Part 21 - Precious Memories

1K 40 20
                                    

Sekarang, Irene sudah selesai makan dan Sehun sudah selesai mandi. Kedua nya sudah bersih dan tidak kelaparan lagi sekarang. Walaupun Sehun masih merasakan lapar di perutnya, tapi setidaknya tidak separah tadi pagi.

"Sudah siap?" Tanya Sehun. Irene mengangguk, Sehun melirik ke arah Irene. Irene terlihat seperti masih tidak mau meninggalkan rumah itu.

"Kita akan ke sini lagi nanti, kamu bisa meminta nya jika kamu sedang ingin kembali ke sini." Ucap Sehun.

"Tidak, aku ingin rumah ini kita tinggali nanti, setelah kita menikah." Balas Irene.

"Memang itulah tujuan awal ku," Ucap Sehun lagi. Irene mengangguk dan ikut masuk ke dalam mobil.

"Ayo jalan."

Sehun menginjak pedal gas nya. "Terima kasih sudah memberiku segala nya, walaupun kita belum resmi menikah." Ucap Irene.

"Aku lah yang berterima kasih kepada mu, kamu mau menerima ku, walau dengan apa yang sudah pernah aku lakukan kepada mu, aku pikir kamu tidak akan bisa memaafkan diri ku, aku sendiri saja masih belum memaafkan diri ku sendiri. Aku terlalu kejam pada mu dulu." Ucap Sehun.

"Ayo jangan kita bahas lagi, itu sudah terjadi." Irene tidak ingin Sehun kembali menyalahkan diri nya sendiri. Itu juga membuat Irene merasa bersalah nanti nya.

Sehun mengatar Irene hingga tepat di depan pintu utama kantor Irene. "Tunggu saja di basement, aku akan ke sana setelah selesai." Ucap Irene. Sehun mengangguk.

Setelah Irene keluar, Sehun menaruh mobil nya di basement dan menunggu Irene di sana. Basement kantor Irene sangat sepi, tidak seperti kantor nya. Mungkin karena banyakan yang bekerja di perusahaan Irene adalah perempuan dan sedangkan di kantor Sehun kebanyakan laki-laki.

Alasan kantor Irene lebih banyak perempuan karena Irene biasanya membuat aplikasi yang menyimpan data-data pengguna nya, sedangkan Sehun, biasanya membuat game, atau hanya sekedar aplikasi ponsel dan pc, tidak menyimpan begitu banyak data. Jadi yang menyimpan banyak data biasanya perempuan lebih teliti terhadap error atau masalah yang muncul sedangkan untuk game dan aplikasinya, biasanya laki-laki lebih memiliki ide untuk itu.

Sehun meliat Irene keluar dari lift itu. Irene masuk ke dalam mobil.

"Jadi kita mau ke mana? Sebaiknya ke tempat yang bagus, aku sudah membayar mahal untuk membolos bersama mu." Ucap Irene.

Sehun tersenyum dan mengangguk. "Kita hanya bersantai, tidak ke tempat yang sangat spesial, hanya saja, tempat itu menyimpan memori bagus tentang kita." Balas Sehun. Irene tersenyum, pikirannya sudah tertuju ke satu tempat.

Sehun menjalankan mobil nya keluar dari kantor Irene. Irene mengenali jalan ini. "Aku pernah mendengar sebuah cerita, seorang perempuan yang bermain ice skating dengan anak pemilik sekolah yang nakal." Ucap Irene.

Sehun terkekeh, "Anak itu adalah aku, dan perempuan itu adalah kamu." Sahut Sehun dengan cepat.

"Tentu saja Itu benar." Balas Irene.

"Jadi kita akan ke sana?" Tanya Irene. Sehun berpura-pura tidak tahu.

"Jangan begitu, aku ingat jalan ini, sebentar lagi kita akan melewati Sekolah kita kan," Ucap Irene.

"Baiklah aku menyerah, iya kita akan bermain ice skating lagi, tapi kali ini, ada lain kejutan untuk mu." Ucap Sehun.

"Katakan saja apa kejutannya." Ucap Irene kesal. Sebenarnya dia bukan kesal karena Sehun membuat banyak kejutan untuk Irene, tapi karena hampir semua kejutan Sehun untuk Irene selalu bagus. Sedangkan Irene sendiri tidak pernah berhasil membuat kejutan untuk Sehun.

You're Mine [ 2 ] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang