9. Date

64 12 8
                                    

"Hati hati dirumah, jangan nakal kasihan bi Siti. Kalo ada apa apa bilang Aa. Kalau butuh sesuatu bilang sama Aa" tutur Hanif memberi wejangan pada adiknya sebelum ia pergi lagi untuk mengemban tugas.

"Iya Aa Hanif Sjahbandi yang paling ganteng tapi bawelll" jawab Alettha manja.

Karena gemas Hanif pun mencubit kedua pipi Alettha hingga merah.

"Sakit Aaaaa" teriak Alettha sembari memegangi kedua pipinya yang memerah.

"Yauda Aa berangkat dulu, jangan nakal nakal. Nurut sama bi Siti" pamit Hanif mencium kening Alettha sesaat dan berlalu masuk ke taxi online yang dipesannya.

Setelah taxi yang Hanif tumpangi tak terlihat, Alettha langsung berlalu naik ke lantai 2 untuk menonton tv.

Serial drama bioskop berjudul Ananta pun tayang. Tanpa sengaja Alettha menumpahkan air matanya. Alettha sangat menghayati drama film tersebut. Hingga tiba tiba suara mengejutkan seorang perempuan mampu membuyarkan ketegangan Alettha.

"Non ada yang nyariin dibawah" ucap perempuan itu yang ternyata adalah bi Siti. ART baru dirumah Alettha yang sengaja dipanggil Hanif untuk menemani Alettha.

"Siapa bi?" Tanya Alettha.

"Bibi henteu terang non" (bibi ngga tau non). Jawab bi Siti

"Lalaki atanapi awewe?" (Laki laki atau perempuan?). Kataku balik bertanya.

"Lalaki non. Saur anjeunna bade ngajak non Alettha kanggo leumpang" (laki laki non. Katanya mau ngajak non Alettha jalan jalan) jelas bi Siti.

"Saha anu di dieu siang di bumi? Ngan nyusahkeun" (siapa sii siang siang gini ke rumah. Ganggu aja). Gerutu Alettha.

Dengan langkah berat Alettha meninggalkan bi Siti dan serial drama yang sedang ia tonton untuk menemui tamu yang dimaksud bi Siti.

Saat memasuki ruang tamu, tampaklah sosok pria kekar berbaju hitam dengan tas slempang dada sedang memperhatikan foto Alettha yang dipajang di atas laci pojok ruang tamu.

"Indra" panggil Alettha. Sontak Indra langsung mengarahkan pandangannya ke arah Alettha yang masih berdiri mematung di pintu.

"Alettha. Gimana? Udah baikan?" Tanya Indra langsung pada kabar Alettha.

Alettha hanya membalasnya dengan senyum kecil dan mengangguk. Ia lalu ikut mendudukkan dirinya di sofa empuk dekat Indra.

"Kenapa ndra? Tumben" ucap Alettha memulai topik pembicaraan.

"Jalam jalan yu Al" jawab Indra mengajak Alettha untuk berjalan jalan.

Mata Alettha membulat. Ia bibgung dengan apa yang harus ia katakan tentang ajakan Indra.

"Hayu Al. Tenang, tadi aku uda bilang sama A Hanif kok" tambahnya.

Tak berapa lama menimang nimang, Alettha pun memutuskan untuk mengikuti ajakan Indra.

"Yauda hayu. Tapi mau ganti baju dulu ya, bentar" putus Alettha meninggalkan Indra.

Dengan langkah kaki seribu, Alettha berlarian kecil menuju ke kamarnya. Memilih salah satu dari tumpukan baju koleksinya. Akhirnya Alettha memutuskan untuk memakai kaos putih dengan jaket hitam serta celana jeans senada.

Tak lupa Alettha membawa tas serut berwarna hitam yang didalamnya terdapat dompet, handphone, airphone, alat make up, dan juga tisu.

Setelah semuanya siap. Alettha kemudian turun dan menghampiri Indra.

"Hayu" ajak Alettha.

Mereka berdua pun keluar dari komplek rumah Alettha dengan motor ninja hitam milik Indra.

The Perfect BekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang