dari koma dan pulang bersamanya.
Setelah semua yang telah terjadi pada mereka, hanya duduk bersama suaminya di dalam mobil ini pun terasa seperti mimpi indah.
Baekhyun menjeda lamunan isterinya saat jemari lelaki itu terulur untuk mengelus pipi Yena dan bertanya, "Kau terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu, mau menceritakannya padaku?"
Yena menggeleng dan tersenyum, "tidak ada apa-apa, hanya rasanya seperti mimpi saat melihatmu sudah berada di sini lagi bersamaku."
Baekhyun tersenyum, mengusap-usap kepala isterinya dengan sayang. "Aku juga senang, jantungku berdebar sampai terasa mau meledak."
Perempuan itu terkekeh pelan, "kau berlebihan."
Mereka saling menatap, sebelum berakhir saling mengecup rindu. Baekhyun menarik pinggang gadisnya untuk lebih mendekat, dan Yena seperti tidak mau kalah dengan segera mengalungkan tangannya di leher kepunyaan suaminya untuk lebih memperdalam ciuman mereka.
Setelah beberapa saat, Baekhyun baru melepas ciumannya untuk memberi waktu menarik napas, "I love you, honey. I love you so much."
Yena tersenyum dan membalas dialog di sela pagutan mereka itu, "i love you more, Mr. Byun."
Sekujur tubuhnya meremang saat bibir Baekhyun menggerayangi lehernya, dan sebelum mereka berbuat lebih jauh lagi, Yena berusaha menyadarkan Baekhyun, "kita tidak bisa melakukan semuanya di sini, terlalu sempit."
Baekhyun mengerti dan segera melepas tautan mereka. Tapi kegiatan panas itu memang tidak terjeda terlalu lama, karena begitu sepasang suami-isteri itu sudah sampai dan masuk ke dalam unit, mereka langsung melakukan ciuman itu lagi segera setelah Baekhyun menutup pintu apartemen rapat-rapat.
Tidak ada yang sempat menyalakan lampu, tapi dengan kehandalannya, Baekhyun bisa membawa Yena ke sofa yang tepat di ruang tamu.
"Where was the last time we stored our condoms?"
Ahn Yena memakai kesempatan ini untuk menghirup banyak-banyak oksigen, wajahnya memerah seiring dengan gairah yang menggelora. "seingatku ada di laci nakas di kamar."
![](https://img.wattpad.com/cover/194416280-288-k127789.jpg)
VOUS LISEZ
Bitter of Love (Byun Baekhyun)
Fanfic(Completed) Byun Baekhyun dan Ahn Yena yang sudah lama bercerai, dipersatukan lagi oleh masa lalu mereka yang ternyata masih belum selesai. "Marrying you is the worst decision i've made.." Since, September 2020 ⚠️Trigger warning: suicide⚠️