Part 29 - Back To Work

1.6K 34 4
                                    

[Irene POV]

Ini hari Senin, aku sudah harus kembali bekerja lagi. Pekerjaan ku semakin menumpuk setiap hari nya. Memang tidak apa-apa sih aku tidak masuk kantor, tidak akan ada yang memarahi ku, tapi pekerjaan ku akan semakin menumpuk hingga aku mungkin tidak akan pernah selesai mengerjakannya.

Sehun juga sudah sepakat kita akan bekerja dulu, begitu nanti hari libur baru kita akan pergi honeymoon. Sekarang aku sedang di ruangan ku dengan meja penuh dokumen. Aku sudah mengerjakan ini sejak jam 7 pagi, tapi aku merasa ini tidak berkurang sama sekali. Padalah aku hanya Senin, Selasa, Rabu, Kamis dan Sabtu yang tidak masuk, tapi aku melihat seperti aku tidak masuk kantor selama sebulan penuh saja. 

Drttt... Drttt... 

"Kamu masih di kantor?" Tanya Sehun. 

"Ya," Jawab ku. 

"Masih sibuk?" Tanya nya lagi. 

"Sangat," Jawab ku. 

"Kamu lapar?" Tanya nya. 

"Tentu saja."

Mulut ku menjawabnya tapi tetap saja mata ku melihat dokumen-dokumen itu. 

"Kalau begitu buka pintu mu, aku membawakan sesuatu untuk istri ku." Ucap nya. Aku meninggalkan ponselku di atas meja dan bangun dari sana. Aku membuka pintu ruangan ku dan melihat Sehun sudah berdiri di depannya dengan sebuah tas. 

"Aku bawa makanan untuk mu," Dia memberikannya kepada ku. 

"Masuklah dulu, kita makan bareng." Ajak ku. 

"Tidak usah, kamu makanlah sendiri, aku tahu kamu lapar." Ucap nya. 

Aku langsung menarik nya saja masuk ke dalam. "Temani aku di sini, kamu pikir aku bisa makan dengan melihat tumpukan sebanyak itu." Aku menunjuk meja ku dengan dagu ku. 

Sehun hanya terkekeh. "Ya sudah sini aku temani makan," Dia membuka tas itu dan memberikan ku beberapa kotak makan. 

"Makan yang banyak biar kamu ada tenaga buat kerja lagi." 

"Kamu sudah makan?" Tanyaku. Alasan aku bertanya karena dia tidak ikut makan bersama ku.

Dia duduk di sebelah ku dan memeluk ku. "Aku bisa makan setelah ini, aku tidak ingin melihat kamu kelaparan, dan jangan kelelahan, Aku tidak ingin kamu sakit," Ucap nya. Aku mengelus kepalanya. "Sini kita makan bareng, kamu membawakan ku banyak makanan, aku tidak mungkin menghabiskan semuanya. Buka mulut mu, biar aku suapi." Ucap ku. 

Dia menggeleng. "Kamu aja yang makan." Ucap nya. 

"Sehun, buka mulut mu, kita sama-sama makan ih," Aku makan satu sendok lalu memberikan satu sendok lagi kepadanya. Dia menggeleng. 

"Yaudah kalau kamu ga mau makan aku juga ga mau makan." Ancam ku. Aku menaruh makanan itu di atas meja lagi. 

"Iya. Iya, aku buka mulut, kamu makan, jangan ga makan Rene." Ucap nya. Aku menyuapinya juga sekarang. Kita berdua sama-sama makan. Ini lebih enak dari pada aku makan sendirian saja. 

"Irene, sudah, aku sudah kenyang, boleh aku melihat meja mu?" Tanya nya. Aku mengangguk. Dia bangun dan berjalan ke arah meja ku. 

"Apa ini penting?" Tanya nya. 

"Tidak juga sepertinya, aku tidak merasa itu penting, tapi mereka bilang membutuhkan tanda tangan ku untuk di setujui." Jawab ku. Dia membaca nya. Itu tidak terlalu penting sih menurut ku jadi tidak apa-apa dia membacanya. 

"Jika tidak penting tidak usah di urus, jangan menambah kerjaan mu, minta lah sekretaris mu untuk memisahkannya, yang tidak penting tidak perlu di tanda tangani oleh mu." Ucap Sehun. Dia memisahkan beberapa dokumen saat aku sedang makan. Aku lanjut memakan makanan yang ada di hadapan ku ini.

"Irene, sudah aku pisahkan, kamu lihat saja yang di sebelah kanan, yang sebelah kiri tidak perlu di hiraukan, ini apaan? Perubahan menu makan siang? Urus saja yang di kanan, itu lebih penting, kamu harus melihat hasil wawancara pegawai baru, itu penting," Ucap nya.

Aku mengangguk.

"Apa kamu sudah menemukan orang nya?" Tanya Sehun.

"Anak buah ku sudah mengetahui orang nya, tapi belum mengetahui di mana lokasi orang itu." Jawab ku.

"Siapa?" Tanyanya.

"Jangan terkejut," Ucap ku.

Dia mengangguk. "Professor Richard, dia memiliki keponakan, si Violet, sudah jelaskan itu." Ucap ku.

"Violet? Teman sekolah kita dulu?" Tanya nya. Aku mengangguk.

"Apa yang membuat dia memiliki urusan dengan kita?" Tanyanya.

"Coba tanya orang tua mu, aku rasa mereka tahu sesuatu, menurut ku ini bukan tentang kita, tapi tentang mereka. Professor Richard kan seumuran dengan orang tua mu." Ucap ku.

"Oh iya, aku lupa bilang, aku juga sudah memecat 100 pegawai ku, aku merasa mereka mencurigakan dan aku takut mereka anak buah Professor gila itu." Sambung ku.

"Apa itu tidak berlebihan?" Tanya Sehun. Aku menggeleng.

"Tidak, aku tidak ingin urusan ini bertambah panjang, aku rasa mereka sejak dulu pasti ada alasan Violet ingin menghancurkan hubungan kita," Ucap ku.

Sehun berjalan ke arah ku. "Kamu istri ku sekarang, memang nya ada yang bisa memisahkan kita lagi? Aku tidak mungkin akan percaya pada siapa pun, aku hanya percaya pada perasaan ku dan kamu." Ucap nya. Dia duduk di sebelah ku dan memeluk ku lagi.

"Baiklah, tapi aku rasa kita bisa bicarakan ini di rumah, kamu tidak ada pekerjaan lain? Kamu akan berada di sini terus?" Tanya ku.

Dia mengangguk. "Aku sudah menyelesaikan semuanya. Aku ingin menemani mu di sini." Jawabnya.

"Kamu kerja apaan sih Hun, perasaan dari jaman kita sekolah kamu nganggur mulu deh kerjaannya, dan aku selalu sibuk mulu. Dulu sekolah aku sibuk belajar kamu tidur di pojok, sekarang aku sibuk dokumen kamu nganggur di sini." Ucap ku.

"Biarin aja, suka-suka aku lah, aku maunya sama kamu. Aku kan kangen sama kamu." Ucap nya.

"Giliran begini aja, nempel-nempel, giliran lagi main aja, udah kayak apaan tau." Sindir ku.

"Itu beda, beda cerita, beda Thehun juga, ini Thehun yang manja thama Irene gapapa, kalau itu Thehun dominan yang ga manja thama Irene, jadi yang boleh manja thama Irene juga Thehun yang ini doank." Katanya dengan nada cadel yang di buat-buat agar terdengar seperti anak kecil.

"Iya deh, sekarang udah selesai makan, aku balik kerja dulu, kamu kalau mau di sini jangan gangguin aku," Ucap ku. Dia menarik kursi lain dan duduk di sebelah ku sambil memeluk ku doank. "Gini ga apa-apa ya Rene?" Tanya Sehun.

Dia pasti sudah tau jawabanku. Tapi dia mungkin tidak mau mendengarkannya juga. Percuma kalau aku larang. Namanya juga Sehun.

Aku berusaha sebisa mungkin tidak menghiraukannya agar aku bisa kembali fokus bekerja. Ini harus segera selesai kalau tidak mau besok bertambah banyak.

[Irene POV END]

TBC

You're Mine [ 2 ] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang