Doyoung memanggil sang kakak, Junkyu. Namun, tak kunjung datang. Doyoung lagi sakit, tapi kakaknya malah pergi meninggalkan dirinya sendiri di kamar. Pasti ada yang bertanya, dimana orang tua doyoung dan junkyu? Mereka sedang di Aussie. Perusahaan mereka sedang bermasalah disana, jadi mereka meninggalkan doyoung dan junkyu.
"Abang!!!!" Teriak doyoung dari kamarnya. Terdengar suara kaki yang tergesa-gesa mungkin kakaknya.
Dan benar! Itu kakaknya, kim junkyu! Yang dari tadi ia tunggu. "Apaan dob?" Tanya junkyu. Ia manggil doyoung dengan sebutan dobby.
"Ka-kkak! Se-selimut" Ujar doyoung menggigil. Badannya panas, ia demam.
"Lo kenapa?" Tanya junkyu heran saat melihat sang adik mengigil.
"Ab-abang, SELIMUT!!!" Teriak doyoung kesal. Ia minta selimut, junkyu malah diem aja.
Junkyu tersentak, ia pun mengambil selimut super tebal di dalam lemari. Setelah itu, ia melemparnya kedoyoung tanpa rasa bersalah sedikit pun. Kurang ajar bener jadi kakak:).
Doyoung menatap junkyu dengan tatapan jengkel. Adiknya sedang sakit, malah di giniin. Untung abang.
"Lo kenapa sih?" Tanya junkyu sambil menghampiri doyoung yang sedang merapikan selimutnya agar nyaman dipakai.
"Hujan" Singkat, padat, Jelas. Junkyu tau penyebabnya. Sudah ia duga sih.
"Yaudah lo tunggu disini, gue ambil kompresan sama beli obat dulu" Pesan junkyu lalu beranjak pergi.
"Eh bang, bubur juga ya" Pinta doyoung. Junkyu menghela nafas kesal, lalu beranjak pergi dari kamar doyoung.
****
"Abang?!!! Nakk, tolongin bunda!!" Teriakan sang bunda membuat ponsel yoshi Terbanting. Lebay memang.
Yoshi berlari, menghampiri sang bunda di kamar sang adik. Ternyata bundanya sedang mengkompres sang adik, haruto.
"Apa bun?" Tanya Yoshi dan ikut duduk di samping sang bunda.
Bunda menoleh "Beliin obat kompres ya buat haru. Dia gak mau di kompres kayak gini, mau nya yang langsung di tempel." Pesan bunda.
"Ah iya bun, uangnya mana?" Bunda mengeluarkan uang 100 ribuan dan memberikannya kepada Yoshi.
"Sama obat penurun panas juga ya bang." Pinta sang bunda membuat Yoshi cemberut. "oh iya! Kalo kamu mau jajan, pakek aja uang itu. Oke?"
Ucapan bundanya itu membuat senyum yoshi mengembang, bahkan Yoshi tersenyum sampai mengeluarkan Eyes smile nya.
"Oke! Abang pergi dulu!!" Pamit Yoshi.
*****
"JIHOON!!!!!!" Jihoon menghela nafas kesal. Kenapa hari ini ia di suruh-suruh terus?
"Apa ma?" Tanya Jihoon malas. Tapi ia tetap menjalankan apa yang di suruh oleh mamanya.
"Ambilin bubur di bawah, udah mateng kok. Kalo kamu mau makan juga, makan aja. Tapi bawa dulu buburnya kesini" Pinta mama jihoon. Jihoon mengangguk lalu keluar kamarnya.
Setelah sampai di dapur, ia membagi dua bubur tersebut. Satu untuk nya dan satu untuk jeongwoo, adiknya. Sesudah membagi kedua bubur tersebut, Jihoon berjalan menuju kamarnya sambil membawa dua bubur yang ia bagi tadi.
"Nih ma, satu buat jihoon" Ujar jihoon dan mengambil satu mangkuk yang berisi Bubur tersebut.
"Jihoon cepett abisin buburnya" Suruh sang mama saat melihat jihoon membiarkan buburnya, sedangkan dirinya sedang menonton Video di ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Here They Are || Treasure
HumorMereka, berdua belas. Mereka bersahabat baik dari kecil hingga besar. Selalu menjalani hari-hari dengan ceria. Hingga, suatu saat akhirnya mereka bertemu dengan seorang pria yang entah bagaimana sikapnya, dan merubah persahabatan mereka. Akhirnya me...