Part 8 - We're Fine

2.4K 61 16
                                    

Irene membaca semuanya dengan sangat teliti sedang kan Sehun hanya menunggu sambil memeluk Irene di sebelah nya.

"Kamu sudah selesai membacanya?" Tanya Sehun ketika Irene menghela nafas lalu mengalihkan pandangan nya dari laptop itu.

"Ya," Gumam Irene pelan.

"Jadi, apa ada yang ingin kamu ubah? Kita bisa membicarakannya di sini." Ucap Sehun

Irene menutup kembali laptop nya dan melempar itu ke sofa di sebelah nya. "Apa itu benar-benar perlu? Kita akan menikah Sehun, apa kamu tidak menganggap ku serius?" Tanya Irene.

Sehun menggeleng. "Tidak, aku tahu kamu menganggap hubungan kita serius, begitu juga dengan aku, hanya saja ini untuk memisahkan saat kita melakukan ini dengan saat kita menjalin hubungan suami istri biasa." ucap Sehun.

Irene menghela nafas nya dengan kasar, "Apa itu akan memberi mu kepuasan?" Tanya Irene.

"Apa?"

"Itu semua, Aku pikir kamu seperti ingin menjadi kan ku budak seks mu dari pada istri mu, kamu terlihat lebih senang kita membahas hal seperti ini dari pada membahas tentang pernikahan kita." Ucap Irene.

"Tidak, itu tidak benar. Aku akan senang melakukan keduanya."

Irene menatap Sehun. "Aku tidak melihat begitu, kamu seperti sudah sangat berharap sejak kemarin malam."

"Lalu? Kamu ingin kita melupakan kontrak ini dan kembali ke awal?" Tanya Sehun. Irene tidak menjawab nya langsung.

"Jika kamu ragu seperti itu, lebih baik kita tidak perlu melakukannya lagi." Ucap Sehun. Sehun mengambil laptop Irene dan menghapus satu dokumen itu.

"Ini, sudah selesai, kamu tidak perlu memikirkannya lagi, anggap saja tidak terjadi apa pun, dan untuk kemarin malam, maaf jika itu membuat mu kurang nyaman, sekarang Aku akan mengeluarkan baju dari mesin cuci, mandi lah dulu." Ucap Sehun.

Sehun bangun dari sofa setelah mengatakan itu semua. Sehun sudah bilang sejak awal. Jika Irene tidak mau melakukannya tinggal katakan saja. Sehun tidak akan memaksa jika Irene tidak menginginkannya. Dia tidak seegois itu.

"Apa kita akan baik-baik saja setelah ini?" Irene baru membuka mulut nya lagi sekarang, saat Sehun sudah bangun dari sofa.

"Tentu saja, kita bukan remaja lagi Irene," Ucap Sehun sebelum melangkah kan kaki nya keluar dari ruang tamu.

"Tapi aku tidak merasa kita baik-baik saja sejak pagi." Gumam Irene pada diri nya sendiri.

Irene bangun untuk mandi sedangkan Sehun membereskan cucian nya. Walaupun biasanya itu adalah pekerjaan Irene, sesekali Sehun memang suka membantu Irene. Dia juga tahu kalau pekerjaan Irene tidak lah sedikit, dia harus mengurus Sehun, mengurus rumah dan mengurus perusahaan nya. Sedangkan Sehun hanya mengurus perusahaan nya dan memberikan Irene uang bulanan.

Jika di tanya uang siapa yang lebih banyak, jawaban nya tetap Sehun. Irene benar-benar hanya mengurus satu perusahaan nya saja. Sedangkan Sehun, dia memiliki banyak saham di mana-mana, dia juga membeli banyak rumah di luar kota maupun luar negeri. Sehun bilang, dia melakukan nya hanya sebagai investasi dan juga bersenang-senang.

Irene sudah selesai mandi dan dia keluar kamar nya. Ini baru jam 9 pagi. Irene pikir lebih baik sekarang diri nya menggantikan Sehun yang sedang menunggu cucian.

"Hei."

Irene memanggil Sehun pelan. Sehun menengok ke arah Irene.

"Kemarilah," Ucap Sehun. Irene mendekat dengan perasaan yang tidak jelas.

You're Mine [ 2 ] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang