"Ke borobudur yu A" ajak Indra pada Hanif. Sedangkan Alettha masih sibuk dengan berbagai alat kecantikannya.
Hanif menatap Indra tajam. Dan tanpa berpikir panjang lagi Hanif langsung berdiri dan mengambil hoodie-nya yang tersampir di sandaran sofa.
"De ikut yu" teriak Hanif memanggil Alettha.
Merasa terpanggil, Alettha lalu menaruh hand body-nya dan langsung menghampiri sang kakak yang sedang mengenakan hoodie.
"Kemana A?" Tanya Alettha sambil masih mengusapkan hand body ke lengannya.
"Borobudur hayu" timpal Indra diikuti tatapan maut yang membuat Alettha salah tingkah.
"Eh, em, nga... ngapain? Siang siang gi.. gini masa mau ke borobudur. Panas tau" tukas Alettha menunjuk ke luar villa yang sedang ia singgahi.
"Ha? Wait wait. What do you speak? Evening? Look watch baby! 8 a.m evening?" Sergah Hanif nyolot sambil menunjukkan jam ditangannya.
Alettha hanya terkikik geli dan langsung mengambil tas serta jaket jeansnya untuk ikut bersama Hanif dan Indra ke bangunan batu super megah yang menjadi warisan budaya leluhur bangsa Indonesia.
"Hayu ndra" ucap Alettha menggandeng tangan Indra.
Baru 2 langkah mereka meninggalkan villa. Seseorang sudah bercerocos tidak jelas.
"Iya uda tinggalin aja. Tinggalin sana. Tinggal aja Aa-nya. Mentang mentang punya gebetan baru Aa dilupain. Pergi sendiri ae lah. Orang uda tinggal sama ade sendiri" ucap Hanif ngedumel.
Alettha kemudian membalikkan badannya dan berlari menghampiri Hanif. Dengan cepat Alettha menarik paksa lengan Hanif untuk ikut berjalan bersamanya dan Indra.
"Udah sana tinggal aja Aa nya" tolak Hanif kesal.
Satu kecupan pun mendarat di pipi Hanif. Sontak laki laki itu pun menatap Alettha lekat. Senyum pun mengembang di wajah tampan pria itu.
"Nah senyum kan enak. Pake basa basi ngambek segala" celetuk Alettha menggiring kakaknya yang masih memandang dirinya tajam.
-
20 menit berlalu kini Alettha, Indra dan Hanif sudah berada di parkiran mobil menuju candi Borobudur.
Hanif langsung melenggang pergi menyusuri jalan yang sudah dipadati wisatawan.
"Hanip" panggil seseorang dari salah satu warung yang terletak di pinggir jalan.
Sontak Hanif pun menengok dan mendapati bahwa yang memanggil dirinya adalah Rendi, teman seleksinya dulu.
"Weh, ketemu juga kita disini" ucap Hanif sembari mendekati segerombolan pria di warung.
"Tumben ke Semarang lu nip" timpal salah seorang diantara mereka yabg ternyata adalah sekumpulan teman teman lamanya Hanif.
"Jalan jalan aja broo. Di Bandung mulu bosen" jawab Hanif sambil terkekeh.
"Lah ini siapa lo nip? Calon lu ya?" Tukas Rendi menanyakan keberadaan Alettha yang menggandeng tangan Hanif.
"Enak aja lu somplak! Ini ade gue yang waktu itu gue ceritain ke lu" tegas Hanif memperkenalkan Alettha pada teman teman lamanya.
"Halo, Sylvia Alettha. Panggil aja Alettha" ucap Alettha menjabat tangan mereka satu persatu.
"Cantik juga nip. Bener kata lu dulu" kata mereka mencoba menggoda Alettha.
"Eh uda punya pavar belum de?" Tanya salah satu diantara mereka.
Mendengar pertanyaan itu, Alettha langsung beralih menggandeng Indra dan memperkenalkannya ke mereka bahwa ia sudah memiliki pacar.
"Wa, mana minumannya?" Teriak seseorang kemudian.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect Bek
Fiksi Penggemar____________________________________________ Lingkungan yang tak seharusnya membuat diri Alettha menjadi sosok gadis yang tegar. Kehilangan sosok ibu karena bahtera rumah tangga yang tak dapat dipertahankan lagi membuat dirinya kesepian. Ia kehilang...