5. Kenangan Lalu

79 16 3
                                        

Hari ini Alettha akan menghadiri sebuah acara perpisahan salah seorang pemain dari club kota Bandung yang akan pergi berlabuh ke klub Dewata setelah mengemban tugas di club kebanggaan kota Bandung selama 6 tahun.

Pagi ini Alettha berniat akan melakukan berolahraga jogging di sebuah lapangan GOR yang tak jauh dari rumahnya sembari menunggu waktu acara selanjutnya.

Setelah hampir 3 kali memutari lapangan GOR yang seukuran dengan lapangan sepak bola, Alettha pun beristirahat dan duduk di sebuah kursi panjang di dekat kolam.

Alettha menarik napas dalam, dan menghembuskannya perlahan. Setelah penat ditubuhnya sedikit menghilang, Alettha pun kembali berdiri dan berniat melanjutkan aktifitasnya. Namun tiba tiba...

Bruk!

Seseorang telah menabraknya hingga terjatuh. Tangan orang itu pun terulur untuk membantu Alettha berdiri.

Tanpa melihat siapa itu, Alettha langsung mengitkan tangannya dengan tangan besar orang yang telah menabraknya.

Alettha menunduk dan membersihkan pasir serta noda yang menempel di pakaiannya.

"Kamu gapapa?" Tanya orang itu.

Seketika jantung Alettha berhenti berdetak. Suara berat orang ini membuatnya ingin berlari sekencang mungkin, tapi tak bisa. Seluruh tenaganya seperti tersirap dengan cepat oleh orang itu.

"Hei, kamu gapapa? Ada yang luka?" Tanya pria itu lagi. Dengan perlahan, Alettha mendongakkan kepalanya. Menatap seorang pria yang dengan tidak sengaja menabraknya.

Wajah terkejut pun ditampilkan oleh pria itu. Hendak berlari, tapi terlambat. Alettha sudah menggenggam tangan pria itu. Menyuruhnya untuk tetap diam ditempat.

"Wa, kamu-" ucap Alettha menggantung dengan rasa tangis yang ditahannya.

"Maaf Al" balas pria itu sembari pergi meninggalkan Alettha. Dengan langkah kaki seribu, Alettha mengejar sosok itu. Kembali menahan tangannya agar orang itu tak bisa pergi lebih jauh lagi.

Tangis pun pecah. Alettha menitikkan beberapa cairan bening dari matanya.

"Kamu kemana aja? Aku rindu Wa" ucap Alettha disela isak tangisnya. Tanpa aba aba, Alettha langsung memeluk pria itu erat, sangat sangat erat. Ia takut kehilangan lagi sosok pria itu dalam hidupnya.

"Jangan pergi" kata Alettha lirih.

Dada bidang laki laki itu pun basah karena cairan bening yang terus mengalir dari pelupuk mata Alettha.

Maaf Al. Ucap lelaki itu dalam hati. Dia adalah laki laki yang pernah membuat Alettha menjadi gadis paling rapuh di dunia, pria itu bernama Alfeandra Dewangga Santosa.

Dewa kemudian menjauhkan Alettha dari badannya. Mencium keningnya sekilas dan berlalu pergi meninggalkan gadis itu sendiri.

Alettha ingin mengejarnya, tapi apa daya. Tubuhnya seakan tak mau bergerak. Ia lemas. Alettha lalu mendudukkan dirinya di rumput lapangan. Menangis.

Ia tak peduli dengan orang orang disekitarnya yang sekarang pasti sedang memperhatikan Alettha yang duduk menangis di tengah lapangan.

Cukup lama Alettha terdiam. Pikirannya melayang jauh pada masa lalu yang mengantarkannya pada kenyataan pahit yang menyedihkan ini.

Napasnya mulai teratur. Perlahan Alettha bangkit dari rumput lapangan. Menyatukan kekuatan untuk berjalan kembali ke rumah.

➿➿➿

Dewa tampak termenung, pikirannya kacau. Matanya pun sembab karna menagis. Bahkan lelaki sekuat Dewangga pun bisa rapuh, apalagi seorang gadis lembut bernama Sylvia Alettha.

The Perfect BekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang