"Dimana kakakmu?" Tanya Alexandria sinis. Entah apa yang merasukinya sampai sampai ia menggunakan intonasi tinggi saat berbicara dengan Alettha.
"Hanif sedang ada acara, dia benar benar tidak bisa datang hari ini" jawab Alettha dengan jujur, sesuai dengan apa yang dikatakan Hanif tadi.
"Halah, kau hanya mengarang cerita. Jawab aku! Dimana Alhanif Sjahbandi-mu itu? Jawab Alettha!" Paksa Alexandria membentak gadis didepannya ini.
"Udah saya bilang berapa kali sih, Hanif tidak disini. Dia sedang ada acara dan tidak dapat diganggu. Apa anda tuli...!" Ucap Alettha yang mulai tersulut emosi.
"Alettha udah, gausah diladenin" bisik Indra menggapai tangan Alettha dan menariknya masuk ke dalam apartmen tanpa mempedulikan perempuan yang sedari tadi memaksanya untuk memberitahu keadaan Hanif.
-
Seorang pria berbadan tinggi kekar sudah duduk di salah satu kursi di meja makan restoran. Menunggu ke empat anaknya untuk datang dan membahas masalah ini berasama sama.
Satu jam...
Dua jam...
Tiga jam...Tak ada satu orangpun anaknya yang menampakkan diri. Entah itu Alettha, Alfeandra, Alexandria, ataupun Hanif.
Ali menggebrakan meja didepannha pelan. Ia mendengus kasar lalu beranjak meninggalkan restoran itu untuk kembali ke apartmen mencari salah seorang anaknya.
-
"Gue ga mau, lo paham ga sih?" Bentak Dewangga berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Alexandria.
"Kasian ayah sudah menunggu dari tadi. Kita harus kesana sekarang" ucap Alexandria pantang menyerah dalam membujuk adik laki lakinya itu.
"Kak?! Jangan paksa gue buat melakukan hal yang ga ingin gue lakuin. Dan stop untuk kakak merasa semua hal harus dalam kendalimu, Alexandria!" tegas Dewangga mengeluarkan unek uneknya.
Bentakan itu membuat hati Alexandria sedikit meradang. Perlaham pegangan tangan itu meluruh, bersamaan dengan kepergian Alexandria begitu saja tanpa ada kata.
Dewangga sedikit merasa bersalah atas apa yang barusan ia perbuat. Tapi mau bagaimana lagi, ia sudah bosan dengan kelakuan Alexandria yang selalu memaksakan kehendaknya. Seolah olah semuanya harus berada di bawah tangan Alexandria, sesuai dengan rencananya.
Ia kemudian mengambil ponselnya, mengetik beberapa pesan yang akan ia kirimkan pada Hanif dan juga Alettha.
-
Alfeandra Dewangga :
Gue udah nolak keinginan Alexandria. Jadi apalagi sekarang?Begitulah kira kira pesan yang diterima oleh Hanif. Tanpa sadar laki laki itu tersenyum. Ya, semua akan segera teratasi, dan setelah ini ia akan membawa pulang Alettha dan memasukkannya kuliah di UI semester depan.
Tunggu konfirmasi gue selanjutnya. Jangan melakukan hal apapun tanpa meminta persetujuan gue
Ketik Hanif membalas pesan Dewangga. Tak lama ia pun membuka roomchat dengan adiknya, menuliskan beberapa pesan kepada gadis cantik itu.
-
Hanif Sjahbandi : aa pulang besok dek, kamu kalo mau makan tinggal pesen aja di pantry biar besok aa yang bayar. Sama satu lagi, kalo tiba tiba aja ada Alexandria atau Ali mau ngajak kamu, jangan mau. Hubungin aa atau Indra.
Tulis Hanif mengintruksikan apa apa saja hal yang sekirana perlu ia katakan pada adik kesayangannya ini.
Alettha sama sekali tidak ada niatan untuk membalas pesan Hanif. Ia hanya membaca, dan menganggukkan kepala tanda mengerti. Ia kemudian membuka pesan yang dikirim oleh Dewangga.
![](https://img.wattpad.com/cover/229879673-288-k697552.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect Bek
Fanfiction____________________________________________ Lingkungan yang tak seharusnya membuat diri Alettha menjadi sosok gadis yang tegar. Kehilangan sosok ibu karena bahtera rumah tangga yang tak dapat dipertahankan lagi membuat dirinya kesepian. Ia kehilang...