Prolog

5.1K 126 15
                                    

"Sehun, bangun lah,"

"Jam berapa sekarang? Sebentar lagi, aku masih lelah." Sehun membalikkan tubuhnya, memunggungi Irene. Irene menghela nafasnya dengan kasar.

"Kita berdua harus bekerja Sehun, aku tidak memiliki banyak waktu untuk terus di sini membangunkan mu." Kata Irene, Irene terdengar cukup kesal.

Sehun akhirnya menengok ke arah Irene dan tersenyum. "Selamat pagi," Saat dia membuka matanya, yang pertama kali dia lihat adalah wajah Irene. Itu sudah cukup bagi Sehun.

"Yang benar saja." Gumam Irene sambil bangun dari tempat tidur Sehun. "Aku tidak bisa bayangkan bagaimana aku harus menghabiskan sisa hidup ku bersama mu, kalau sebelum menikah saja kamu sudah seperti ini." Irene berjalan sambil terus mengoceh kepada Sehun. Dia mengambil baju kerja Sehun dan segala yang dibutuhkan Sehun.

"Cepat bangun dan mandi, aku akan membuat sarapan untuk kita." Ucap Irene. Sehun duduk di atas ranjangnya melihat Irene sudah menaruh baju kerja nya di atas ranjang dan berjalan keluar dari kamar nya. Dia berdengus kesal. Ini sudah berjalan hampir 1 tahun, tapi mereka belum juga menikah.

Alasan Irene adalah dia ingin mereka mengenal satu sama lain dengan sangat baik sebelum mengikat hubungan itu. Sehun pun harus mau menyetujui nya karena Irene menginginkan hal seperti itu. Dan pasti banyak yang bertanya-tanya, jika mereka belum menikah, kenapa mereka tidur di bawah satu atap yang sama?

Kedua orang tua mereka sudah mengetahui hubungan mereka, dan keduanya sudah di restui, mereka bilang hanya menunggu Irene dan Sehun siap untuk menikah, dan orang tua Sehun membelikan sebuah apartemen yang sangat mewah dengan 2 kamar untuk Irene dan Sehun. Ya, walaupun mereka tinggal satu atap, mereka tidak tinggal satu kamar. Awalnya orang tua dari kedua belah pihak sudah menyetujui agar anak mereka tinggal bersama, pertama, karena usia Irene dan Sehun sekarang sudah 26 tahun, dan mereka rasa umur Sehun dan Irene sudah cukup matang, Tapi Irene menolak, dia ingin tidur terpisah dengan Sehun. Irene sudah tahu apa yang Sehun pikirkan sejak mereka pertama kali bertemu di dalam apartemen baru mereka. Sehun selalu dekat-dekat dengan Irene dan mengeluarkan senyum mesum nya. Sampai akhirnya, Irene membuat perjanjian tertulis dengan Sehun.

Mereka tidak ingin terjadi sesuatu yang tidak di inginkan, atau malah, terjadi sesuatu yang Sehun inginkan.

Sekarang, Irene sudah selesai memasak untuk mereka dan Sehun juga sudah turun dengan setelan rapi yang sudah di siapkan oleh Irene tadi.

"Ini sarapan untuk mu." Irene menaruh piring itu tepat di hadapan Sehun.

"Kamu pulang jam berapa hari ini?" Tanya Sehun sebelum dia memulai sarapannya.

"Entah lah, aku memiliki jadwal rapat yang cukup padat hari ini." Jawab Irene. Sehun membuka lebar lengannya. Irene sudah mengerti apa yang Sehun inginkan.

Irene berjalan ke arah Sehun dan duduk di atas pangkuan Sehun lalu memeluk nya. Sehun menghirup aroma tubuh Irene yang selalu berhasil membuat Sehun merasa tenang.

"Kamu bisa berhenti bekerja jika kamu mau, aku akan menafkahimu saja." Ucap Sehun.

"Aku tahu kamu memiliki cukup uang untuk itu, tapi aku tidak bisa menelantarkan 10.000 pegawai di perusahaan ku kan." Ucap Irene sambil merapikan rambut Sehun.

"Pindahkan saja ke perusahaan ku, biar aku yang mengurus nya." Ucap Sehun sambil menatap Irene. Irene tersenyum.

"Aku belum menjadi istri mu, aku ingin bekerja, aku menikmati nya, dan aku sedang membuat proyek yang sangat besar." Ucap Irene.

"Proyek apa? Aku tidak tahu itu."

"Aku sedang berusaha membuat kecerdasan buatan yang bisa belajar dengan lingkungan sekitar nya, bukan secara di program tapi seperti manusia sesungguhnya."

Sehun menatap Irene dengan tatapan bingung, tidak percaya dan tatapan yang tidak bisa di artikan. "Kamu tidak pernah menceritakannya kenapa ku, dan kamu tidak ingin membicarakannya?" Tanya Sehun.

Irene tersenyum. "Aku sudah mengatakannya barusan."

"Kenapa kamu selalu membuat ku seperti ini Irene," Ucap Sehun sambil tersenyum.

"Karena aku memang seperti itu, Sekarang habiskan makan mu, kita harus ke kantor." Ucap Irene sambil bangun dari pangkuan Sehun.

"Kapan perusahaan kita akan bekerja sama? Aku sudah menunggu hampir satu tahun, perusahaan mu itu benar-benar sangat keras kepala, perusahaan lain sudah mengantri panjang untuk bisa bekerja sama dengan perusahaan ku, tapi kamu malah menolak ku terus-terusan." Ucap Sehun kesal sambil memasukkan sarapannya ke dalam mulutnya sendiri.

Irene terkekeh sambil duduk di salah satu kursi itu. "Ada alasan aku menolak kerja sama dari mu, pertama karena CEO nya adalah tukang bully ku, dan kedua CEO nya adalah calon suami ku yang menyebalkan, ketiga karena-"

"Karena kamu tidak kuat jika harus melihat ku di sepanjang waktu kerja mu?" Tanya Sehun dengan senyuman menggoda. Irene menahan senyuman nya sekarang.

"Itu bisa terhitung." Jawab Irene.

Sehun tertawa.

"Ayo habiskan, kita harus segera berangkat. Aku akan telat untuk rapat penting." Ucap Irene. Sehun dengan tenang nya masih menyeruput teh buatan Irene.

"Sehun, come on," Sehun tersenyum melihat ekspresi Irene karena diri nya sengaja memperlambat segalanya.

"Okay. Okay." Sehun langsung meletakan cangkir teh nya ketika Sehun melihat Irene bangun dan mengambil sebuah pisau dari dapur. Tidak lupa membawa tas dan ponsel nya.

"Aku akan mengambil mobil sekarang." Sehun bangun dan berjalan keluar dari ruang makan. Irene tersenyum karena itu masih sangat ampuh. Ajaran Wendy benar-benar sangat manjur.

Irene hanya membereskan dan mencuci piring kotor itu sebentar lalu dia berjalan ke luar di mana Sehun sudah menunggu nya di dalam mobil. Setiap pagi memang Sehun yang mengantara Irene untuk pergi kerja. Mereka berdua memang terjun ke dunia IT, jadi tidak heran jika kedua nya lebih sering berkutat dengan laptop masing-masing.

"Aku akan lembur malam ini." Ucap Irene sambil melihat ke arah ponselnya.

"Tidak, aku tidak mengizinkannya."

"Aku tidak meminta ijin mu, aku hanya memberitahu mu."

"Kalau begitu aku melarang mu, siapa rekan rapat mu? Aku akan bicara dengan nya nanti." Ucap Sehun. Irene menggeleng.

"Jangan ikut campur dalam pekerjaan ku Oh Sehun, kita sudah sepakat di awal." Irene berusaha mengingat kan Sehun.

Sehun mengangguk. "Baiklah, tapi aku tidak ingin kamu kelelahan, tidurlah di sana jika ada waktu." Ucap Sehun.

"Ya, aku tidak akan membuat mu khawatir lagi, sekarang cepat buka pintu nya, aku harus keluar." Ucap Irene. Mereka sudah sampai tapi Sehun tidak mau membuka pintu mobil nya. Sehun mengunci nya dari sisi Sehun jadi Irene tidak bisa membuka nya.

"Give me one kiss." Bisik Sehun di telinga Irene.

Irene melihat ke arah Sehun dan mendaratkan bibir nya di bibir Sehun. "Sudah, ayo sekarang buka pintu nya." Ucap Irene. Sehun tersenyum dan membuka kunci nya.

"Selamat bekerja,"

Irene keluar dan langsung masuk ke dalam gedung kantor nya itu. Irene bisa di bilang salah satu CEO perempuan yang sangat sukses, memulai karier nya dari 0 hingga sebesar ini. Sehun juga sama sekali tidak menggunakan hasil kerja orang tua nya, Sehun membuka perusahaannya sama seperti Irene dan berjuang hingga kedua perusahaan itu menjadi perusahaan yang sangat sukses.

TBC

You're Mine [ 2 ] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang