Part 44 - Dokter Wendy

885 35 3
                                    

Sejak pagi ini, Sehun benar-benar di buat pusing oleh Irene. Itu karena sejak jam 3 pagi, Irene terus saja muntah-muntah. Padalah malamnya Irene tidak makan banyak. Sehun sudah sangat yakin sekarang Irene sedang berusaha muntah lagi padalah perutnya sudah tidak ada isi sama sekali.

"Irene, ayo kita ke dokter, memang nya kamu ga cape muntah terus dari subuh? Ayo aku anterin sebentar."

Sehun sekarang masih berada di kamar mandi menemani Irene yang masih muntah-muntah. Dia benar-benar khawatir dan takut terjadi sesuatu pada Irene. Kalaupun dia mulai hamil, memang nya muntah-muntahnya separah ini?

Sehun memang sudah mencari tahu gejala awal seseorang hamil. Tapi Sehun tidak yakin kalau muntah-muntahnya separah ini.

"Ga usah Sehun, ambilin aku obat maag aja." balasnya sambil mendorong Sehun sedikit menjauh darinya. Dia sudah siap-siap mau muntah lagi.

"ENGGAK MAU IRENE!! Kamu belum tentu sakit maag, udah ayo kita ke rumah sakit bentar. Kenapa sih kamu susah banget di bawa ke rumah sakit?"

Sehun kesal sejak pagi Irene menyuruhnya mengambil obat maag. Padalah Sehun sangat yakin Irene tidak sakit maag. Orang makanan nya selalu di awasi oleh Sehun. Termasuk menu makanannya dan juga waktu makannya. Irene tidak boleh sembarangan makan tanpa seizin Sehun.

Irene berjongkok memeluk lutut nya sendiri di bawah wastafel. Sehun mengusap seluruh wajahnya dan menjambak rambutnya sendiri.

"Yang benar saja Irene, kamu ingin aku seharian melihat mu lemas seperti itu?"

Irene hanya menatap ke lantai. Tidak ada lagi tenaga untuk berdebat dengan Sehun.

Sehun sadar Irene sudah lemas, keputusan di kepala Sehun sudah bulat.

Dia mengangkat tubuh Irene dan menggendongnya masuk ke dalam mobil. "Sehun, tida--"

"DIAM SAJA IRENE!!! JANGAN MEMBUAT KU SEMAKIN MARAH!!" Bentak Sehun. Irene menatap Sehun. Ini pertama kalinya Irene di bentak seperti itu oleh Sehun di saat dia sedang sakit.

"Maaf, aku membentakmu. Aku terlalu khawatir. Aku tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk pada mu. Jika hanya sedikit demam atau hanya muntah 1 sampai 2 kali, aku tidak masalah, tapi kamu sudah muntah-mutah selama 5 jam, apa kamu tidak lelah? Wajahmu juga udah sangat pucat. Kita akan ke dokter dulu. Kalau dia bilang kamu baik-baik saja, aku akan membiarkan mu bekerja hari ini. Setuju?" Tanya Sehun.

Irene hanya mengangguk saja. Sehun memasangkan sabuk pengaman Irene dan menjalankan mobilnya keluar dari rumah mewahnya itu.

Selama di dalam mobil, tidak ada yang membuka suara. Sehun hanya fokus dengan jalan dan Irene berusaha sebisa mungkin untuk tidak muntah di dalam mobil Sehun.

*****

"Sehun, kita di mana?" Tanya Irene.

"Rumah sahabat mu," Jawab Sehun.

Irene hanya kebingungan. "Rumah ChanYeol dan Wendy, kamu ga pernah ke sini juga kan? Aku tahu kamu ga bakal mau di bawa ke rumah sakit, jadi aku bawa kamu ke Wendy aja. Masih ga mau ketemu dokter nya?" Tanya Sehun.

Irene tiba-tiba tersenyum dan memeluk Sehun. "Mau ketemu dokternya." Jawab Irene senang.

Sehun ikut senang kalau Irene sudah bisa tersenyum.

"Ayo turun dan masuk ke dalam, aku sudah menelepon Wendy agar tidak pergi dulu." Ucap Sehun. Irene mengangguk. Sehun membantu melepas sambuk pengaman Irene dan membantu nya masuk ke rumah Wendy dan ChanYeol.

"TIANG!!!" Teriak Sehun.

"WOI!! MASUK RUMAH ORANG TUH KETOK DULU!!!" balas ChanYeol dari atas. Sehun hanya terkekeh.

You're Mine [ 2 ] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang