Bitter 27

1.8K 355 256
                                    

Note: buat kalian yang selama ini selalu isi lapak komen dengan curhatan tentang betapa kalian ikut hanyut dalam cerita ini, aku berterimakasih banget setiap liat kalian ikut gregetan. Metode baca ulang komen2 kalian itu selalu ku pakai buat naikin mood nulis. Wkwkwk. Jujur, aku sendiri pun suka nangis dan ketawa sendiri setiap nulis cerita ini.

Oiya aku juga sama kayak kalian, ikut penasaran dan belum tau akan bagaimana ending dari cerita ini nantinya. :") 

***



Baekhyun berkali-kali memukul kemudi untuk merutuki jalanan yang macet. Hujan masih belum berhenti dan entah kemana perginya perempuan itu di saat seperti ini.

Ia tidak berani membayangkan sama sekali akan menjadi seperti apa kondisi gadisnya itu sekarang, tapi segala fikiran negatif itu seperti terus bermunculan sendiri di dalam kepalanya. Dan ketakutannya bahwa Yena akan meninggalkannya adalah yang paling menyeramkan- tidak, yang lebih menyeramkan lagi adalah disaat perempuan itu bisa saja memilih untuk lebih membencinya lagi seumur hidup. Semua ini memang kesalahannya.

Ini sudah hampir dua jam Baekhyun berputar-putar mengelilingi jalanan, dan Ahn Yena tidak terlihat di manapun. Rasanya, frustrasi saja tidak cukup untuk menggambarkan bagaimana dirinya saat ini. Ia hampir gila jika saja tidak melihat siluet perempuan terduduk di halte bis yang sepi.

"Kau basah kuyup." Ujarnya ketika sudah keuar dari dalam mobil dan mendekat. Tangannya bergetar untuk menyampirkan cardigan yang ia pakai kd bahu Yena. Sedangkan perempuan itu masih tetap menunduk, dan Baekhyun mengerti betapa menjijikannya dirinya saat ini, bahkan hanya untuk mendapat balasan tatapan dari gadisnya itu. "Kita pulang dulu dan bicarakan semuanya pelan-pelan..."

Tidak ada sahutan selain Yena yang kembali larut dalam isaknya. Sekuat tenaganya, perempuan itu memukul lelaki di hadapannya dengan kepalan tangan. Bahkan setelah mengerahkan seluruh tenaganya untuk meninju Baekhyun, dia masih belum bisa berhenti menangis. Sebaliknya, hatinya justru semakin merasa sesak. "Mimpiku benar, tentang kau yang akan meninggalkanku sendirian."

Kali ini laki-laki itu yang terdiam.

Ahn Yena bangkit berdiri, memeluk dirinya sendiri yang mulai merasa menggigil. "Ayo, aku kedinginan."

Pria itu lantas menatap dengan sorot heran, "ke mana?"

"Kau bilang kita akan pulang?"

Perempuan itu masuk ke dalam mobil dan kembali terdiam sepanjang perjalanan kecuali satu pertanyaan yang ia tanyakan pada Baekhyun dengan tatapan lurus menatap jalanan. "Bagaimana dengan Lee Hwayoung? Kau meninggalkannya sendirian di rumah?"

Dan lelaki itu justru tidak langsung menjawab. Baekhyun mengamati perempuan itu di sela-sela mengemudi walau tak pernah ia rasakan balasan tatapannya. "Aku menyuruh Kyungsoo untuk mengantarnya pulang."

Ahn Yena mendengus pelan, "lain kali kau yang harus mengantarnya sendiri. Dia itu tanggung jawabmu mulai sekarang."

"Ahn Ye--"

"Sudah sampai. Aku harus cepat-cepat mandi sebelum terserang flu." Dan perempuan itu buru-buru keluar dari dalam mobil sebelum Baekhyun dapat menahannya.

Saat Baekhyun sudah selesai mandi dan masuk ke dalam kamar hangat milik perempuan itu pun, ia hanya diam dan mengamati Ahn Yena yang sedang melepas kausnya dan menggantinya dengan piyama. Perempuan itu sedikit mendongak sebelum bertanya, "kau tidur di sini lagi malam ini?"

Baekhyun sama sekali tidak mengangguk. Hanya terduduk di atas ranjang dan berucap, "kita harus bicara."

"Bicara apa lagi? Kurasa semuanya sudah sangat jelas."

Bitter of Love (Byun Baekhyun)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant