Bitter 14

2.3K 428 332
                                    

"Rupanya ada tamu yang datang."

Park Chanyeol tidak tahu harus bagaimana menanggapi perkataan Baekhyun barusan, dan itu terlihat jelas dari ekspresi bingungnya.

Baekhyun hanya balik menatap dengan senyuman tipis.

Dan bagi Yena ini adalah semacam rekor terbaru yang juga membingungkan ketika Baekhyun bisa bersikap seramah ini pada Chanye-- Ah.. benar juga. Mereka sudah bercerai, bagaimana bisa sesaat tadi Yena menjadi lupa akan fakta yang satu itu?

Pantas saja.

Baekhyun bisa terlihat begitu santai mendapati Chanyeol berdiri di sana.

Tentu saja karena memang sudah seharusnya dia bersikap seperti itu kan?

Dan Yena seharusnya merasa lega akan hal itu.

Masih tidak ada yang bersuara diantara mereka bertiga sampai akhirnya Baekhyun memilih untuk masuk ke kamar dengan alasan tubuhnya yang begitu lelah setelah mengemudi seharian. Ia juga bilang akan langsung tidur.

"Kau berhutang sebuah klarifikasi tentang bagaimana bisa kalian kembali tinggal bersama." Park Chanyeol segera memberondongnya dengan pertanyaan setelah Baekhyun sudah menghilang di balik pintu kamarnya.

"Itu hanya... sebuah kebetulan." Yena duduk di sofa, ia sama sekali tidak berselera untuk menjelaskan apapun, dan semoga Chanyeol tidak semakin menekannya dengan pertanyaan-pertanyaan yang semakin membuat sakit kepala.

"Kebetulan macam apa itu? woah, aku merinding! Jangan-jangan dia menguntitmu? Yena-ya, kau harus berhati-hati, bisa jadi dia memang terlalu terobsesi padamu sampai merencana--"

"Sunbaenim...."

"Kenapa? Kau baru menyadarinya sekarang kan? ternyata dia memang benar stalker?"

Perempuan itu menggeleng pelan, "Aku hanya tiba-tiba merasa sedikit tidak enak badan."

"Yaa! Kenapa tidak bilang dari tadi? Kalau begitu iirahatlah sekarang, lalu aku akan bergegas pulang."

Perempuan itu mengangguk, sedikit merasa tidak enak pada Chanyeol yang sudah repot-repot datang mengunjunginya. Ia seharusnya merasa senang karena lelaki itu adalah senior favoritnya.

Tapi ia malah mendapati dirinya berjalan tanpa gairah menuju kamar, dan masuk ke dalam selimut. Ia tidak benar-benar sakit kepala seperti perkataannya tadi, hanya saja sesuatu di dalam dadanya terasa sesak. Mungkin karena ia sempat terlalu merasa percaya diri.

Ia perlu tidur untuk berfikir, agar lain kali ia tidak berharap lebih.

Ia perlu tidur untuk berfikir, agar lain kali ia tidak berharap lebih

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou mettre en ligne une autre image.

"Aku sudah sampai Bu. Dia baik-baik saja, mungkin sedang tidur di kamarnya. Ibu tidak perlu terlalu khawatir."

"....."

Bitter of Love (Byun Baekhyun)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant