[Irene POV]
Aku sama sekali tidak tahu kalau Sehun membeli rumah sebesar ini di tempat seperti ini. Ya harus aku akui, aku sangat suka tempat seperti ini, pemandangan yang indah, jauh dari keramaian, dan juga udaranya terasa sangat sejuk karena masih banyak pepohonan di sini.
Tapi baru saja aku mengambil sebuah keputusan bodoh dengan sangat terburu-buru. Aku mengambil nafas dalam-dalam, ini pertama kali nya aku tidur dengan Sehun satu kamar, apa yang aku pikirkan tadi? Kenapa aku menawarkan nya untuk tidur bersama. Dia sudah pasti mau dan pasti sangat senang menerima nya.
Sekarang aku harus mandi dengan cepat, ini sudah malam, Aku tidak ingin diri ku sakit. Untung saja di sini ada air hangat nya, aku pikir bisa saja kamar mandi nya belum selesai jadi belum ada air panasnya. Tapi seperti nya Sehun sudah benar-benar menyiapkan semua ini dengan sangat baik.
Aku menyalakan air hangat nya dan masuk mendekat ke shower itu. Ini sudah malam, aku tidak terbiasa mandi di bathtub saat malam hari, lebih baik aku menggunakan shower agar lebih cepat selesai.
Setelah aku pikir aku sudah cukup bersih, aku mengambil baju tidur ku dan memakai nya sebelum keluar. Aku tidak tahu apa Sehun sudah tertidur atau belum di luar sana.
Aku mencari-cari sikat gigi dan pasta gigi di sekitar sini, untung saja aku menemukan nya, 2 sikat gigi baru. Aku membuka salah satu nya dan mengoleskan sedikit pasta gigi di ujung sikat nya.
Aku menyikat gigi ku lalu berkumur. Sikat gigi yang satu lagi aku taruh di sebelah milik ku, aku tidak membuka nya, biarkan saja Sehun yang membukanya ketika dia ingin menggunakan nya.
Aku rasa aku sudah cukup membersihkan diri sekarang, tapi jika Sehun sudah tertidur, apa dia nyaman seperti itu? Pasti tubuh nya sangat gerah karena masalah hari ini dan juga untuk mengemudi di jalan yang panjang. Aku membuka pintu kamar mandi dan menemukan Sehun yang sedang tertidur di salah satu sisi ranjang.
"Sehun, bangunlah, ganti pakaian mu dulu," Aku membangunkan Sehun dengan lembut, tapi bukannya bangun, Sehun malah semakin meringkuk di atas ranjang.
"Sehun, ayo bangun sebentar, kamu tidak perlu mandi jika sudah ngantuk, tapi ganti pakaian mu dulu." Ucap ku lagi. Sehun menenggelamkan kepala nya di atas bantal kepala nya.
Aku pikir Sehun benar-benar sangat lucu dan imut ketika sedang tertidur, kenapa aku tidak pernah melihatnya seperti ini. Tiba-tiba sesuatu terlintas di pikiran ku. Apa jangan-jangan sejak SMA Sehun sudah tidur seperti ini?
"Hei Sehun," Aku membaringkan tubuh Sehun hingga ke posisi yang nyaman. Sehun terlihat sangat kelelahan.
"Irene, tolong ambilkan baju ku," Ucap Sehun dengan mata yang masih terpejam. Aku mengambilkan baju nya tanpa berpikir panjang. Aku kembali lalu memberikan baju itu kepada Sehun. Tiba-tiba saja Sehun membuka baju nya di depan ku. Aku berteriak dan menutup wajah ku hingga Sehun terbangun karena terkejut.
"Kenapa kamu berteriak?" Tanya Sehun panik.
"Jangan buka baju di depan ku." Cicit ku. Sehun langsung terlihat segar karena terbangun oleh suara ku.
Dia terkekeh, "Baiklah aku akan ganti baju di kamar mandi." Dia membawa baju tidur nya itu masuk ke kamar mandi. Aku mengangguk sambil menutup wajah ku dengan kedua tangan ku. Setelah aku pikir Sehun sudah masuk ke kamar mandi, aku naik ke atas ranjang itu.
Tidak lama kemudian, Sehun keluar dari sana dan berjalan ke arah ku. "Kamu sudah buka sikat gigi nya ya?" Tanya Sehun.
"Ya tentu saja, memang nya kamu tidak mau gosok gigi?" Tanya ku. Sebentar, kenapa Sehun cengar-cengir seperti ini tiba-tiba.
"Apa kamu menggunakan sikat gigi ku?" Tanya ku dengan hati-hati dan penuh sidik.
Sehun tersenyum seperti orang bodoh ke arah ku. Wah. Yang benar saja, "Sehun astaga!!! Walaupun kita akan segera menikah jangan gunakan sikat gigi ku juga!!! Aku tidak suka berbagi sikat gigi, itu jorok!!!." Aku memukul Sehun dengan bantal yang ada di dekat ku. Sehun terlihat berusaha menahan pukulkan dari ku.
"Shttt.. Sudah... sudah, ayo kita tidur, ini sudah larut, seharian kamu sudah lelah kan bekerja dan mengurus orang-orang menyusahkan itu." Ucap Sehun. Sehun menahan kedua tangan ku, Dia dengan mudah nya menahan tangan ku dengan satu tangan nya. Satu tangan nya lagi dia gunakan untuk menaruh kembali bantal ku.
"Ayo kita tidur, besok apa kita bisa ambil libur? Hari ini tidak di hitung libur karena kita bekerja tadi." Tanya Sehun. Aku berpikir sebentar. Apa perusahaan ku bisa aku tinggal walaupun hanya sehari? Mereka sudah seperti anak bayi yang harus di dampingi oleh ibu mereka. Aku harus sabat dengan semua karyawan ku.
"Kita akan lihat besok." Bisik ku. Sehun mengangguk.
"Aku boleh memeluk mu saat tidur?" Tanya Sehun meminta persetujuan ku. Aku mengangguk. Tadi Sehun terlihat sangat mengantuk, tapi sekarang dia terlihat sangat segar. Pasti karena Sehun sudah menggosok gigi nya.
"Kamu juga harus tidur, kamu sudah tidak terlihat mengantuk." Ucap ku. Dia mengangguk.
"Aku sudah tidak mengantuk karena kamu membangunkan ku barusan, padalah tadi aku sudah sangat terlelap." Sehun mengatakan nya seolah-olah aku mengganggu tidur indah nya.
"Ya sudah, lain kali, jika kamu tertidur dengan pakaian lengkap, aku akan membiarkan nya saja, tapi jangan tidur di dekat ku," Ancam ku. Sehun menatap ku dengan tatapan ngeri.
"Jangan, aku ingin tidur dengan mu, seperti sekarang." Ucap nya. Tangan nya tiba-tiba memeluk ku. Aku sudah memberinya persetujuan dan izin, jadi ya seharusnya aku sudah tidak terkejut dengan ini. Aku tahu Sehun memang pasti akan memeluk ku.
Tenang saja Irene. Sehun tidak akan melakukan apa pun pada mu. Kalian hanya tidur. Tidur. Tidak lebih. Itu bukan sebuah masalah besar.
"Tutup mata ku dan tidur lah." Ucap Sehun. Aku menatap wajahnya, matanya sudah kembali terpejam walaupun mulut nya masih mengoceh.
"Kamu juga, jangan berbicara lagi." Bisik ku di telinga nya. Sehun tersenyum walaupun mata nya tertutup.
"Shuttt... Sudah lah," Sehun menarik selimut dan menyelimuti tubuh kita berdua. Sehun masih memeluk ku dan rasanya sama sekali tidak buruk. Sehun juga tidak memegang area tubuh ku yang lain. Benar-benar hanya pelukan biasa. Tangan nya mengulur hingga ke bagian punggung ku. Aku tidur berhadapan dengan Sehun.
Sebenarnya bukan malah mengantuk, tapi aku semakin tidak bisa tidur karena mata ku terus saja memandangi Sehun. Orang yang dulu paling aku benci, menjadi seseorang yang paling aku cintai sekarang. Mungkin ini yang di namakan benci jadi cinta. Aku pikir itu tidak mungkin, tapi sekarang aku merasakan nya.
Sikap kejam dan sadis Sehun berubah menjadi sikap manis, perkataan tajam Sehun berubah menjadi pujian dan lawakan untuk ku. Itu sudah sangat cukup untuk ku. Aku sudah senang dengan semua yang Sehun lakukan hingga sejauh ini.
Aku bisa mendengar dengkuran Sehun yang sangat pelan. Aku tahu dia kelelahan. Walaupun Sehun tidak pernah memberitahu ku, aku tahu kalau Sehun selalu membawa laptop nya dan lembur di kamar nya tanpa sepengetahuan ku. Sudah lama sekali Sehun tidak mau menerima uang dari orang tua nya lagi, dia mulai berusaha sendiri dari 0 sejak dia bertemu kembali dengan ku. Semua uang yang Sehun habiskan untuk ku, itu adalah seluruh hasil keringat nya sendiri. Jadi aku tahu Sehun selalu kelelahan dan kurang tidur.
Aku melepaskan tangan ku dan mengelus rambut nya. Dia terlihat seperti bayi yang sangat tenang saat tidur. Mata ku terus memandangi nya. Sehun tampan, sangat tampan.
"Tidur Irene, jangan buat aku marah." Gumam Sehun dengan suara serak nya, matanya masih terpejam. Aku terkekeh. Dia menarik tangan ku dari rambut nya dan kembali ke pelukan nya. Sekarang aku terpaksa harus tidur karena tidak ada yang bisa aku lakukan lagi sekarang.
[Irene POV END]
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
You're Mine [ 2 ] ✔️
Fanfic[COMPLETE] R21+ Sequel dari Ff Reverse!!! Irene dan Sehun bertemu kembali setelah berpisah selama 5 tahun, dalam situasi yang sangat baik, tapi perlahan irene melihat dunia Sehun yang berbeda dari dunia nya. "Aku telah menemukan alasan kamu melakuk...