Monday, 5 October 2020
Alettha melangkahkan kakinya pada rumput halaman Universidad Carlos III Madrid.
Sebuah bangunan megah yang akan membimbing Alettha untuk menemui hal hal baru yang belum pernah Alettha temukan sebelumnya. Dan di tempat inilah nanti ia akan melihat senyum indah kakaknya. Dan di tempat ini juga ia akan mengabulkan keinginan Bundanya untuk Alettha melanjutkan pendidikan di luar Negri.
-
Satu demi satu guru pembimbing pun memasuki kelas masing masing. Hingga waktu jam pertama pun selesai. Semua mahasiswa di kelas Alettha langsung berhamburan keluar dan berjalan menuju kantin untuk makan siang.
Seseorang kemudian menepuk pundak Alettha. "Hay" sapa perempuan itu dengan logat Jawa yang ketara.
"Hay" sapa Alettha balik.
"Boleh kita berkenalan?" Ucap perempuan itu menawarkan tangannya untuk dijabat.
"Boleh, namaku Alettha. Asli dari Bandung" ujar Alettha sembari menjabat tangan perempuan melayu yang sefakultas dengannya tadi.
"Apa kau mau ke kantin?" Tanya perempuan itu.
"Iyaa, apa kamu mau ikut denganku?" Tawar Alettha.
"Boleh? Biar nanti aku yang mentraktir kau" jawab perempuan itu ingin mentraktir Alettha di kantin.
"Sudah tak perlu. Aku punya uang sendiri" tolak Alettha halus.
"Tenang, anggap saja ini sebagai hadiah persahabatan kita. Oh ya, perkenalkan nama saya Nur Elisya. Kau boleh memanggilku Elis. Asli dari Semarang" ucap perempuan bernama Elis itu.
"Oh iya salam kenal" ucap Alettha yang sudah mulai berani untuk berinteraksi dengan orang orang baru.
Kelas pun dimulai kembali. Alettha dengan sigap mengikuti pelajaran tentang kesehatan yang akan disampaikan oleh dosen asal Amerika Serikat. Sehingga Alettha bisa lebih mudah untuk mencerna apa apa saja yang disampaikan oleh dosen tersebut karena menggunakan bahasa Internasional yang tentunya lebih mudah daripada bahasa itali.
-
Hari mulai petang, Alettha dan Elis kini sudah berjalan melewati gerbang universitas dan hendak untuk pulang ke apartemen masing masing sebelum suara seorang pria kemudian memanggil nama Alettha.
Sangat nyata, dan bahkan masih terekam jelas dibenak Alettha bagaimana suara pria itu memanggilnya beberapa bulan lalu.
Dengan sekejap mata, Alettha langsung membalikkan badannya untuk melihat kenyataan siapa orang yang memanggilnya.
Dan benar saja itu adalah Alfeandra Dewangga, mantan sekaligus juga kakak dari Alettha.
"Kak Andraa!!" Teriak Elis takjub kala melihat Dewangga.
"Oh hai" sapa Dewa manis.
"Kamu kenal?" Tanya Alettha bingung dengan tingkah Elis yang sangat terpukau akan kehadiran Dewa.
"Ya kenal dong" jawab Elis terlihat sangat manja dengan menampilkan sederet gigi putihnya.
"Emang lo ngga tau dia siapa?" Ucap Elis berbisik pada Alettha.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect Bek
Fanfiction____________________________________________ Lingkungan yang tak seharusnya membuat diri Alettha menjadi sosok gadis yang tegar. Kehilangan sosok ibu karena bahtera rumah tangga yang tak dapat dipertahankan lagi membuat dirinya kesepian. Ia kehilang...