"Halo, Irene, apa kamu sudah menemukan sesuatu di sana?" Tanya Sehun melalui telepon nya.
"Belum, mereka masih bekerja, mereka sangat lambat." Jawab Irene.
"Aku sudah menemukan banyak hal di sini, apa kamu ingin melihat nya di rumah atau aku bisa mengirimkannya sekarang?" Tanya Sehun.
"Tolong kirimkan saja ke Email ku aku aka-."
"Di sini ada 200 file yang akan aku kirim, tidak bisa melalui email." Sehun memotong ucapan Irene.
"Ha? 200? Apa saja? Memang nya sebanyak itu?" Irene terus menghujani Sehun dengan banyak pertanyaan.
"Pelan-pelan Irene, ya semua data ini berkaitan, aku menangkap orang lain, dia tertangkap saat keluar dari ruangan sistem dengan sebuah USB, dan saat aku buka, ada 200 file yang dia sembunyikan dalam satu USB." Sehun menjelaskannya.
"Dia pasti bukan sembarangan orang." Balas Irene.
"Ya, memang bukan, mereka tidak akan seahli ini." Sambung Sehun.
"Ya memang, Aku di sini baru saja mendapat kiriman, data Brigita, aneh nya data itu sangat lengkap," Ucap Irene.
"Lengkap? Selengkap apa?" Tanya Sehun.
"Maksud ku nama, umur, tempat tanggal lahir, pekerjaan, jabatan, pengalaman, pekerjaan sebelum nya, pendidikan, semua lengkap hingga foto."
"Tapi dia yang keluar terakhir kan? Lebih baik kamu cek CCTV, siapa tahu dia ada mengambil sesuatu sebelum kejadian ini."
"CCTV di sana tidak berfungsi, aku sudah melihat nya tadi, seperti kejadian ini memang sudah di rencanakan."
"Sudah pasti, ini tidak mungkin ketidaksengajaan."
"Kepala ku sakit memikirkannya." Gumam Irene.
"Shhh... Irene, istirahat lah kalau kamu lelah, jangan membuat diri mu sakit hanya karena ini, aku berjanji setelah kita menyelesaikan ini, aku akan membawa mu jalan-jalan. Kamu tidak perlu memikirkan pekerjaan mu, tugas-tugas mu, aku akan membawa kita jalan-jalan, seperti saat SMA dulu." Ucap Sehun.
Irene tersenyum ketika mendengarnya, lagi-lagi saat-saat Irene dengan Sehun di SMA itu kembali muncul di kepala nya.
"Maksud mu saat kita bermain ice skating di mall?" Tanya Irene.
"Bukan, tapi saat kamu menangis karena ku akan pergi kuliah." jawab Sehun.
"Ish.. Kamu menyebalkan, ya sudah aku tutup teleponnya."
"Hei Irene, Jangan, adu, aku hanya bercanda." Seketika Sehun panik karena takut Irene malah marah kepada nya.
"Tidak aku juga hanya bercanda, tidak perlu menunggu ini selesai, ayo kita jalan-jalan setelah ini, tidak perlu langsung pulang." Ucap Irene.
"Kamu yakin? Aku tidak ingin kamu kelelahan Irene." Ucap Sehun.
"Ya aku yakin, lagi pula jika aku lelah, kan kamu masih kuat menggendong ku hingga ke apartemen." Ucap Irene dengan sangat enteng. Sehun menghembuskan nafasnya. Untung saja Sehun sayang dengan Irene, jika tidak sudah Sehun bejek-bejek kali. Seenak nya bilang begitu. Gendong kan juga butuh tenaga.
"Kenapa kamu diam? Apa kamu tidak mau? Jika kamu tidak mau jalan-jalan ya sudah, kita pulang saja langsung setelah ini." Ucap Irene. Sehun sudah mengenal Irene dengan sangat baik. Itu adalah nada bicara Irene yang sedang menahan kesal nya, tapi sebenarnya Irene mau, dan jika tidak di turuti, Irene akan segera ngambek dan tidak mau berbicara dengan Sehun lagi.
Jangan tanya dari mana Sehun mengetahui nya, ini sudah sering terjadi kepada nya. "Tidak Irene, ayo kita jalan-jalan, kamu mau ke mana?" Tanya Sehun.
"Aku rasa lebih baik kita bekerja dulu, setelah ini kita bisa bahas di mobil," Irene melihat ke arah ponsel nya, sudah 20 menit Irene berbicara dengan Sehun. Dia tidak merasa selama itu.
"Baiklah, semoga berhasil Irene, Aku mencintai mu."
"Aku juga mencintai mu Sehun." Balas Irene sebelum menutup telepon nya dan kembali bekerja.
****
"Selamat Sore nona, ada perjalanan yang sedang menanti anda." Sapa Sehun.
Irene tersenyum mendapati Sehun yang sudah berdiri di sebelah mobil nya menunggu Irene. Ini adalah pemandangan kesukaan Irene saat bertemu Sehun.
"Selamat sore sir." Irene sengaja menggoda Sehun. Sehun membasahi bibir nya saat mendengar itu dari Irene.
"Ayo cepat masuk, nanti keburu malam." Ucap Sehun sebelum masuk ke dalam mobil. Irene masuk ke dalam mobil seperti yang Sehun katakan.
"Sir, where are we going now?" Tanya Irene dengan nada sensual.
Sehun menggeleng kan kepala nya lalu menatap Irene. "Berhenti menggoda ku, kamu tidak mau melakukannya jangan memancing ku." Ucap Sehun, tapi walaupun begitu, Sehun tidak bisa menyembunyikan senyuman dari wajah nya itu. Jujur saja, Sehun senang mendengar nya walaupun dia tahu itu tidak akan pernah terjadi.
Irene melihat Sehun tersenyum, "Apa kamu begitu menginginkannya?" Tanya Irene.
Sehun menggeleng. "Aku tidak akan melakukannya jika kamu pun terpaksa." Jawab Sehun dengan sangat yakin.
"Aku akan mempertimbangkannya, aku mungkin bisa menerima nya juga, secara perlahan." Tutur Irene. Sehun menatap nya tidak percaya.
"Jangan memaksakan diri mu, tidak semua orang bisa menerima nya, aku tidak tahu apa kamu bisa menerima nya, jadi jangan memasakan nya jika kamu tidak menyukai nya," Ucap Sehun.
"Ya, aku mengerti, tapi sejauh ini, aku menyukai apa yang kamu lakukan pada ku semalam, dan tadi pagi." Irene mengingat Sehun.
"Itu hanya permulaan, jika kita membahas kontrak itu, kamu akan melihat jauh lebih dalam dari itu semua, aku sarankan kamu lupakan saja, aku akan baik-baik saja, aku masih bisa hidup tanpa itu, tapi aku tidak akan bisa hidup tenang jika aku melukai mu dengan sangat buruk." Ucap Sehun.
"Ya tapi aku percaya kalau kamu tidak akan melukai ku lagi, jika pun benar, bukankah selama ini kamu memang sudah melakukannya kepada ku?" Tanya Irene.
"Jangan marah, tapi dulu aku senang menyiksa mu, aku pikir kamu memang memiliki jiwa submissive dan lama-kelamaan kamu akan tunduk dengan ku, aku pikir aku bisa memanfaatkan mu untuk kepentingan diri ku sendiri, tapi semua nya malah terbaik. Sekarang kamu lah yang mengontrol diri ku," Sehun menjelaskannya kepada Irene apa yang ada di dalam kepala nya.
"Apa aku bisa tahu kenapa kamu bisa masuk ke dunia seperti itu? Aku rasa keluarga mu baik-baik saja, mereka sepertinya merawat mu dengan sangat lembut." Tanya Irene. Tapi memang selama ini, Irene selalu melihat kedua orang tua Sehun sangat sayang kepada nya, seharusnya Sehun menjadi anak yang baik, tetapi pada kenyataan nya, Sehun adalah anak yang kasar, dan sangat nakal.
"Aku belum siap menceritakan itu kepada siapa pun, tapi aku berjanji, aku akan memberitahu mu saat aku siap." Jawab Sehun.
"Baiklah, aku mengerti," Irene tetap tersenyum walaupun itu bukanlah jawaban yang dia inginkan, tapi setidaknya Irene tahu apa alasan Sehun terus mem-bully nya dan menyakiti nya waktu SMA karena Sehun hanya berpikir kalau Irene bisa memberinya kesenangan dengan melakukan itu semua, bukan karena Sehun membenci Irene dan ingin melenyapkan Irene di sekolah itu.
"Tapi kamu mau tahu sesuatu Irene?" Tanya Sehun. Irene menatap Sehun. "Tahu apa?" Irene bertanya balik.
"Akhir dari buku diari ku," Jawab Sehun.
Irene menggeleng dan tertawa. "Maaf, tapi aku sudah membakar buku itu sejak lama." Sahut Irene. Sehun melotot ke arah Irene.
"Kamu membakar nya?" Tanya Sehun sekali lagi.
"Hmm..hmm." Jawab Irene sambil mengangguk dengan senyuman.
"Ya Tuhan, Bae Irene, itu adalah buku harian ku selama 3 tahun terakhir, kenapa kamu membakarnya, semua kenangan ku dengan -" Sehun berhenti berbicara saat tidak sengaja mata nya melirik ke arah Irene, dan Irene terlihat tidak senang dengan itu.
"Maaf, tidak apa-apa, itu sudah berlalu." Ucap Sehun dengan susah payah.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
You're Mine [ 2 ] ✔️
Fanfic[COMPLETE] R21+ Sequel dari Ff Reverse!!! Irene dan Sehun bertemu kembali setelah berpisah selama 5 tahun, dalam situasi yang sangat baik, tapi perlahan irene melihat dunia Sehun yang berbeda dari dunia nya. "Aku telah menemukan alasan kamu melakuk...