28. Curiga

172 18 0
                                    

Sudah berbulan-bulan riel tinggal bersama hyunsuk dan keluarganya. Tak ada yang mencurigakan,kecuali kali ini. Entah mengapa, riel hari ini sangat berbeda. Sedari tadi, ia terus memperhatikan setiap inci bagian rumah hyunsuk yang sangat luas itu.

Hingga sebuah tepukan menyadarkan dirinya. "Astaga! Jaehyuk? Ngapain?"

"Lo yang ngapain? Kok merhatiin rumah gue?" Tanya Jaehyuk curiga.

"Eh? Enggak! Cuman liat-liat doang. Siapa tau, gue ada uang. Bisa bikin rumah kayak lo" Jawab Riel gugup.

"Yaudah, gue tinggal ya!" Jaehyuk langsung melenggang pergi entah kemana.

Riel menghela nafas lega. Untung tidak ketahuan, kalau ketahuan bisa-bisa dirinya di tendang dari rumah ini. Riel, kembali berjalan sembari memperhatikan setiap ruangan rumah hyunsuk. Sampai dimana, ruangan kerja milik mino. Riel berhenti, mengamati pintu tersebut.

Terdengar di bawah, ada suara milik keluarga hyunsuk. Dengan cepat, riel langsung masuk ke dalam kamarnya. Ia pun langsung merebahkan dirinya ke kasur.

Tokk tok!

Suara ketukan pintu berbunyi. Dengan segera Riel langsung bangun dan membukakan pintunya. Ternyata itu hyunsuk.

"Mana jaehyuk?" Tanya Hyunsuk begitu masuk kedalam kamar riel.

"Em, tadi dia keluar" Jawab Riel lalu duduk di pinggiran kasur dan di susul oleh hyunsuk.

"Oh, ya udah ni. Tadi bokap gue beliin ini, buat lo. Oh iya lo tadi ngapain?" Tanya hyunsuk lagi dan mengasih paper bag kepada riel.

Riel tampak gugup begitu hyunsuk menanyainya "eh? Enggak kok. Tadi gue di sini aja"

Hyunsuk tampak curiga. Mengapa belakang ini, riel tampak berbeda dari biasanya? Dan mengapa riel sangat gugup saat di tanya? Pikir hyunsuk.

"Hm, ya udah. Gue pergi dulu" Hyunsuk berpamitan lalu keluar dari kamar riel.

Riel mengiyakan lalu mempersilahkan hyunsuk keluar. Begitu hyunsuk keluar, ponsel nya berdering dengan nama yang tertera 'My dad'

"Kamu dimana?"

"Dimana ya? Gak tau tuh. Ya di rumah hyunsuk lah"

"Udah nyari dimana letak nya?"

"Udah kok. Dah ketemu"

"Iya..."

Tanpa riel sadari, hyunsuk mengintip lewat pintu kamar riel. Sementara riel yang sedang menelpon itu menghadap balkon.
Hyunsuk masuk kedalam kamar riel, dan mengejutkan riel hingga ponselnya terjatuh.

"Papa? Siapa papa? Bukannya lo gaada papa?" Tanya Hyunsuk curiga ketika melihat ponsel riel terjatuh.

"Eh? Bukan! Ini bukan papa gue beneran!" Bantah Riel panik.

"Ya. Gue percaya lo." Hyunsuk pergi begitu saja. Riel tersenyum miring, dasar hyunsuk bodoh!.

••••••

Dari kemarin hingga sekarang, tak henti-hentinya jihoon menangisi hyunsuk. Ia benar-benar tidak menyangka akan seperti ini. Ini benar-benar menyakitkan!
Dari kemarin juga, jihoon mengurungkan dirinya di kamar tanpa mau keluar membuat kedua orang tuanya khawatir sendiri.

"Jihoon keluar yok, nak" Ajak Rose khawatir. Bagaimana tidak khawatir kalau dari kemarin jihoon tidak makan.

"Sabar ma. Pasti dia keluar kok" Ucap June menenangkan.

"Gak bisa pa! Dia dari kemarin gak keluar kamar. Kalo misalnya dia tiba-tiba mati di dalem gimana?" Bantah rose. Jihoon yang mendengar ucapan mamanya hanya menggeleng dari dalam.

"Jihoon ayo nak" Ajak rose sendu. Rasanya ia ingin menangis saja.

"Tau gak ma, pa? Abang kemarin mukul orang sembarangan aja. Padahal riel gak salah!" Celetuk jeongwoo dengan suara besarnya.

Jihoon mendengar itu. Tidak, jihoon tidak mau orang lain ikut salah paham juga. Jihoon langsung keluar kamar dengan mata sembab nya.

"Gak! Yang di bilang Jeongwoo itu bohong ma. Semua nya bohong..hiks" Ucap jihoon menangis. Matanya benar-benar tak keliatan lagi, karena sembab.

Jeongwoo yang melihat keadaan kakaknya jadi merasa bersalah dan kasihan. Jeongwoo bingung, benar ucapan kakaknya atau riel?

"Jihoon, mata kamu sayang!" Rose berteriak histeris. Ia hendak memeluk namun jihoon langsung menghindar.

"ENGGAK! JIHOON GAK SALAH MA, PAH! JIHOON GAK SALAH....HIKS. JIHOON GAK SALAH! JIHOON MAU TEMENAN SAMA HYUNSUK MA! MA! PAH! JIHOON—"

Jihoon tak sanggup lagi berbicara, akhirnya dirinya pingsan dengan air mata membanjiri wajahnya. Rose langsung panik, ia pun menyuruh june untuk mengangkat jihoon ke kasurnya.

"Jeongwoo ini sebenernya ada apa?" Tanya rose pusing.

"Kemarin, abang mukul riel. Nah kata riel, dia gak salah apa-apa. Terus kata riel tiba-tiba abang mukul karena benci adanya riel di sini. Abang pas itu teriak buat ngejelasin tapi gak ada yang mau yang denger" Jelas Jeongwoo menunduk.

"Terus? Kamu? KAMU GAK DENGERIN UCAPAN KAKAK KAMU?! TEGA KAMU?!" Bentak rose marah. Benar-benar tak habis pikir dengan jalan pikir jeongwoo.

Jeongwoo memainkan jarinya. "Ma-maafin jongu ma"

"MAAF, MAAF! KAMU GAK MIKIRN BANGET PERASAAN KAKAK KAMU. DAN KAMU MALAH PERCAYA SAMA ORANG ITU?! GILA KAMU JONGU!" Emosi rose meledak begitu saja.

"KA—"

"Udah ma, udah. Jongu juga gak tau" Lerai june ketika melihat wajah rose yang benar-benar marah.

"BELAIN AJA TERUS ANAK KAMU ITU! SANA KELUAR!" Usir Rose lalu memegangi kepalanya yang terasa akan pecah.

*****

Kini, jeongwoo tak lagi di rumahnya melainkan di rumah hyunsuk. Ia menceritakan semua apa yang telah terjadi dengan jihoon. Namun, sepertinya hyunsuk tidak perduli.

"Gue gak peduli wo. Itu semua salah dia!" Bantah hyunsuk.

"Bang, pernah mikir gak? Yang kenal lo lebih lama siapa? Yang nemenin lo selalu itu siapa? Yang selalu ada buat lo itu siapa?" Tanya Jeongwoo. Berharap hyunsuk mau berteman lagi dengan jihoon.

"Ya. Gue tau, dia yang udah lebih kenal gue. Dia segalanya. Tapi gue gak terima lah riel di gituin!" Ucap Hyunsuk tak terima.

"Kalo lo bang? Di posisi abang gue. Bakalan kayak mana?" Jeongwoo bertanya lagi.

"Ya. Gue..em"

"Gak bisa mastiin kan?" Jeongwoo menghela nafas, lalu berpamitan untuk pergi.

"Gue gak tega liat lo hoon. Tapi gak mungkin juga kan gue harus ngebiarin riel pergi?" Guman hyunsuk.

''''''

Semua orang, tidak ada yang tahu kalau riel pergi ke mana. Sekarang riel berada di rumah super megah. Ia masuk, begitu masuk ia di sambut oleh seorang pria paruh baya.

"Gimana? Udah ada rencana?" Tanya pria paruh baya itu.

"Udah sih. Tapi kayaknya besok, riel langsung ngejalanin. Soalnya orang rumah udah mulai curiga" Ucap riel lalu berjalan menuju dapur.

"Baiklah. Papa setuju, besok papa tunggu di tempat biasa" Ucap pria paruh baya itu. Ternyata itu papa riel.

"Oke!"





'Semuanya akan berakhir sebentar lagi'

____________

HAII GIMANA? SERU GAK? KALO GA SERU MAAP YA. NI OTAK LAGI BUNTU HEHE.

OH IYA, END NYA SEBENTAR LAGI LOH.
SELAMAT MENANTIKAN PART SELANJUTNYA SEMUANYA!

JANGAN LUPA VOTE YEOROBUN

Here They Are || TreasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang