Hari ini, Alettha akan segera keluar dari Madrid dan kembali menjalani hari harinya di Bandung. Sedih? Senang? Entahlah Alettha tak tau. Yang terpenting sekarang ialah bagaimana caranya ia harus bisa beradaptasi kembali dengan lingkungan lamanya.
"Kamu yakin mau balik hari ini juga Al?" Tanya Dewangga yang duduk di sofa, memperhatikan Alettha yang masih mengemasi barang barang miliknya.
Sejenak, Alettha membalikkan badannya menghadap ke arah Dewangga, menghela napas panjang dan mengulas sebuah senyum tipis.
"Gue kangen Indonesia Wa, gue kangen sama semua yang ada didalamnya" jawab Alettha melanjutkan aktifitasnya.
Decitan pintu terdengar, tak lama nampaklah sosok pria kekar menenteng sebuah tas belanja yang berisi makanan siap saji untuk Alettha, Dewangga, Hanif dan tentu dirinya sendiri.
"Makan dulu sayang" teriak Indra menaruh tas tersebut di atas nakas lalu mendekati kekasihnya.
"Makan dulu yuk" ajak Indra membelai kepala Alettha.
"Iya sebentar, dikit lagi selesai" jawab Alettha melemparkan sebuah senyum.
"Ayo a makan dulu" tawar Indra kemjdian ketika melihat Hanif keluar dari kamar mandi lengkap dengan handuk yang tersampir di pundaknya.
"Lo duluan aja" jawab Hanif mengeringkan rambutnya dengan hairdryer.
"Makan dulu Wa" ucap Indra menawarkan makanannya pada Dewangga yang kini akan menjadi kakak iparnya nanti.
"Iya, lo duluan aja. Ntar gue nyusul" balas Dewangga.
Indra lalu mengambil satu dari empat kotak makan yang barusan ia beli dan berniat makan duluan karena sudah sangat lapar.
Saat akan menyuapkan nasi ke dalam mulutnya, Indra lalu teringat akan Alettha yang masih belum sempat untuk makan. Dengan kebucinannya, Indra pjn berniat untuk menyuapi Alettha sembari perempuan itu mengemasi barang barangnya.
"Aaaaa" ucap Indra mengarahkan sendoknya yang penuh dengan nasi ke dalan mulut Alettha.
Tanpa banyak kata dan tanya, Alettha langsung menerima suapan itu tanpa menengok ke arah Indra. Ia terus saja sibuk dengan baju bajunya yang terlalu banyak jika dimasukkan ke dalam koper.
Dari jarak yang lumayan jauh, Dewangga tersenyum kecil melihat adegan antara Indra dan juga Alettha. Perlakuan kecil yang bisa membuat Alettha jatuh hati dengan Indra.
Ia kembali teringat akan dulu, dimana ia yang ada diposisi Indra. Dimana ialah yang menyuapi Alettha, mengipasinya dengan majalah saat kepanasan, dan masih banyak lagi hal kecil yang menurutnya sangat berharga.
-
5:11 p.m
"Kita harus banget ya buat pamitan sama mereka?" Celetuk Alettha. Bukan tanpa alasan, entah kenapa setelah kejadian kemarin ia menjadi malas jika bertemu Alexandria. Bukankah kepergiannya yang diharapkan wanita itu? Argghh menyebalkan sekali.
"Kok ngomong gitu sih" tegur Indra menatap mata Alettha lekat.
Wanita itu merotasikan bola matanya. Semua yang berhubungan dengan Alexandria seakan menyebalkan dipikirannya. Entahlah Alettha juga tak tau apa penyebabnya hingga ia semalas ini jika harus bertemu dengan kakak perempuannya itu.
"Kalo Alettha emang ga mau jangan dipaksa a, kasian" imbuh Dewangga membela Alettha.
"Buat yang terakhir kalinya dan Alettha ngga akan pernah lagi liat muka cewe itu" tolak Hanif tetap kekeuh dengan pendiriannya untuk berpamitan dengan Ali dan juga Alexandria.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect Bek
أدب الهواة____________________________________________ Lingkungan yang tak seharusnya membuat diri Alettha menjadi sosok gadis yang tegar. Kehilangan sosok ibu karena bahtera rumah tangga yang tak dapat dipertahankan lagi membuat dirinya kesepian. Ia kehilang...