Chap 24

167 19 0
                                    

Tidak butuh waktu lama bagi tanjiro untuk membeli kue mochi, lari tanjiropun terbilang sangat cepat padahal jarak kedai kue mochi dan rumahnya terbilang sedikit jauh.

Tidak perlu heran, tanjiro bukanlah manusia, jadi wajar jika dia lebih cepat dibandingkan dengan manusia.

"aku pulang.... "ucap tanjiro membuka kedua sendalnya dan segera berlari ke kamar nezuko,tapi terhenti seketika saat mendengar pembicaraan nezuko dan ibu.

"nezuko, ibu ingin bilang sesuatu denganmu"ucap kocho mengelus lembut rambut hitam nezuko.

"apa itu ibu"ucap nezuko penasaran.

"kau taukan kalau kakakmu bukan manusia"

"tau"

"kau juga pasti taukan kalau dia bukan kakak kandungmu"

"hmm"angguk nezuko.

"mulai sekarang nezuko, jaga jaraklah sedikit dengan tanjiro"ucap kocho menatap nezuko serius.

"kenapa ibu berbicara begitu, kalau kakak mendengarnya dia pasti sedih"ucap nezuko murung.

"ini demi kebaikanmu juga nezuko, kau tidak ingat apa yang telah terjadi selama ini dengan tanjiro,apa kau juga tidak ingat fisik asli kakakmu yang menyeramkan itu"ucap kocho mulai kesal.

"tapi ibu, itukan bukan kehendak kakak, kakak juga tidak mau seperti itu"ucap nezuko mengerutkan dahinya.

"kau sama saja seperti papamu, keras kepala tidak mendengarkan opini orang lain, yakin dengan pendapat sendiri tanpa tau resiko kedepannya"ucap kocho kesal.

"ibu takut dengan kakak? "

"hah! "mata kocho membesar.

"jika ibu takut dengan kakak, berarti selama ini ibu tidak percaya dengan kakak, bahkan apa yang ibu lakukan untuk kakak semuanya hanyalah sandiwara, aku tidak tau jalan pikiran ibu seperti apa, padahal ibu orang dewasa, ibu hanya memikirkan satu posisi disini karena ibu takut dengan kakak, tapi ibu tidak mikir bagaimana perasaan kakak jika tau ibu seperti ini padanya,kakak juga tidak mau seperti itu, itu bahkan bukan kemauannya tapi dia dipaksa seperti itu, kakak jelas orang baik, dia menyayangiku serta ibu dan papa, ibu tidak merasakan itu? , berarti ibulah yang selama ini menyamar sebagai manusia tapi nyatanya seorang monster,itu membuatku takut kepada ibu"ucap nezuko menjelaskan semuanya dengan wajah datar.

Mata tanjiro membesar,tidak percaya dengan apa yang nezuko katakan kepada ibu.

Kocho terdiam.

"sudah tidak ada lagi yang mau dibicarakan ibu? Kalau tidak ada tinggalkan aku sendiri aku mau istirahat"ucap nezuko masuk kedalam selimutnya dengan hati yang sangat kecewa kepada sang ibu.

"baiklah,istirahatlah nezuko"ucap kocho sedih, bangkit dari duduknya keluar dari kamar.

Kocho melihat kue mochi didepan pintu kamar nezuko.

"tanjiro pasti mendengar semuanya"batin kocho kaget.




Tanjiro terduduk manis ditaman kota, melihat keramaian kota yang sangat menyenangkan, cukup membuat tanjiro senang dan sedikit lupa akan kejadian tadi.

Lalu datanglah seorang wanita berambut hitam, bermata hijau tosca,menghampiri tanjiro.

"hallo! "ucap wanita itu.

"oh ha-hallo juga"ucap tanjiro kikuk.

"kau sendirian? "

"iya"

"bagus! "ucap wanita itu duduk disamping tanjiro.

Tanjiro tampak bingung.

"namaku makomo,kau?"ucap wanita itu mengulurkan tangannya ke tanjiro.

"kamado tanjiro,salam kenal makomo"ucap tanjiro meraih uluran tangan dari makomo.

DEG!!

Mata merah tanjiro membesar.

"kau? "

"hmm, kenapa? "ucap makomo tersenyum.

"vampir"desis tanjiro.

"yup! "ucap makomo memainkan rambutnya.

"aku tidak sendiri,masih ada anak yang sama sepertiku, dia vampir aku tidak menyangka! "batin tanjiro kagum.

"kau sendirian juga makomo? "

"iya"

"tapi... Makomo persis seperti kanao, wanita cuek yang membuat lidahku kaku untuk mencari pembahasan,apa rata-rata semua wanita seperti itu!! "batin tanjiro berwajah datar.

"kau tau kenapa kita tidak terbakar oleh cahaya matahari? "

"maksudmu? "ucap tanjiro bingung.

"ah... Kau tidak tau apapun ya, sini biar aku beri tau, dengarkan baik-baik ya"

"oke"

"para vampir itu adalah mahluk paling anti dengan matahari"

"kenapa begitu? "tanya tanjiro penasaran.

"kenapa begitu? Karena vampir itu pengisap intisari kehidupan mahluk lain dan incaran para vampir itu para manusia, terutama darahnya, vampir tanpa itu tidak akan bisa bertahan hidup, tapi ada sebagian vampir bisa bertahan hidup tanpa meminum darah manusia, contohnya kita, kita tidak meminum darah manusia kita lebih tergantung oleh darah hewan"ucap makomo menjelaskan.

Tanjiro mengangguk paham.

"lalu semua itu ada kelebihannya masing-masing loh, vampir yang meminum darah manusia tidak bisa terkena cahaya matahari tapi sistem ketebalan tubuh mereka lebih kuat dibandingkan kita, contoh disaat terluka mereka akan merasakan sedikit sakit dan luka mereka cepat memulih, sedangkan kita kebalikan dari itu, dan juga vampir yang meminum darah manusia sangat sulit dibunuh, ya seperti yang tadi aku bilang pemulihan mereka cepat"

"ah... Begitu... Aku mengerti sekarang, terima kasih atas penjelasanmu makomo"

"belum selesai"

"eh??? "

"masih mau dengar tidak"

"ah... Eumm... Masih, lanjutkan"ucap tanjiro kikuk.

"tau kenapa hanya darah saja yang hanya bisa vampir konsumi? "

"tidak tau"

"karena sistem pencernaan vampir itu halus, sama seperti bayi manusia saat pertama kali lahir kebumi, seperti itulah sistem pencernaan kita, jadi itu alasannya, tapi sebenarnya aku juga sesekali penasaran, bagaimana makanan para manusia, kelihatan sih enak gitu terus banyak variasi, jujur ya terkadang aku bosan meminum darah saja, aku juga ingin mengonsumsi makanan manusia, tapi saat ku coba aku malah muntah-muntah rasanya seperti kotoran ehggg"ucap makomo merinding menjelaskan soal makanan manusia yang pernah dia konsumsi.

"rasa makanan manusia seperti kotoran?"

"hmm,aku kira enak, rupanya tidak"

"aku juga pernah berpikiran sepertimu makomo dan yang anehnya aku juga berpikir, kenapa aku dilahirkan seperti ini, rasanya hidup tidak adil padaku, andai jika aku lahir sebagai manusia, aku tidak akan sesulit ini untuk hidup, tidak perlu sembunyi-sembunyi melakukan sesuatu yang aku mau, berteman serta makan sesukaku, merepotkan "ucap tanjiro menatap anak kecil yang sedang bermain dengan kedua orang tuanya.

Makomo terdiam.

"jika aku terlahir kembali, aku mau jadi manusia bukan vampir"batin tanjiro menatap anak kecil itu.

"sangat bahagia sekali, aku tidak pernah merasakan itu, kalau pernahpun pasti hanya sandiwara"batin tanjiro murung.

"aku pergi dulu ya tanjiro"ucap makomo bangkit dari duduknya.

"iya, hati-hati dijalan,terima kasih sudah memberi tauku banyak hal"

"iya,semoga kita berjumpa lagi tanjiro"ucap makomo melambaikan tangannya ke tanjiro lalu berlari meninggalkan tanjiro ditaman kota itu sendiri.

"iya"ucap tanjiro tersenyum.




"Kyuketsuki" {Tamat}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang